Minggu, 10 Juni 2012

Peranan Komunikasi ... (Part 1) : Bentuk Penyelesaian Masalah

Wah, tanpa terasa sudah ada 10 hari saya sedikit 'mencampakkan' dunia per-blogan. Hehehe... Sebenarnya dari kemarin sudah ada bayangan mau menulis apa tetapi bingung mau menuangkan melalui kata-kata apa. Dan sekarang, saya mencoba untuk membuka kembali aksi 'tulis-menulis' tulisan di wadah bebasku ini, Catatan Indrayana. Sebagai tema dari tulisan yang aku tuangkan ini, saya coba mengangkat peranan komunikasi dalam pemecahan masalah. Ya, betul. Karena beragam masalah 'pelik' yang kita hadapi baik itu kecil ataupun besar tidak akan selesai secara tuntas tanpa adanya komunikasi berjalan. Benarkah begitu?

Inspirasi aku kali ini muncul dari seorang sahabat saya yang bernama Manda. Ia adalah teman dekat saya di tempat mengajar Taman Ceria Negeriku yang kebetulan sempat bertatap muka empat mata bersama aku, beberapa jam sebelum tulisan ini aku buat. Pada perbincangan kami itu, Manda menceritakan keluh kesahnya ketika ia tengah dilanda masalah yang berat dan kegalauan berlebih. Aku memperhatikan... dan aku mencoba untuk memberikan secercah motivasi untuknya agar ia bisa menghadapi masalah ini dengan pikiran dingin dan tindakan yang nyata.

"Gue bingung banget In... Apa yang harus musti gue lakuin sekarang???" kesalnya saat Manda mencoba mengeluarkan unek-uneknya kepadaku.

Manda mengutarakan suasana hatinya kepadaku betapa ia sedang dilanda galau besar. Ya. Ternyata ia tengah berkonflik kepada ayahnya mengenai peristiwa yang nggak pernah Manda duga. Pasalnya, ayahnya Manda pernah memarahi Amanda secara berkoar-koar didepan kerumunan orang-orang yang tengah berbelanja. Terang saja hal itu membuat perasaan Amanda sakit dan sedih. Bagaimana mungkin seorang ayah mau berkoar-koar memarahi anaknya didepan khalayak umum? Apakah sangking sebegitu fatalnya kesalahan Amanda sehingga orangtuanya tidak lagi memikirkan perasaan hati karena psikis diri dikuasai oleh emosi sesaat yang merugikan?

Semenjak saat itu, Amanda menjadi pemurung dan tidak banyak memasang rias gembira di raut wajahnya. Setiap malam dan setiap ia berada di kasur tidurnya, Manda mengaku sering mengurung diri dan menangis-nangis mengapa konflik ini bisa terjadi. Aku yang mendengarkan curahan hatinya pun merasa terangsang. Betul sekali. Gadis mungil yang satu ini memang butuh motivasi dari kawan dekatnya, ya dalam hal ini aku. Dan aku coba berikan ia secercah kalimat motivasi, dan sebuah perkataan penyelesaian. "Ndha, hanya satu yang bisa menjadikan masalah kamu dan ayah kamu selesai."

"Berkomunikasilah !!!!"

Hanya dengan berkomunikasi hubungan antara individu satu dengan yang lainnya saling terikat. Tanpa komunikasi, kita tentu tidak bisa mengungkapkan isi hati kita kepada seseorang, karena kita adalah makhluk sosial (makhluk yang saling membantu). Kamu bisa menceritakan apa yang kamu suka dan apa yang kamu tidak suka kepada teman kamu, saudara kamu, atau bahkan ayah ibu kamu. Dengan lapang hati dan perasaan saling memaafkan tanpa dibumbui rasa ego dalam diri, serta dibubuhi kecap komunikasi hasilnya akan terasa manis dan tidak ada lagi perselisihan yang terjadi.

Memang terkadang, ego bisa jadi penghambat seseorang untuk melakukan sesuatu, apalagi meminta maaf. Jangankan meminta maaf, berkata sepatah katapun terkadang kita tidak mau. Aku juga pernah mengalami masalah yang sama seperti Manda, dan ini terjadi kepada aku dan temanku juga, Immanuel. Disaat kami tengah 'sleek' soal postingan di Facebook yang bisa membuat kami saling besar ego, kami sempat vakum berkomunikasi dua minggu lebih. Tapi daripada konflik ini berlanjut dan kesenjangan diantara kami kian membesar, akhirnya aku memberanikan diri untuk berkomunikasi, meminta maaf terlebih dahulu dan akhirnya kami pun berbaikan kembali.

Dari sekian banyak cerita masalah Amanda kepadaku memang cuma satu itu yang paling membuat dia galau. Untuk menenangkan hatinya, aku hibur saja dia dengan kalimat-kalimat motivasiku. Dan anjuran terbaik yang aku berikan kepadanya adalah cobalah untuk berkomunikasi. Peranan komunikasi ternyata cukup andil dalam pemecahan masalah juga, dimana seseorang yang berkonflik butuh yang namanya 'klarifikasi', atau pernyataan yang nantinya akan jadi koreksi bagi si pengkonflik itu.

Cerita Amanda tadi benar-benar bisa dipetik sebuah pelajaran dan inspirasi bagi kita semua. Kita perlu mengutarakan segala sesuatu dengan berkomunikasi. Ketika komunikasi itu terjadi, dalam sebuah masalah apapun mari kita hilangkan sejenak ego dalam diri kita dan memberaikan diri untuk mencoba mendamaikan suasana. Bisa dalam hal meminta maaf atau mengklarifikasi apa yang sudah terjadi. Komunikasi itu perlu, dan harus. Semangat hidup manusia sosial untuk saling membantu dan bekerjasama satu sama lain.

Mulailah rajin berkomunikasi kepada sesama agar tali hubungan kita dan yang lainnya tetap terjaga!!!  ^ ^