Kamis, 28 Februari 2013

Cermin …

laughingsquid.com



(Catatan Indrayana)

Seperti kita tahu, beragam permasalahan yang mendera di kehidupan kita seperti seakan lumrah bagi tatanan garis takdir setiap umat manusia. Setiap yang kita lakukan, setiap yang kita jalani, lebih tidaknya pasti menimbulkan sepercik akibat bagi orang disekitar kita. Baik buruk perlakuan, tindakan maupun perkataan, begitu terasa melengkapi emosi jiwa yang tidak akan menjadi kamuflase seseorang dalam menjalankan kehidupannya.

Tak ubahnya Pemimpin. Setinggi apapun mereka, sekuasa apapun kepemimpinannya, sepintar apapun kecerdasannya, mereka tetaplah manusia. Semua umat berakal yang menjalani kehidupan yang sementara ini adalah manusia. Ma yang berarti makhluk. Nusia, yang diunduh dari kata “Amnesia” yang berarti lupa. Manusia adalah tempat salah dan lupa. Tidak ada manusia yang penuh dengan kebenaran dan Manusia tidak ada yang sempurna.

Lalu pernahkah kita bercermin pada diri kita sendiri? Diri sendiri menggambarkan betapa kita penuh dengan ‘lumuran’ kesalahan yang pernah kita perbuat, baik untuk diri sendiri maupun orang lain, sengaja maupun tidak disengaja. Bila kita menilik jauh kebelakang kita akan diingatkan pada memori dimana kita diingatkan oleh kenangan-kenangan terindah dan terburuk dimasa lalu. Ingatan masa-masa itu seakan membesit pertanyaan yang tak akan pernah terjawab. Bisakah kita mengulang waktu tersebut untuk membenahi segala kesalahan yang telah kita perbuat?

Ya, benar. Waktu tidak akan pernah kembali. Oleh karena itu tidak ada salahnya jika kita mencoba untuk memulai mencanangkan perencanaan di kemudian hari. Namun, perencanaan bukanlah apa-apa jika tidak dibarengi dengan aksi nyata dari pribadi kita.

Bagi kebanyakan orang, menjadi pribadi yang membanggakan dikemudian hari merupakan suatu ratapan utama dalam perencanaan menuju pergerakan masa depan. Tentunya membanggakan bagi diri sendiri dan orang lain. Oleh karena itu, lakukanlah aksi dimana aksi itu dapat menjadikan kita pantas untuk dibanggakan. Lakukanlah hal-hal yang positif, jalinlah hubungan erat dengan kerabat terdekat, berdo’a dan berusaha, cobalah untuk gagal, dan yang tak kalah penting.. jangan terus meratapi kegagalan masa lalu. Ingatlah kegagalan adalah jembatan menuju keberhasilan, karena setiap kegagalan pasti mengandung hikmah yang dapat kita petik. Dan kegagalan Masa lalu adalah sebuah pembelajaran yang tidak perlu untuk kita ingat lagi, apalagi kita ulangi.

Seperti petikan kata-kata mutiara dari Mario Teguh berikut ini, “Orang-orang yang berhenti belajar akan menjadi pemilik masa lalu. Namun orang-orang yang masih terus belajar, akan menjadi pemilik masa depan”. Jadi mulailah belajar untuk memahami situasi dan kondisi sekitar kita agar kita tidak lagi salah dalam mengambil perencanaan dan keputusan. Hentikanlah rasa bersalahmu di masa lalu karena semakin kita ingat masa lalu semakin itu akan menghambat aksi kita.



Kita tidak mungkn terus diam oleh keadaan yang tidak dapat merubah kita. Ora Et Labora, bahasa Jawa yang mengandung arti belajar sambil berdo’a ini memiliki filosofi yang cukup luas untuk kita terapkan. Jika hanya berdoa saja itu tidak akan mengubah keadaan. Begitupun jika dengan bekerja saja, tanpa berdoa, tidak ada semangat yang menjiwai kerja. Ibaratnya masakan nasi goreng. Jika hanya tahu resepnya tetapi tidak dikerjakan, maka nasi goreng itu tidak akan jadi. Begitu juga, jika kita tetap memasak tapi tidak didasari dengan pengetahuan resepnya, maka hasil jadi dan rasa nasi goreng itu tentu akan dipertanyakan.

Jika belum berani untuk mengambil langkah untuk perubahan, rencanakanlah perencanaan terlebih dalulu dengan perlahan dimulai dari sekarang. Jangan lupa, lakukan semua itu dengan aksi, dan sekali lagi.. jangan takut untuk gagal. Kita hanyalah makhluk yang selalu ingin belajar dari berbagai kehidupan sosial, maka dari itu jangan risau oleh kegagalanmu karena pengalaman adalah guru terbaikmu. Canangkan perencanaanmu, maka jadilah pemilik masa depan dengan genggaman tanganmu!!!



Teman-teman, ini adalah posting repost dari satu tahun yang lalu...
Semoga bangkit kembali semangat teman-teman dalam menjalani hidup yah...
Okey... :)



#This post is revised from the post from 13th February 2013.

Jumat, 22 Februari 2013

Tentang Vania Larissa …

www.tabloidbintang.com



(Catatan Indrayana)


Holla Fellas… Assalammu’alaikum wrwb. Aku kembali dengan posting yang sederhana nih teman-teman. Setelah beberapa hari ini aku kembali akan menggiatkan dan menggalakkan kembali (waduh serem amat bahasanye :D) kegiatan BW dan posting di blog yang juga sederhana ini. Hehehehe… Mohon dukungannya yaa teman-teman…


Mungkin lagu ini sudah tidak asing lagi di kalian tetapi perlu diketahui aku sangat menyukai lagu ini. Lagu ini sudah dari tahun 2011 dan dibawakan oleh penyanyi wanita yang hingga kini sukses banget mendulang prestasi di sana-sini. Siapakah penyanyi itu? Yap. Dia adalah Vania Larissa.


Sebelum ke lagu favoritku itu, aku mau deskrip sedikit tentang si penyanyi imut ini dulu yah.


Vania Larissa. Lahir di Pontianak pada 18 November 1995 (wuihh… lima tahun lebih muda dari aku hahaha :D). Ia adalah seorang pemenang dari ajang pencarian bakat Indonesia’s Got Talent yang dulu pernah ditayangkan di Indosiar. Mulai berkarir di belantika musik Indonesia sejak tahun 2010 dan hingga saat ini sudah 2 album dan 1 single yang pernah ia keluaran. Salah satunya, adalah single pop-nya yang berjudul “Rahasia”.

Dan, yang tak kusangka-sangka adalah, gadis cantik asal Kalimantan Barat ini adalah juga seorang Pemenang Miss Indonesia 2013 !!!! Waahhh…… selamat yaa mbak Vaniaaa. Beneran kan… ia udah membawa dua prestasi dalam 3 tahun terakhir, yang pertama di Indonesia Got Talent dan sekarang ini ia menyandang status sebagai Miss Indonesia 2013. Selanjutnya, prestasi susulan ia akan mewakili kompetisi di Miss World 2013 yang akan dihelat di Jakarta dan Bali. Siiplaahh…. Ganbatte Kudasai, Vania :)


Dan inilah lagu Vania Larissa yang sangat aku suka. Rahasia…



Vania Larissa – Rahasia


Aku mencintaimu … Walau aku tak beritahumu
Dari semenjak dulu
Cinta itu telah lama lahir

Sajak dan bait … begitu mengalir
Tuntun penaku … menulis tentangmu

Ini rahasia … semakin tak kuat
Aku menyimpannya terlebih ada kamu
Rahasia terdalam di hatiku
Yang kan aku bilang bila tiba waktunya



Senin, 18 Februari 2013

Kesalahan Terbesar … (Part 1) : Negara Islam Indonesia

http://aryasupang.files.wordpress.com



(Catatan Indrayana)

Assalammu’alaikum wr. Wb.

Pasti banyak yang bertanya-tanya yaa kenapa hampir seluruh komentarku di blog teman-teman terselip kalimat "maaf" di akhir kolom komen semuanya?? Hehehe.... Iyaa betul. Aku mau minta maaf sebelumnya buat temen-temen blogger yang udah lama banget gak aku kunjungin blognya dan komen karena kesibukan disini yang aku gak mengira akan harus membengkalai kegiatan blogwalking yang sangat aku cintai ini. Pokoke minta maaf banget dari aku yang sedalam-dalamnya....
Lain kapan aku share-share deeh kenapa aku bisa dengan lamanya ninggalin dunia blog ini. Huhuhuu :'(


Alkhamdulillah … akhirnya bisa kembali berada disini untuk menuliskan posting lagi setelah lagi-lagi hampir seminggu terbengkalai. Huffh… huffhh… Kali ini, aku igin cerita mengenai kisah nyata dari hidupku yang sudah pernah aku janjikan kepada Mas Rawins beberapa saat lalu ketika ia pernah memposting tentang seorang pejuang reformasi keislaman, yakni Sekar Madji Marijan Kartosoewiryo. Hmm.. ada apakah gerangan??

Ok. Mari kita berhenti berspekulasi terlebih dahulu. Intermezzo kali ini adalah, mohon maaf kepada sahabat blogger yang belum sempat aku BW selama hari ini yaa… Maaf, maaf bangeettt….. Kondisi fisik yang kurang baik ditambah dengan manajemen waktu yang kurang teratur menyebabkan kegiatan blogging jadi agak terganggu. Maaf… sekali lagi maaffff bangeeetttt. Hehehe… Mungkin aku akan cerita mengapa aku bisa jadi sesibuk ini dalam posting selanjutnya yah…


Yap. Back to the topik…


Baru ini kali aku rasanya ketir-ketar dalam menjalankan hidup yang menurutku kurang sesuai porsi kenyamanannya. Mau dibilang enak memilih posisi ini, takut dibilang salah. Eh giliran mau memilih posisi lain, takut disangka pengikut pemikiran orang. Begitupun juga dengan topik yang akan kita diskusikan ini. Entahlah aku tidak mau mengecap apakah yang pernah kutempuh ini salah atau benar, tetapi yang pasti ini semua sudah terjadi dan aku tidak bisa mengulang waktu yang sama hanya karena aku ingin mengembalikan sejarah hidupku menjadi normal seperti biasa, karena langkah yang pernah kutempuh ini pernah membuat hancur berantakan keharmonisan dalam keluargaku.


Ehh.. Kok begitu???


Yap. Negara Islam Indonesia. Aku terinspirasi dari posting yang pernah diangkat oleh Mas Rawins dalam judul “Kartosoewiryo” nya beberapa saat lalu. Sekaligus teringat masa yang pernah kualami akibat dari negara besutan beliau tersebut, aku ingin sharing kepada sahabat blogger semua agar kita bisa memilih sendiri, dan menilai sendiri yang manakah yang harus kita sikapi dan yang mana pula harus kita jauhi. Tetapi kalau bisa, jauhilah langkah yang satu ini.


Pendiri Negara Islam Indonesia, atau selanjutnya kita sebut saja NII, menekankan pada visi dan misi menjadikan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) menjadi Negara Islam. Yap. Negara yang total 1000 persen Islam, mulai dari rakyatnya, pemimpinnya, hukumnya, aturannya, hingga sampai ke ujung-ujung hal yang kecil semuanya diislamkan. Dasar mulanya simpel, karena dahulu kala Nabi Muhammad SAW pernah hijrah dari Makkah menuju Madinah, dan beliau membangun kehidupan baru yang lebih baik disana. Atas dasar inspirasi itulah mereka para missionaris NII semakin gencar dalam mengajak masyarakat luas untuk hijrah kependudukan (bukan hijrah = terbang ke luar negeri) dari identitas NKRI menjadi NII.


Cerita bermula dari aku yang dulu pernah ikut training kerja di Bursa Efek Indonesia Berjangka (BBJ), aku berkenalan dengan seorang gadis yang sangat cantik sekali. Yap, dia cantik banget. Hehehe… (Uhuk..  :p). Setelah berkenalan kita, beberapa hari aku dan dia makin akrab saja. Sipplah… Pada saat itu aku mikirnya masih yang simpel-simpel, yakni berteman aja dulu, tar juga tiba waktunya #halaahhh.. apasih :D

Tak lama setelah beberapa hari, ia mengajakku ke sebuah rumah yang terletak di kawasan Balekambang, Condet, Jakarta Timur, tepatnya di Jalan Masjid Al-Mabruk (hanya saja aku lupa nomor rumahnya). Aku diperkenalkan dengan seseorang yang mengaku-ngaku sebagai guru les Bahasa Jepang. Keysia, bukan nama sebenarnya, demikianlah ia kenalkan dirinya kepadaku saat itu. Setelah aku diajak masuk ke dalam rumahnya, setelah sebelumnya aku pernah diajak untuk belajar Bahasa Jepang olehnya. Namun apa teman-teman, bukan pelajaran Bahasa Jepang yang aku peroleh, tetapi diskusi kritis tentang kondisi Indonesia dan bedah Al-Quran. Waduhhh…


Aku paham betul ilmuku dalam membedah Al-Quran bahkan belum ada seperkecilnya, tetapi aku tahu tatanan hidup beragama dan bertoleransi sehari-hari yang aku pegang dalam sebuah keyakinan yang aku teguhkan sendiri, termasuk dalam mengucapkan Selamat Natal kepada umat Kristiani, meyakini hari Valentine sebagai hari kasih sayang yang bukan untuk dirayakan tetapi untuk dirasakan, dan masih banyak lainnya. Sampai” aku harus berbeda pendapat sama Mbak Dini.. Hehe, tetapi yang namanya keyakinan dan pendapat, yaaa….. sudahlah. Toh, ini pendapat saya sendiri.


Tetapi dalam diskusi yang aku hampiri di kediaman Keyshia di Condet itu merelevansikan ketidakseimbangan hidup dengan hukum dan dalil Al-Quran. Semuanyaaaa. Disitu aku tidak disuruh untuk membaca huruf arabnya, tetapi aku disuruh untuk memahami artinya. Karena menurut mereka, bisa baca arabnya tetapi tidak paham betul sama maknanya tak ubahnya seperti orang bule yang berbicara bahasa Indonesia tetapi tidak tahu arti dari kalimat yang ia ucapkan itu.

Kemacetan Jakarta, korupsi, pembunuhan, penculikan, pemerasan, pokoknya semua yang jelek-jelek yang sering terjadi di Indonesia mereka menuding karena hukum yang negara kita pakai saat ini, KUHP, tidak cocok dengan negara kita, tetapi hanya cocok menggunakan hukum Islam alias Al-Quran. Juga, mereka sempat membawa-bawa sedikit isu SARA bahwasanya negara yang memiliki 5 agama dalam satu negara (Islam, Kristen, Katholik, Hindu, Buddha) tak ubahnya seperti Pohon Pinang. Pohon yang dikenal sebagai pohon berbuah heterogen itu diyakini akan mudah sekali jatuh ke bawah tanah. Diidentikkan dengan mereka kondisi Indonesia saat ini yang banyak sekali hutang dari Bank Dunia pasti akan jatuh dan tak terselamatkan lagi.

Memang pada prinsipnya mereka para missionaris NII itu menentang sistem Liberalian yang ada saat ini di negara kita. Tapi ini tidak ada kaitannya dengan Bapak Kebebasan JIL atau Jaringan Islam Liberal dengan pendirinya Mister Ullil Abshar Abdalla. Sama sekali tidak ada, hanya para missionaris NII ini menginginkan negara kita Indonesia negara yang tidak hanya mendepak jauh-jauh sistem Liberalian ini, tetapi juga menjadikan negara yang berhukum pedoman Al-Quran, dan menjadikan seluruh rakyatnya beragama Islam.


Tapi berbicara tentang menjadikan seluruh rakyat Indonesia beragama Islam, itu tidak akan pernah terjadi. Mau bagaimanapun caranya dan apapun strateginya, mau tidak mau dan suka tidak suka itu urusannya sudah keyakinan. Kita tidak bisa menyimpulkan bahwa agama lain adalah salah karena mereka para penganut agama lain memiiki dasar dan kitab yang mereka yakini sendiri sebagai penuntun hidup hingga akhir zaman nanti.



Nah, kalau sudah begini, masihkah mereka para Missionaris menjalankan tugasnya yang mereka yakini diri mereka sebagai “Pejuang Islam” tersebut????
Lalu bagaimana dengan aku yang sudah pernah terjun ke dalam sana??? Apa saja pengalaman yang aku dapat????
Mengapa aku harus mengklaim langkah aku masuk ke NII adalah langkah yang SANGAT SALAH????




Tunggu kelanjutannya dalam posting “Kesalahan Terbesar … (Part 2) : NII dan Ceritaku” yaa…….

Rabu, 06 Februari 2013

Antara aku dan Kakak kandungku ... (Ukiran kisah lama)

aku yang mana, hayoo...??? hahaha...
(lokasi : Pizza Hut Margonda, Depok, Jabar. Foto : Catatan Indrayana)


(Catatan Indrayana)

Assalammu’alaikum wr.wb. Holla Felaas!!! Apa kabaarrrrr????? Kangen berat rasanya bisa kembali lagi di Catatan Indrayana, setelah satu minggu lebih gak posting apapun. Beneran… rasanya kangeennn bangeettt. Dan pada jam yang berbahagia ini, aku menyempatkan diri untuk posting kembali dan kembali menyapa teman-teman blogger semua disini, dan tentu saja menyempatkan diri untuk BW kembali meskipun waktunya sempit banget.

Sebelumnya aku ingin mohon maaf dulu buat sahabat blogger semua yang sempat terbengkalai BW nya beberapa hari ini dikarenakan aku sangat sibuk di kerjaan (biasalah eksekutip muda.. hahaha #hueek :D). Akan ada buanyaakk yang ingin aku posting nantinya, hanya saja waktu aku memposting inilah yang seringkali menjadi masalah buat aku. Bismillah saja semoga kedepannya aku bisa kembali rutin memposting lagi, lagi, dan lagi.


*intermezzonya udahan doong #zzzzzz*


Hahaha. Ok… back to the topic.

Baru saja selesai pada tiga hari yang lalu, sebuah pesta yang sakral dalam sejarah keluargaku akhirnya terjadi juga. Yap betul. Pernikahan. Siapakah yang menikah? Yap. Dari judulnya saja teman-teman sudah pada tahu. Kakak kandung aku. Benar sekali. Kakak kandung aku baru saja merampungkan pernikahannya dengan mempelai wanita yang dicintainya tiga hari yang lalu. Hmm… rasanya aku dalam hati.. hehehehe ……… ikut bahagia, seneng, dan… pengen #eh. Hahaha :D

Kali ini aku ingin sedikit mengenang masa lalu aku bersama kakakku. Dulu semasa kami kecil, kami begitu dibahagiakan, dimanja, dan dipersenang-senangkan sama kedua orang tua kami. Selain itu, ibu dan ayah kami selalu memperhatikan kami disaat kami pernah nakal, menangis layaknya anak kecil, dan manja nan banyak maunya. Hihihi… Ternyata benar adanya lagu Melly Goeslaw semasa kecil kami berdua begitu dimanja orangtua kami.

Aku (kiri) dan kakak aku (kanan)
saat masih menginjak kelas 6 SD (aku)dan 3 SMP
(Depok, Jabar)
Foto : Catatan Indrayana
Pada awal tahun 1998, kalau gak salah pada saat-saat kerusuhan era Soeharto , aku dan kakakku sering banget yang namanya main-main. Entahlah apa itu permainannya, tapi ketika kami suka yaa kami mainkan saja. Kalau salah satu dari kita berasa gak nge-klop dengan satu permainan, yaa kami gak main atau aku main sendiri dan kakakku entahlah kemana. Hmm…  Tapi yang jelas, satu yang aku ingat adalah ketika aku selalu kompakan bermain apapun dengan kakakku dulu.

Teman-teman masih ingat permainan Nintendo dan Sega? Kalau yang masih ingat aku dan kakakku lah salah satu penggemarnya. Dulu, waktu ayahku membelikan kami sebuah box game Nintendo yang namanya aku sama kakak aku jadi sering banget berantem. Perkara siapa yang duluan dan siapa yang menang aku kerapkali bersitegang dengan kakak aku sendiri. Hehehe… ribut positif sih, cuman saat itu pernah ada yang sampai bikin nyesek ibunda kami karena kami yang selalu saja ribut soal game. Hahaha… Kalau gak salah permainan populer di era minus 2000an adalah Super Mario Bros. Nah, seperti inilah screenshotnya biar teman-teman jadi terkenang sedikit…



www.gamesdbase.com

Sela demi sela, selama aku tinggal di kediaman tercintaku di Depok, Jabar, aku dan kakak aku sering banget mendengarkan lagu-lagu khas klasik dari Dewa 19, Sheila On Seven, Jamrud (dikala vokalis Krisyanto) , Gigi, dan lagu-lagu lawas lainnya seperti Wayang, Shaden, Memes, dan lain-lainnya. Tapi yang paling sering adalah Dewa 19. Kakak aku itu adalah penyuka sejati lagu-lagu dari Dewa 19, sampai-sampai aku dibuat suka olehnya. Lagu-lagu yang buat aku terkenang dimasa itu adalah Kangen, Bayang-Bayang, Rein, Hanya Mimpi, Aku Milikmu, Format Masa Depan, Mahameru, Liberty, Restu Bumi, Kirana, Suara Alam, Selatan Jakarta, dan masih banyak lagi.


Mulai menginjak dewasa, aku dan kakakku seakan semakin merenggang hubungannya dikarenakan mulai mengarah kepada asyiknya pergaulan bersama teman-teman kami. Aku pun juga mulai bergeser perhatianku kepada teman-temanku, begitupun kakakku. Tetapi urusan ikatan darah, tetaplah kami berdua tidak bisa dipisahkan. Ada banyak cerita antara aku dan kakak aku yang tidak bisa aku jabarkan secara rinci disini. Akan sangat panjang ceritanya. Hehehe….


saat kakakku meminta restu kepada orangtua mempelai wanita
Foto : Catatan Indrayana
Kini waktu telah berlalu. Bahkan sampai pada penghujung masa lajang kakakku aku masih suka kepikiran sendiri akan masa lalu aku bersama kakak aku. Sekarang aku tinggallah sendiri, mereka sudah berbahagia dengan perahu hidup mereka. Yap… tinggal aku sendiri yang masih harus berurusan dengan kedua orangtua aku sampai saatnya aku akan menikah nanti. Amiinnn…


Pesta Pernikahan yang digelar pada Minggu (3/2) lalu, mengundang banyak kebahagiaan termasuk pada aku sendiri. Aku pun turut berbahagia, karena orang yang selama ini selalu bersamaku, dari aku bayi hingga sekarang ini ia telah ada yang memiliki. Hmm… sejuk banget. Ingin rasanya segera aku bisa menyusul kakakku disana. Semoga Tuhan merestui saja deh. Amiiinnn…


Saat di Resepsi, menjadi orang makassar sehari :D
Foto Catatan Indrayana

Kini yang aku lakukan sekarang hanyalah berusaha untuk mengumpulkan pundi-pundi kecil demi bekal aku dan calon istriku kelak agar kami berdua tidak kesusahan dalam menjalani hidup. Ohya, sama halnya seperti kakakku, aku dan kakak aku memiliki kisah yang sama. Yap. Sama-sama pernah pacaran dimasa kuliah. Hehehe…. Sampai-sampai ibunda kami bertanya-tanya kepadaku, kenapa kedua anakku kok pada pacaran di umur kuliahan yaa? Hahaha….




Bedanya, kalau kakak aku menjalani fase berpacaran dengan istrinya yang sekarang ini sekitar tiga tahunan, kalau aku dan pacarku insya Allah hingga empat tahun kedepan. Dan nantinya, aku dan pacarku sepakat akan berbahagia bersama jika Allah merestui. Komit sangat diperlukan dari sekarang, agar tidak adalah keraguan diantara kami. Hiks hiks hiks… menagis bahagia banget aku.


Alvionitha, pacarku …
Mari kita sama-sama dan bekerjasama untuk membangun pundi-pundi kecil baik itu cinta maupun kasih sayang untuk kita kedepannya. Semoga kita bisa berbahagia dan bisa menyusul kakak aku yang sudah lebih dulu menikah daripada kita. Hehehe… Semoga saja yaa 4 tahun lagi ...
Cinta kita takkan terpisahkan … Cinta kita akan berbahagia selamanya. Amiinnn…. Insya Allah :)




Dan untuk akhir penutup, aku selaku pemilik blog Catatan Indrayana dan pacarku tercinta Alvionitha ingin mengucapkan …


SEMOGA BERBAHAGIA UNTUK KAKAKKU DAN ISTRI…
JADILAH KELUARGA YANG SAKINAH, MAWADDAH, DAN ROHMAH UNTUK SELAMANYA . . . . . . . . .


Muhammad Y. Sidharta  -  Ridha Rahmatia
(Ata – Tia)
03 Februari 2013, Poris Indah & Hotel Istana Nelayan Ballroom Jatiuwung, Bitung, Tangerang, Banten