Senin, 10 Desember 2012

Antara Waktu dan Tenaga …

Salam Blogger


Asslamu’alaikum wr. Wb … Kembali lagi di blog biru ala Indrayana ini. Sedang apakah kalian semua hari ini? Pasti semakin semangat karena sebentar lagi kita akan menyambut tahun baru. Betul kan??? Wehehehe ….. (masih lama kalee, Mas In -_-”). Kita kembali akan mendiskusikan sebuah hal yang mungkin cukup menjadi dilema bagi kaum remaja yang sudah menginjak usia menikah kuliah. Hahaha … Tapi sebelumnya aku berintermezzo dulu yaak. Halaahhhh…. Lagi-lagiiii .. :D

Kawan-kawanku yang sangat kuhormati, mari kita sejenak merenungkan cipta untuk satu hal yang cukup penting dalam rangka memperingati hari yang besar ini, yakni Hari Anti Korupsi Sedunia. Do’a aku dan semua yang menginginkan pemberantasan korupsi di muka bumi ini, semoga korupsi kian mudah diberantas, sehingga semakin minim atau bahkan tidak ada lagi yang namanya korupsi merajalela terutama di negeri kita tercinta ini, Indonesia. Ammiinnn ….

Okheeiii. Lepas dari intermezzo tadi kini saatnya aku kembali pada topik awal, yakni dilema yang mungkin akan aku hadapi beberapa hari kedepan. Sebuah hal yang belum pernah aku lakukan, dan yang terbilang ‘nekat’ karena sebenarnya apa yang akan kulakukan ini kurang mendapat restu dari orangtuaku sendiri. Apa itu? Ya. Merangkap Kerja sambil Kuliah.

Baru beberapa hari ini, aku ditanya oleh ‘beliau’ tentang manajemen waktuku semisal ketika aku kelak diterima bekerja di PT. PKSS nanti (Amiinnn ya Rabb…). Aku hanya bergumam, sesembari memikirkan sebuah gagasan yang akan menguntungkan antara aku dan ‘beliau’ dikemudian hari, atau bahasa kitanya “win-win solution” lah. Menjawab dulu seadanya dalam pikiranku saja, karena secara pasti aku belum dapat memutuskan apakah kegiatan rutin antara kami apakah bisa digantikan di hari lain atau tidak.

Ahmad Munajat, demikianlah nama salah satu sahabat karibku yang menjadi peran dalam kata ganti kedua ‘beliau’ tadi, yang juga dengan rutinnya datang menyambangi kediamanku di bilangan Petukangan, Jakarta Barat tempat aku memposting tulisan di blog ini. Mari untuk selanjutnya kita sebut saja dengan sapaan “Mr. Mun”, karena beliau adalah seorang pengajar Bahasa Inggris di Sebumi Global School, Rawabelong, Jakarta Barat, yang juga pernah mengajakku untuk menggantikan beliau mengajar dikala beliau sedang berhalangan untuk hadir.

“Mas In … tinggal sekarang saya bingung nih. Ntar kalau situ udah kerja, nah diskusi rutin kita jadi bagaimana nih?” ujar Mr. Mun kepadaku beberapa hari lalu.
“Nantilah Mister. Malam hari kan bisa … “ jawabku sembari ragu.

Keraguan tidak hanya datang dari beliau. Secara pembagian uniknya, senin sampai jum’at aku konsentrasikan waktuku untuk kerja, dan sabtu-minggu untuk kuliah. Untuk bagian-bagian yang lain, aku harus pikirkan lagi manajemen yang tepat agar satu sama lain tidak saling bersunggingan.

Sempat menghantui pikiranku, bahwa kerja sambil kuliah itu akan menguras tenagaku banyak banget. Kurasan itu sepeti terlihat jelas pada waktu dan tenaga. Andaikan aku benar-benar berada di luar rumah setiap harinya di kala nanti, bagaimana dengan waktu istirahatku? Aku memperhatikan beberapa teman dekat aku di Taman Ceria Negeriku terlihat mereka seperti sedang dipikul oleh besi yang berat. Lelah sekali. Inikah dampak dari bekerja yang terlalu berlebihan? Atau mungkin hanya perasaanku saja yang berlebihan??

Tetapi beberapa lagi dari temanku seakan santai saja menghadapi dobel kegiatan ini. Mungkin dari faktor itulah yang terus memotivasiku untuk segera mencari pekerjaan. Alasan lainnya, karena mayoritas teman-temanku sudah bekerja. DAN …. Sekarang aku masuk kuliah ekstensi alias Kuliah Kelas Karyawan. Hmmm …… kira-kira masih ada alasan lainnya gak yaa????


Masih banyak lagi alasan mengapa aku ingin menyegerakan diri mencari kerja. Tidak perduli apakah perusahaan itu outsourcing atau tidak. Untuk saat ini, belum menjadi prioritas aku untuk merangkapkan diri jadi karyawan tetap. Apapun, selama aku bisa mendapatkan uang dari tanganku sendiri, akan kulakukan itu semua namun dengan catatan … hari dan jam harus yang ideal untuk kamu kuliah juga.

Dalam hematku, mengambil rangkap kerja sambil kuliah itu adalah HAK dari masing-masing individu. Selama kita yakin bisa melakukannya, kenapa tidak? Hanya yang mengganjalku, karena aku belum pernah melakukan itu. Jadi simpelnya, belum tahu bagaimana rasanya. Tapi dalam kondisiku yang sudah semakin dewasa aku pun harus tegas dalam mengambil keputusan. Siap atau tidak, siap-siapin aja.


Foto dulu ... seengaknya jika menjadi kunjunganku yang terakhir, siapa yang tahu?
Hahaha :D
Lokasi  :    Wisma Bank BRI I, Semanggi, Jakarta Pusat

Aku boleh punya segudang alasan untuk segera mengambil kerja. Tapi yang jadi pertanyaan, siapkah kamu dengan tantangannya????