Tak tahu harus berkata apa… dan tak tahu harus melakukan
apa. Yang jelas minggu ini adalah minggu yang sangat bermanfaat buat aku.
Kenapa? Karena aku baru saja usai mengikuti acara tahunan Latihan Dasar Pers
Mahasiswa (LDPM) yang diadakan oleh LPM Didaktika Univ. Negeri Jakarta,
Rawamangun Muka, Jakarta Timur, Rabu – Sabtu (4-7 Juli 2012). Banyak hal yang
bisa aku ambil dari berlangsungnya kegiatan ini. Walaupun dari namanya terkesan
seperti workshop biasa, namun segudang manfaat bisa aku petik dari acara ini.
Seperti biasa, tak henti-hentinya aku membeberkan sepatah
kalimat ‘intermezzo’ terlebih dahulu. Hahaha :D. Penutupan rangkaian Indonesian
Idol 2012 malam tadi membawa Regina menjadi ‘The Next Indonesian Idol’ tahun
ini. Expresi itulah yang cukup menggambarkan bagaimana suasana hati aku
sepulang dari penutupan rangkaian acara workshop barusan. Senang dalam hati,
bisa berkenalan dengan banyak teman-teman LPM dari beragam Universitas terkemuka,
juga tentunya … banyak konsentrasi yang bisa aku petik dari cara kerja
jurnalisme di masa depan. Seperti itu, sahabat blogger ^ ^
Baiklah, kawan. Tanpa perlu berlebar-panjang, aku mau share
sedikit nih tentang apa udah aku dapat selama 4 hari seminar Didaktika ini.
Mungkin bisa jadi referensi sahabat blogger semua yaa …
Pra-Hari ke-1
Rabu itu saya pertama kalinya datang menuju kantor pusat LPM
Didaktika UNJ Jakarta, untuk melakukan registrasi. Nah, dari sinlah sensasi
bermula. Saat aku mencoba mengetuk pintu dan melihat tembok dibalik dinding
biru sekretariat Didak, seorang panitia melihatku dan mengajakku masuk.
Pembawaannya santai banget, tidak seperti apa yang aku duga pasti akan
‘cuek-cuek’an layaknya orang baru kenal. Dari sini pula, aku semakin yakin
kalau aku ingin menjajakan seminar ini hingga 4 hari kedepan. Aku sudah mulai
mengenal Yudha, Ferika, Kurnia, Citra, Indah, Binar, Indra (namanya sama
sepertiku, hahaha :D ), Daniel, dan banyak lagi. Bayangkan saja kawan-kawan,
baru pertama kali masuk ke dalam aja, uuhhh….
semuanya…… udah pada berani main ceng-cengan sama aku. Ahahaayyy ……… :D
Hari ke-1
Setelah sempat pada tengah malam itu ban motor aku terjerat
dedurian dan menghabiskan udara didalamnya, sehingga membuat aku harus
mendorong motor lebih jauh lagi keluar dari kampus UNJ. Setelah di cek sama
tukangnya, ternyata bannya harus ganti!!! Wuaduuh… piye iki? But yoo wiss lah.
Ijek sitik duitku… tak mbayar, wis iku, mlaku meneh. Hahahaha (silakan sahabat
blogger cari tahu artinya di kamus terdekat) :D
Okee. Kini di hari pertama workshop LDPM UNJ dimulai. Aku
sekalian ingin share sedikit nih apa yang aku dapet selama di sini. Mungkin
bagi sahabat blogger yang berminat atau ingin mendalami dunia jurnalistik,
sahabat blogger pasti sudah tahu kan teori dasar dari jurnalistik itu apa? Yap
betul. Kebenaran. Nah, kebenaran itu adalah salah satu dari sembilan elemen
jurnalistik yang kudu alias wajib buat sahabat blogger terapkan pas saat
meliput sebuah berita.
Selain itu, delapan elemen yang lain itu adalah loyalitas,
verifititas, disiplinitas, independensitas, penemu forum publik, relevansi,
berita yang komprehensif dan proposional, dan tentu saja… mendengarkan hati
nurani kecil si aku ini. Jika sembilan elemen itu bisa kita penuhi, maka kita
bisa menyebut diri kita sebagai seorang ‘aku berita’. Setuju?
Yang kedua kita perlu tahu sejarah jurnalisme itu berasal
dari mana? Hmm… bicara tentang sejarah, pastinya sih pada zaman dahulu kala
sebelum Indonesia merdeka, para awak manusia saat itu menggunakan media radio
sebagai pengumuman kemerdekaan republik kita ini. Yup, dari zaman yang dulu
banget ada koran yang ditulis tangan, ada koran khusus berbahasa melayu, dan
lain-lain yang unik semua ada di zaman belanda.
Lagi, bicara tentang sejarah jurnalisme pers Indonesia
pernah mengalami masa demokrasi pers yang kelam di era rezim Alm. Soeharto.
Semua media dikekang pemberitaannya. Media yang membangkang tetap menulis sisi
negatif dari pemerintahan beliau saat itu, langsung dibredel oleh petugas. Hrr…
mengerikan bukan? Yap betul. Pers pada zaman itu memang bener-bener dibungkam
oleh perarturan pemerintah.
Hari ke-2
Di hari ke-2 aku disuguhkan banyak ilmu mengenai materi
teknik reportase, menulis berita, dan memahami bahasa jurnalistik. Dalam teknik
reportase itu sendiri, aku sempat dianjurkan untuk tidak malu bertanya mengenal
hal-hal yang seharusnya publik Indonesia tahu. Saat itu, aku pernah bertanya
kepada trainer mengenai tata kriteria dalam berreportase.
“Kak… Benarkah ada tata juklak tersendiri dalam menorehkan
sebuah pertanyaan saat reportase?”
Trainer dalam materi ini ternyata mengerti apa yang
dimaksudkan aku. Yang disebut sebagai ‘membuka kelemahan’ tim Indonesia saat
berlaga di Djarum Indonesia Open saat itu, hanyalah salah mengerti dan
miss-persepsi. Untuk kebutuhan pengetahuan publik Indonesia mengapa tim kita
kerap gagal melawan tandingannya dalam suatu ajang olahraga nasional, hal itu
menjadi sah dan wajib. Sekali lagi, dengan nota ‘untuk pengetahuan publik’.
Dalam hal ini, publik perlu mengetahui mengapa tim Indonesia di awal ronde
mengalami kegagalan. Begitu pula dengan reportase berita yang lainnya. Apabila
ada hal yang tidak kamu mengerti, maka TANYAKANLAH… Karena wartawan itu selalu
menanami sikap ‘skeptisme’ dalam dirinya. Skeptis yang berarti selalu penasaran
dan ingin terus bertanya sampai jawabannya logis dan terpenuhi.
Begitu dalam halnya menulis berita dan memahami bahasa
jurnalistik. Bahasa jurnalistik adalah bahasa yang enak dan hanya dapat
dinikmati oleh orang yang sudah dewasa dan haus akan informasi. Tentu dengan
tidak melewatkan kaidah terpenting 5W dan 1H (Apa, mengapa, siapa, dimana,
kapan dan bagaimana). Jika kedua elemen itu bisa menyatu dalam sebuah tulisan,
maka yakinlah tulisan kita pasti kian diminati banyak orang. Setuju … ?
Selamat belajar jurnalisme kawan-kawan ^ ^
wah... jadi nambah ilmu tentang jurnalisme nih..
BalasHapuskebenaran dalam berita memang sangat penting, dan berita juga harus objektif..
cita2ku jadi wartawan lho... hehe
Hmm .. Sama sepertiku juga Aninda Naima :)
BalasHapusYup kita sama2 belajar dan sama2 berbagi aja ........ ^^
Jadi tahu dan mengerti apa kaitan antara dunia jurnalisme dengan blog
BalasHapusDitunggu ulasan berikutnya ya :)
hehe... iya saling berbagi...
BalasHapusRumah Blog Indonesia : Yup betul ... Dominan gaya bahasa dari blog dan jurnalisme kerap kali berbeda.
BalasHapusPasti ... Tunggu sambungan ceritanya yah :)
Aninda Naima : Salam kenal ya Aninda ^ ^
wuah, lumayan nih, mampir kesini dapet ilmu jurnalistik, soalnya di kotaku jarang banget ada workshop atau seminar tentang jurnalistik, ditunggu lanjutannya ya ind...
BalasHapusAyo kita sharing bersama Ocha ...
HapusBukannya kamu juga tahu sedikit tentang jurnalistik, kan?
Pastinya ... ^ ^
ilmutulas tulis ya :) thanks ya untuk kunjungannya aku mampir balik nih
BalasHapusah Lidya bisa aja ... hehe makasih yaa follow please :)
Hapusmaaf mohon ijin menyimak di artikel ".melangkah atas kesadaran", memfollow blog penuh informasi ini, mudah2 sukses follownya
BalasHapustentu ... terimakasih ya :)
Hapusdulu aku pas SPMB UMB tahun 2008 aku keterima di Sastra inggris UNJ (ealah malah curhat). lah kamu niat banget ya jadi jurnalis... salut deh... :)
BalasHapuswah, kalau begitu bisa bahasa inggris juga dong... Hehe
Hapusajarin aku yaa ^ ^
iya nih niat banget.. moga diijabah oleh Allah. Aminn . . .
WAAHHHHH!! UNJ yaahh di kampus A pasti yaa,.. =)
BalasHapusGia Mahasiswi UNJ-FMIPA tapi di kampus B..
Jangaaann-Jangaaannn.. kita satu seminar yaa
Oktober nanti BEM UNJ mau ngadain seminar jurnalistik lagi.. nanti dateng lagi yaaa *loh sekalian promosi* hehehe
Emm ... Sebenarnya akuu mahasiswa Mercubuana.. Hehehehehe......
BalasHapusWah, bisa jadi tuh.
Ohh boleh boleh ikutan kali yah. Tapi ada kamu juga kan??? Hehehe ^ ^
Emm ... Sebenarnya akuu mahasiswa Mercubuana.. Hehehehehe......
BalasHapusWah, bisa jadi tuh.
Ohh boleh boleh ikutan kali yah. Tapi ada kamu juga kan??? Hehehe ^ ^