Kamis, 26 Juli 2012

A Love, Me, and the Life (Menilai Cinta dalam Kehidupan)


Ketika kita merenung sejenak oleh seuntai kalimat cinta yang kian membelenggu dalam kehidupan ini, sekejap kita pun merasakan... betapa indahnya cinta yang kita miliki. Banyak sekali yang dapat kita presentasikan mengenai halnya cinta kepada beragam tujuan. Misalnya kepada Allah, kedua orang tua kita, kepada nenek/kakek kita, kepada saudara sepupu atau sekandung kita, kepada suami/istri kita (Heittts.... Gue Belom Punya Loh Yaaa :P), ataupun kepada pacar kita. Semuanya pasti diikatkan dengan satu kata ‘cinta’, betul kan sahabat blogger?

Harus diakui bahwa Cinta bener-bener bisa membawa kita seakan terbang menuju surga ala dunia. Sangking bahagianya terkadang kita sampai dibutakan oleh cinta (bagi yang memiliki perasaan berlebih). Semisal contoh, pasangan yang terlalu cemburu dan akhirnya berbuat kriminal, pasangan yang terlalu protektif, dan lain sebagainya. Yah, mudah-mudahan kita tidak termasuk yang dikategori seperti itu yah, sahabat blogger. Amminn ^ ^

Disini, aku mau share sejenak mengenai peranan cinta dalam kehidupan kita. Katakanlah sepasang kekasih yang sesaat lagi akan menuju ke pelaminan, tentunya mereka sudah melewati proses yang namanya proses mencintai dan dicintai. Cinta itu ibarat sebuah bangunan. Susah payah dibangun demi menjadikan rumah, bila dirawat bersama tentu akan awet. Sebaliknya bila sedikit saja kita mainin api, maka bisa hanguslah bangunan yang sudah susah payah dibuat itu. Bener oraa :D

Sri Hastuti Handayani, atau selanjutnya kita sapa saja “Achie”, sahabat aku sejak satu setengah tahun lalu menjabarkan secara simpel namun gamblang di akun twitternya, sesaat sebelum aku menuliskan artikel ini. Terinspirasi dari apa yang di-tweetkan Achie, maka aku pun memberanikan diri untuk memposting artikel ini.

-   Jika “cinta” diibaratkan sebuah musim, kalau dibahasa Indonesia musim itu menunjukkan keterangan waktu, maka dari itu bukan tentang seberapa kuat ia bertahan dalam setiap musimnya. Tetapi tentang seberapa kuat dia, untuk mampu menjalani cinta disetiap musimnya
-   “Cinta” adalah sebuah karunia yang paling berharga yang diberikan oleh Yang Maha Kuasa . Tanpa cinta, kita takkan hadir di dunia ini.
-   “Cinta” itu laksana embun pagi, memancarkan kedamaian yang menyejukkan hati
-   “Cinta”, adalah salah satu alasan untuk kita tersenyum
-   “Cinta” adalah satu kata yang dapat menjadi alasan mengapa kita mudah memaafkan seseorang, terutama kepada orang yang kita cintai



Dan bila aku harus ikut berargumen, bilamana kekuatan cinta tak dilandasi dengan rasa saling percaya, maka sedikit demi sedikit pasti akan rapuh juga cinta itu. Pengalaman pribadi aku ketika aku pernah berhubungan jarak jauh dengan salah satu si doi, akibat dari saling ketidakpercayaan diantara kami akhirnya patahlah hubungan cinta kami. Demikian pulanya cinta tak pernah mengenal adanya perbedaan kasta, tingkat, ataupun derajat. Seluruh insan yang memiliki akal dan hati untuk menjalani kehidupan, dapat merasakan apa itu cinta dan menerapkannya pada kehidupan kita.

Lalu, apakah cinta sejati itu benar adanya? Bagi yang meyakininya bisa jadi hal itu beneran ada dan nyata. Lihatlah pada sepasang orang-orang yang begitu menikmat masa indah pacaran, menikah, dan berharmoni dalam satu naung pasangan. Mereka begitu terbuai dalam jurang cinta yang membawanya jatuh. Lalu bagaimana dengan mereka yang selalu dilanda kegalauan karena sering diputus oleh cinta? Jawabnya, bersabarlah!!! Semua akan indah pada waktunya. Kita hanya perlu berusaha, berusaha, dan berusaha mencari siapa yang akan menjadi cinta sejati kita. Betul? Namun tentunya cinta yang bener-bener sejati adalah cinta kita terhadap sang pencipta kita, yaitu Allah SWT. Yang bilang setuju, angkat tangan *eh*

Loh maksudnya?? Lalu cinta sejati terhadap sesama manusia itu gak ada dong? Siapa bilang... (aku yang bilang :P) Hehehehe. Cinta sejati terhadap sesama makhluk Allah itu tetap ada kok, tinggal gimana kita menjalaninya aja. Hanya definisinya saja disini yang bergeser. Artinya, cinta kita kepada sesama umat makhluk tidak boleh melebihi cinta kita terhadap Allah SWT. Oleh karena itu janganlah kita ‘terlalu cinta’ terhadap seseorang yang sedang kita sayangi. Terlalu cinta dapat membuat kita merasa sakit ketika orang yang kita sayangi mengkhianati kita.

Seperti Sabda Rasulullah SAW ketika ditanya oleh salah satu sahabatnya. “Wahai sahabatku, siapakah orang yang harus kami baktikan terlebih dahulu?” Lalu Nabi menjawab dengan lantang sebanyak TIGA KALI, “IBUMU!!!!” kemudian AYAHMU. Penegasan statement Rasulullah barusan mengingatkan kita betapa pentingnya prioritas cinta dan bakti kita kepada kedua orang tua kita, terutama IBU kita. Jelas sekali bahwa tujuan cinta kita selain yang utama yaitu kepada Allah SWT, yaitu kepada ibu kita, ibu kita, dan ibu kita lagi, ayah kita, teman atau saudara kita, dan kemudian... yang lainnya di urutan ini. Hehehe... Meski berada di urutan terakhir namun kenyataannya cinta tidak pernah memandang dimana ia berposisi.

Yah, In ... Meski dirimu sekarang masih menjomblo,dan 100 persen tak memiliki siapapun (curahan-galau :P), tetapi bila sudah bicara tentang cinta... marilah kita berdiskusi bersama mengenai peranan cinta dengan kehidupan kita. Apakah cinta yang membawa kebahagiaan dalam kehidupan kita? Ataukah membawa kegalauan dalam kehidupan kita (bagi yang sedang berpasangan)?? Tentunya, kehadiran cinta dalam kehidupan kita merupakan anugerah terindah yang pernah Tuhan kasih ke dunia. Nah, bagi sahabat blogger yang belum menemukan cinta untuk kemudian diseriuskan, terus cari dan jangan menyerah !!! Gapailah cintamu, dan kejarlah kebahagiaanmu .... Insya Allah, Tuhan pasti meridhai ^ ^