Aku dan tim berangkat dari Stasiun
Jakarta Kota pada pukul 17.45 dan tiba di Stasiun Surabaya Turi pada pukul
06.00 lebih waktu setempat. Dalam perjalanan kami, aku turut pula mencicipi
makanan khas yang ada di pedaerahan Bangil, Pasuruan, Jawa Timur, yakni Nasi
Punel Bangil. Setelah sarapan pagi itu langsunglah kami jalan menuju ke atas
Gunung Tengger dan kami tiba pada pukul 12.00 WIB.
Pada hari kedua aku dan tim
mengagendakan untuk naik ke penanjakan Gunung Bromo pada pukul 03.00 pagi.
Udara yang sangat dingin begitu menusuk kulit kami. Kabut tebal seakan
mengurangi optimisme kami mengambil gambar sinar matahari dengan jelas.
Diperparah lagi pengunjung Penanjakan Gn. Bromo yang teramat buanyaakkk makin
menghalangi aku merekam aktivitas terbit matahari dengan jelas. Akankah aku
berhasil memperoleh rekaman terbit sinar matahari dengan kedua kondisi seperti
itu?????
Salam Blogger
…
Sebelum naik
ke wilayah penanjakan yang sesungguhnya, pada tangga-tangga kecil sebelum
puncak banyak sekali jajaan makanan dan souvenir yang ada di sekitar kiri dan
kanan sisiku. Ada yang menjajakan jagung bakar, indomie, kopi panas, souvenir
khas Bromo, dan lain-lain…
SAAT DI PENANJAKAN
…
Aku mendadak
pesimis ketika ada kondisi yang tidak bisa terduga olehku sebelumnya. Oleh
karena liburan tahun baru padat pengunjung yang berbondong-bondong ingin
melihat terbit matahari begitu menyesakkan aku. Jangankan untuk maju kedepan,
mau geseran ke kiri dan ke kanan aja sulit. Benar-benar ramai. Ditambah kondisi
kabut yang begitu luas dan tebal menutup muka langit menakutkanku akan
pesimisme ‘tidak kebagian’ matahari
terbit pada hari itu. Sebab musababnya, pernah ada hari dimana karena kabut
yang sangat tebal, matahari terbit jadi tidak terlihat sama sekali dan
walaaaa…. Perjalanan anda menjadi sia-sia.
Dapatkah aku
mengabadikan momen matahari terbit tepat di hari ini????
Masih ada
secercah harapan untukku mengambil rekaman sinar matahari terbit di puncak ini.
Dengan tekad dan niat yang kuat aku teguhkan diriku untuk nekat maju hingga ke
depan barisan. Penuh susuk dan kaimat “Pak… Mbak… Misiiii” yang sering terucap
di mulutku untuk meminta pengunjung di depanku untuk meminggir dan memberikan
aku jalan. Alhamdulillah, sampai juga di barisan depan. Eitt .. tapi belum naik
ke atas pembatas jalan. Tanpa pikir panjang aku langsung mencari hingga ke sisi
kiri tempat untuk mencari yang kosong dan bisa dinaiki olehku.
Waktu semakin
maju, matahari semakin naik, dan aku langsung buru-buru mencari pagar pembatas
yang kosong dan bisa dinaiki. Tepat pada jam 05.30 WIB waktu setempat aku
menemukan ada ruang untuk satu orang saja dan aku langsung menaiki pagar
pembatas itu. Dan tepat di jam itu pula, sinar matahari sudah mulai bersinar.
Inilah dia gambar-gambarnya …
MENAKJUBKAN …
Akhirnya aku
berhasil memperoleh rekaman sinar matahari yang kuabadikan di blogger lewat
foto. Hufff ….. kiranya terbayar sudah aku capek-capek naik ke Penanjakan,
untuk dapet hasil yang “Wah” seperti ini. Thank’s God for everything :)
Belum selesai
sampai disini, aku dan tim juga menyambangi daerah Gurun Pasir Berbisik dan
Kawah Gunung Bromo. Begitu luaaasssss banget sampai-sampai aku terpesona
melihatnya #halah.. haha. Ya ... turunan jalan yang tajam dan kontur pasir yang
naik-turun membawa atmosfir aku dan tim seperti benar-benar serasa adventuring
atau backpacking. Wuhuuuu ......
gunung nya kayak pudding yaa .. haha :D Foto : Catatan Indrayana |
Foto : Catatan Indrayana |
Foto : Catatan Indrayana |
Foto : Catatan Indrayana |
Foto : Catatan Indrayana |
tersesat di gurun .. :p Foto : Catatan Indrayana |
TANJAKAN
CINTA
Ini adalah
tanjakan cinta. Berlokasi di wilayah Ranukumbolo, Lumajang, Jawa Timur. Konon
demi konon, mitos demi mitos, katanya barangsiapa yang mendaki sampai ke puncak
tanjakan ini tanpa menoleh kebelakang dan kamu lagi jatuh cinta dengan seorang
pacar, maka kamu akan menikah dengannya. Hehehe ... Aku ingin banget sampai ke
puncak itu, tapi capek. Walhasil, foto-foto aja deh. Toh, jodoh Allah yang
ngatur :p
KAWAH GUNUNG BROMO
Setelah
ngalor ngidul di sekitar Gurun Savana dan sekitarnya saatnya aku dan tim
menyambangi Kawah Gunung Bromo. Untuk naik hingga ke puncaknya kawah ini kita
harus berjalan kaki sejauh 2 km terlebih dulu lhoo… Itu pun belum termasuk naik
tangga yang katanya memiliki 250 anak tangga lhoo. Huff .. huff … hufff ….
*note : Buat
sahabat blogger yang ingin cepat sampai ke penaikan tangga, bisa dengan naik
kuda. Harganya Rp. 60.000*
Foto : Catatan Indrayana |
Foto : Catatan Indrayana |
dari tampak atas .. Foto : Catatan Indrayana |
tampak puncak paling atas Foto : Catatan Indrayana |
anak tangga yang sangat buanyakkk... Foto : Catatan Indrayana |
kawah .. Foto : Catatan Indrayana |
kawah.. Foto : Catatan Indrayana |
Foto : Catatan Indrayana |
Yapp. Selesai
sudah petualangan sederhanaku di sekitar Gunung Tengger ini.
Next time akan ada part ke-3 dari posting Inspiraturis dengan cerita petualangan yang Insya Allah seru untuk disimak.
Okheeiii .... :D
Okheeiii .... :D