Dear Blogger …
Assalammu’alaikum … hari ketiga pada penerapan template
baruku. Masih aman terkendali dan alhamdulillah mendapat respon positif dari
sahabat blogger semua. Hehehe … Makasih yaah … Terus terang, aku sangat
menyukai warna biru dan hampir di segala aksesori apapun aku menyukai warna
biru. Oleh karena itu aku sangat menyukai channel RCTI dan Seputar Indonesia
karena citra kebiruannya yang tak pernah lekang didirinya (hallah … ). Ohya,
yang belum ngasih testimoni akan template baruku ini kirim di komentar ‘Bye-Bye Darky’ yaa. Ditunggu lho …
Kali ini, aku ingin mengajak sahabat blogger berdiskusi
mengenai masalah yang mungkin umum dalam heterogensi khalayak luas, yakni ‘Sensitivalitas’.
Tapi sebelumnya seperti biasa berintermezzo dulu sayanya (*koplak). Aku ingin
menyatakan permohonan maaf sebesar-besarnya kepada sahabat blogger semua karena
belakangan ini aku jarang BW. Yap … aku masih banyak pikiran disini, yang
terutama masih kepada masalahku mengambil keputusan dalam posting ‘Sulitnya Bilang Tidak’ beberapa hari lalu. Plus, hari ini rencananya mau buka posting
tentang Liebster Awardnya mbak Nina Riska Amalia. Tetapi perasaanku mengatakan ingin memosting tulisan kontroversial
ini terlebih dahulu. Waduh … kenapa kusebut kontroversial? Karena aku ingin
membuat pengakuan, sejujurnya … kepada sahabat blogger semua (lah lah lah …
*mendadak melankolis*).
Gak, kawan. Ini serius. Beberapa waktu lalu aku pernah
posting mengenai Memaknai Arti Bahasa Tulisan kan? Masih ingat?? Nah, sedikit banyak aku mau
kembali mengungkit mengenai Arti Bahasa Tulisan itu. Tetapi bukan masalah yang itu lagi lhoo. Kali ini, tentang diriku.
Tunggu bentar bentar bentar …. Tadi kamu sebut Mbak Nina Riska Amalia??? Hmm ..
biasanya Nina. Ada apakah denganku gerangan??
Sebelum ku kasih tahu penjelasannya, kita deal-dealan dulu
yaa. Ini murni curahan hatiku, dan aku berharap setelah posting ini dibaca
tidak ada perselisihan apapun diantara kita semua yaa. Mungkin aku hanya
sekedar curhat, tapi juga sedikit ‘meminta’ kepada sahabat blogger semua. Namun
jika tidak dipenuhi pun, aku tak mengapa .. Okei … :)
Aku menyadari
secara penuh, bahwa ‘komunikasi’ adalah jembatan menuju pengertian. Dan, jika
terus diam, dikhawatirkan akan berakibat tidak enak baik dari diri sendiri
maupun orang lain. Dan kini kurasa tiba saatnya untuk aku mencurahkan apa kesah
aku pada sahabat blogger semua. Aku berdoa dalam hati, semoga setelah
teman-teman membaca isi posting ini, tidak ada sesuatupun yang dapat memisahkan
hubungan persahabatan diantara kita. Bismillahhirahmanirrahim …
Ketika aku memanggil
Nina dengan sebutan ‘Mbak’ …
Kalau mbak
Vpie Mahadhifa bisa marah karena tidak suka dirinya dipanggil yang ia tidak
mau, aku bisa mendam hal yang tidak aku suka karena masalah pemanggilan. Yap. Baru
hari ini aku melihat status yang dibuat oleh Nina dan ia menyebut Mbak Syahdini
(dalam blog : diniehz/dhzblog –red) dengan sebutan ‘Mbak’, dan baru aku BW tadi
malam di blognya Mbak Dini ia menyebut mbak Nina dengan sebutan Kakak. Humm …. Sentak
perasaanku bertanya-tanya, mereka yang berbeda umur saja bisa memanggil dengan
sebutan Kakak dan Mbak, kenapa aku yang jelas-jelas lebih ‘sedikit’ tinggi umurnya
dibanding Nina, aku tidak dipanggil Mas atau Kakak??? Dan bahkan tidak hanya
mereka berdua. Beberapa sahabat blogger yang sudah sering mampir dimari,
beragam usia dari yang masih SMA sampai yang sudah kuliah, juga memanggilku
dengan sebutan yang sama. Hanya Nama … Indra… tidak pakai awalan apa gituu
sebagai tanda awet muda (hmm .. awet muda) -_-.
Sepele? Okay,
I admit it. Aku memang orangnya sensitif. Sensitivalitasku pada hal yang tidak
aku suka bisa jadi menusuk secara sadis dalam jantungku. Contoh dalam hal ini,
jujur sebenarnya aku terasa sakit ketika ada sahabat blogger yang mungkin
usianya ada yang dibawah aku, tapi ia memanggilku dengan sebutan Nama. Bahkan
teman blogger kita (masih SMA) yang dengan akrabnya memanggilku ‘In ..
Indonesia’. Fine … I pardon it. Tapi sayangnya apa? Aku hanya tidak berani
untuk bilang. Aku hanya menutupi rasa sakitku ketika ada seseorang yang bisa
memanggilku dengan sebutan Nama, tetapi blogger lain yang jelas-jelas usianya
gak jauh dari aku, dipanggil dengan sebutan awal Mas/Mbak/apa aja. Hmm ….
Well, kendati demikian aku bukan orang yang banyak mau. Apapun akan kulakukan demi menjaga tali pertemanan bagi siapapun juga. Aku tidak berani untuk marah dan naik darah kepada temanku karena aku tahu, emosi hanya merenggangkan tali pertemananmu. Apalagi dalam hal yang dinilai sepele seperti ini, aku sangat tidak berani mengungkapkan ini secara terbuka kepada sahabat blogger semua, pada awalnya. Aku tidak akan meminta sahabat blogger semua untuk memanggilku dengan sebutan awal sebelum Namaku, tapi aku hanya ingin mengungkapkan sesuatu … Aku kurang suka dipanggil dengan sebutan Nama. Clear … ?
Mengapa
demikian? Aku harus mengakui sesuatu bahwa aku adalah orang yang ingin memiliki
adik. Karena aku adalah anak terbungsu dari keluargaku, aku ingin sekali
siapapun yang berada dibawahku memanggilku dengan sebutan ‘kakak’ atau ‘mas’
atau akang. Terkesan Lebbeh … ? Yaa.
Tetapi ini paling gak bisa aku tutup-tutupi. Terkesan tua? Biarkan … Terkadang
dalam beberapa hal aku lebih ingin dipandang sebagai manusia dewasa dari
teman-temanku yang lain, bahkan oleh anonim sekalipun. So, How? Tidak ada
alasan bagi aku untuk tidak mencurahkan isi hati ini. Kalau sahabat blogger
yang seumuran denganku, aku ingin sekali ikutan memanggil mas atau mbak. Tetapi
kalau teman-teman tetap memanggilku Nama, apakah masih pantas aku memanggil
teman-teman dengan sebutan yang lebih dewasa??
Terlebih,
untuk teman-teman yang diatas aku umurnya … ingin sekali kalau teman-teman bisa
tetap memanggilku dengan sebutan sapaan sebelum Nama. Makanya kenapa aku dengan
kang Zachroni, kang Asep dan Mas Rudy bisa begitu akrab dan gila-gilaan? Salah satunya karena
merekapun juga memanggilku dengan sebutan Mas. Tidak perduli apakah aku lebih
bawah umur atau tidak, yang jelas diantara kami tidak ada yang memanggil dengan
sebutan Nama.
Terkesan
blak-blakkan yaa??? Maaf yaa teman-teman. Maafff bangeettt. Setelah ini, aku
akan belajar untuk lebih bijak lagi menanggapi keadaan dan meminimalisir sedikit
rasa egoistis dalam diriku. Tanpa sahabat blogger, aku mungkin bukanlah seorang
blogger yang dengan rajinnya menulis hingga sekarang ini. Sekarang aku sudah
mencurahkan semuuuaaaaa isi hatiku. Ahhh … Lega rasanya……
Kalau
teman-teman punya unek-unek juga gak? Diskusi bersama disini yuuk …..