Kamis, 31 Mei 2012

Galau dan Antisipasinya



Yeahaaa..... kalau urusan kata yang satu ini, pasti bakal susah buat diobatin dah. Yup, ini bukan penyakit juga bukan sebuah gejala. Namanya galau. Hehehe. Bicara tentang galau, pasti semuanya pernah merasakan yang namanya galau bukan? Betul sekali. Dalam kehidupan kita pasti pernah merasakan yang namanya galau. Galau karena pacar, galau karena orang tua, galau karena sahabat, pokoknya macam-macam lah. Tapi, sebeanrnya apa sih penyebab utama dari efek ‘galau’ itu? Dan bagaimana cara mengantisipasinya?

Meskipun kata galau adalah sebuah pembentukan kata hasil dari trending habit masyarakat remaja, tetapi efek dari galau sudah seperti melatah ke seluruh anak-anak muda yang tengah merasakan kegalauan itu. Dan paling banyak dominan adalah galau terhadap pacar. Iya, memang tidak dapat kita hindari efek kegalauan yang disebabakibatkan oleh satu atau dua hal yang tidak kita inginkan, misalnya habis putus, pacar kita tengah menyukai orang lain, dan lain sebagainya. Kemudian, jika sudah begitu apa langkah terbaik buat menghilangkan kegalauan itu? Adakah antisipasi buat kita terhindar dari kegalauan?

Jawabnya, ada. Di negara demokrasi semacam ini tidak ada yang tidak mungkin. Betul nggak? Hehehe (bukan bicara politik yoo :p).

Galau bisa muncul karena ada masalahnya. Nggak mungkin galau kalau nggak ada masalah. Yang terpenting adalah, selalu ikhlas, terima apa adanya, relakan, dan perjuangkan selagi masih bisa.

Sebenarnya galau itu cukup penting dalam kehidupan kita, lho. Lah kok bisa?? Ya iyalah. Dengan galau, kita dapat memetik pelajaran berharga agar kita tidak melakukan hal yang sama terulang kembali. Galau juag bisa makin menambah semangat kita untuk lebih baik kedepan. Galau, menatap masa depan menuju lebih baik. Hidup Galau!!!! (Hayyah >_<)

Tapi itu benar kok. Nah makanya kawan-kawan jangan salahartikan kegalauan itu selalu berdampak negatif. Ada positifnya juga kok. Galau berarti orang itu telah menyesali perbuatannya atau mengoreksi dirinya agar bisa jadi probadi yang lebih baik. Tapi jangan kelamaan galau juga, ntar kegiatan kuliah ama kerjaan jadi kebengkalai lagi. Kalau ntu mah, udah galau stadium 3. Ahahaayyy :D

Nah ada juga nih langkah antisipasinya kawan. Jagalah hubungan baik dengan orang yang berada di dekat2 kita. Baik itu orang tua kita, pacar kita, sahabat kita atau siapa aja. Bila ada konflik, selesaikanlah dengan baik-baik. Bila masalah tak terselesaikan, obat manjurnya adalah refreshing ke luar kota alias jalan-jalan. Coba deh kawan-kawan berkunjung ke kawasan Puncak, Bogor, Jawa Barat. Rasakanlah udara dingin dan pemadangan pegunungan yang segar bisa menghilangkan kegalauan kita bahkan dalam sekejap mata!!! Hehehe. Tapi itu hanya dilakukan bagi kawan-kawan yang tengah dilanda galau berlebih loh. Kalau setiap hari galau jalan-jalan terus, ga nanggung yaa deposit finansial kawan-kawan. Hahahaha :D

Semangat galau untuk semuanya deh!!! Jika kawan-kawan mempunyai opini lain mengenai galau, share-share disini yuuk… J

Minggu, 27 Mei 2012

Memaknai ‘Bintang Jatuh’



Bintang jatuh (atau falling star) adalah salah satu peristiwa yang cukup langka terjadi selama hidup di dunia, bahkan bila dihadapan mata kita langsung. Biasanya, peristiwa yang jarang-jarang terjadi ini selalu diiringi dengan permohonan kecil (atau Make a Wish), seperti yang ditampilkan di sinetron-sinetron atau di film-film. Hehehe… Betul tidak sahabat blogger?

Aku sempat melihat bintang jatuh ketika aku sedang bersama dua teman seniorku di Persma Orientasi UMB, Dimas dan Rizky. Kejadiannya sekitar jam setengah 11 tadi. “Ya Allah… Bintang jatuh. Aku harus segera make a wish ni,” ucapku dalam hati saat secara tidak sengaja dan mata spontan menatap langit malam yang begitu cerah. Langsung aku memejamkan mataku dan mengangkat kedua telapak tangan macam berdo’a dan berharap impianku bisa terwujud di masa depan nanti. Ya, kalau boleh aku umbar sedikit si, permintaanku sebenarnya ga banyak. Aku hanya ingin pacar yang setia dan baik hati (pasca-pemutusanku dengan dirinya), dan ingin sukses!!!! Ya iyalah Iin… siapa aja pasti ingin sukses lah -__-

Namun demikian, apakah makna ‘bintang jatuh’ harus selalu diartikan dengan memohon sebuah permohonan belaka? Atau itu hanya mitos yang tumpang tindih akibat trending habit para selebrita media? Hmm… Memang, untuk memaknai ‘bintang jatuh’ itu sendiri memiliki beragam filosofi bagi orang yang ingin mencernanya. Tapi satu yang perlu diketahui adalah, bintang jatuh adalah fenomena antariksa. Dan tampaknya itu akan menjadi jauh atau bahkan tidak relevan terhadap ‘pemikiran’ akan pengkabulan do’a manusia.

Bagaimana sahabat blogger memaknai ‘bintang jatuh’ itu? Apakah peristiwa alam itu akan selalu dikaitkan dengan permohonan keinginan, atau teman-teman punya penilaian lain? Dan bagi sahabat blogger yang menyetujui filosofi ‘memohon doa bintang jatuh’ itu, kira-kira keinginan apa sih yang sahabat blogger ingin diungkapkan ketika peristiwa itu ada langsung dihadapan mata kita?

Jawab di comment ya… Riset mendalam dahulu nih hehehehe :D

Sabtu, 26 Mei 2012

Kisahku dengannya …

Aku sudah cukup lama berkenalan dengannya kurang lebih 4 bulan yang lalu. Dia gadis yang imut, cantik, dan manis. Walaupun aku hanya melihatnya di situs jejaring sosial bertanda huruf F saja, tapi aku cukup ‘intens’ dalam memandangi setiap foto-foto indahnya. Sebut saja Ikha, wanita yang kini tinggal di daerah di Kepulauan Riau yang juga pernah berdomisili di Serang, Banten. Muka imutnya membuatku tak bisa beranjak dari monitor didepan mataku dan membuat tangan kananku diam tak ingin mengganti ke link yang lain. Aku ingin sekali memilikinya, dan menjaga dia seperti aku menjaga pacarku sendiri.

Dan pada suatu saat, tiba-tiba ia menghubungiku. Alasannya simpel, karena ia tengah dilanda kegalauan yang berlebih. Tentu saja aku yang sejatinya adalah friendly-friend, hehehe (PD dikit bolehlah…), tidak bisa memutuskan telpon itu begitu saja. Aku harus bisa jadi pendengar yang baik. Dan telpon itu kerap berlanjut, hingga esok, esok, dan esoknya lagi. Sampai aku yang merasakan sendiri, betapa tulusnya ia terhadap orang yang dicintainya. Khayalan pun datang di benakku, bagaimana kalau aku yang menjadi posisi si ‘lelaki’ itu? Hmm… Gak ragu-ragu lagi deh.

Adakalanya ku menginginkan gadis yang setia, baik, dan penuh pengertian. Jadi saat itu aku mencoba untuk membuka diri untuknya…

Aku ingat salah satu percakapan di telpon itu ia berkata, “In… aku ingin banget ada sesosok lelaki yang bener-bener setia, jujur, dan mau menjadi pacar aku. Aku akan menyayangi dia banget, sampai hatiku yang paling dalam,” ujarnya dalam telpon itu. Sontak perkataan itu membuatku tersentuh. Apalagi yang ku telpon itu adalah gadis yang ingin aku sayang dan aku jadiin pacar. Bahasa inggrisnya adalah “No way to stop”. Tak ada jalan untuk berhenti. Ketika kamu mantap dengan pilihanmu, maka jangan khianati. Dan sebagai tahap awal, aku mencoba memberanikan diriku untuk menyatakan perasaan suka ku padanya. Hmm… So sweet dikit lah hehehehe :D

Akhirnya kami berdua jadian, walaupun hanya dengan ucapan maya. Tapi tenang, ada rencana untuk kami bertemu, dan aku akan menyatakan perasaan itu langsung dihadapnya (ciee ciee pritt pritt :p). Aku ingat saat itu aku tengah menonton siaran ulang Indonesian Idol sambil memasak mie instan kuah di dapur samping kamarku. Mulai dari situlah, setiap hari tidak pernah putus kontak-kontakan dari kami, mulai dari SMS, telpon, hingga chat Facebook. Kata-kata cinta makin menyeruak dan tak ada yang bisa mengentikan kami, sampai-sampai aku mengorbankan baterai HP Blackberryku ini kian nge-drop oleh karena sering di-charge sambil menelepon. Apa sih yang gak ku perbuat untuknya?

Seperti sudah ku lansir sebelumnya, memang ada rencana dari kami untuk saling bertemu. Dan dalam komitmen kami, tidak ada kebohongan, dan selalu inginmenjaga perasaan satu sama lain. Walaupun longdis ga jadi masalah, wong katanya Ikha ingin menetap di Serang, Banten, beberapa bulan kedepan kok. Jadi tidak ada yang perlu dikendalai. Aku yakin ini lancar, dan insyaallah sampai pada jenjang pelaminan diantara kami. Amminn

Namun perlahan keyakinan itu sedikit demi sedikit mulai patah akibat dari ‘discommitment’ yang tengah melanda kami. Beberapa hari sebelum pertemuan kami, aku kebut semua pekerjaan kampusku (PR), projek editing saudaraku yang seharusnya jadi dua minggu dari awal kukerjakan ku kebut semuanya. Belum lagi tugas meulis cerpen dari Kak Novi, senior aku di Pers Mahasiswa Orientasi. Semuanya hampir tidak mengenal istilah lelah dan harus dikerjakan dengan satu rumus SKS (Sistem Kebut Semalam). Aku ingin ketika ku bertemu dengannya untuk tujuh hari kedepan agar tidak ada yang menggangu pikiranku, baik itu PR kampus atau kegiatan yang menghalangi aktivitasku.

Pada beberapa hari sebelum pertemuan kami, dia (Ikha) kerap kali menghindar saat ku mencoba menelepon dan sms balik dirinya. Jawabnya seperti setengah hati, dan nggak ada upaya follow-up setelah ku putuskan sambungan telepon dan sms itu. Aku tanya kenapa, apa aku yang salah… karena hampir tidak pernah menghubungi dia, karena kesibukanku? Atau apakah? Tanyaku makin mengundang ketika beberapa hari setelah itu ia tidak pernah lagi menghubungiku.

Dan saat jum’at malam itu, aku di sms oleh dirinya, dan ia menyatakan bahwa ingin mengakhiri hubungan ini. Dengarku pecah, saat aku baca sms itu. Dia juga menambahkan alasan mengapa ia ingin memutuskan hubungan ini karena ia tengah menghadapi kanker dalam tubuh yang cukup ganas, dan ia tak mau aku terus memikirkannya. Aku tak melihat itu sesuatu yang buruk, karena aku akan tetap menerimanya. Tetapi caranya dia berbohong dan memilih untuk memutuskan sendiri, bener-bener membuat hatiku pecah menjadi berkeping-keping.

“Jadi ini alasan kamu kerapkali menghindar dari aku? Kalau kamu memang sudah ga mau commit lagi sama hubungan kita, terserah kamu sajalah!!!” kesalku padanya ketika ku sms balik sebagai tanda kekecewaan.

Sekarang batal sudah. Rencana sudah pecah menjadi berkeping-keping. Aku seakan ga percaya mengapa ini bisa terjadi. Aku ‘kebut’ semua pekerjaanku dan semua itu kulakukan sia-sia karena moment terindah yang dinanti harus pecah oleh karena ini. Dan hingga aku menulis tulisan ini di blog pribadiku, aku masih terasa sakit hati padanya. Maklum, karena insiden pemutusan sepihak ini adalah yang kedua kalinya. Yang pertama, kejadian serupa oleh karena cekcok kalimat diantara kami. Cukup sudah, aku ga mau dipermainkan.

Kesimpulannya adalah, cinta boleh buta. Tetapi kita perlu membuka mata lebar-lebar. Realita yang tanpa kita duga bisa terjadi. Sayangilah orang yang kamu sayangi, sebelum orang yang kamu sayangi itu berbalik menyayangi orang yang ia sayangi.

Jumat, 25 Mei 2012

Sharing itu penting, ternyata...



Aku mempersiapkan diriku untuk bertandang ke kampus tercintaku BSI Salemba 45 pada pukul setengah 7 malam. Walaupun agak sedikit terlambat dikarenakan oleh faktor mata memejam… ya kalian tahu lah hahaha. Tapi yang jelas, pertemuanku dengannya ini adalah murni silaturahmi, yang sekaligus bisa menambah ilmuku ketika ku terjun dalam dunia tulis menulis.

Aku dan temanku bertandang ke Sekretariat LPM (Lembaga Pers Mahasiswa) di BSI Salemba 45 malam itu dan berbicara banyak hal. Yang paling mengesankan adalah ketika obrolan ini sampai pada tahap perbincangan yang menyedihkan. Angkatan kepengurusan gue dikeluarkan begitu aja !!!! Hmm…. Sontak Adang pun merespons perkataan gue ini. Dia bilang angkatan gue angkatan paling tragis dalam sejarah kepemimpinan organisasi pers mahasiswa. Cap cip cup… yang penting gue ga boleh nangis!!! Betul ngga? :D

Sampai pada jam 21.30 kami memilih untuk pindah tempat obrolan ke Seven Eleven sebelah kampus kami. Kami inisiatiflah keluar kampus sebelum didepak sama satpam kampus, maklumlah kampus tutup jam 21.45 hehehe. Karena gue juga baru menangin ‘tender’ video editing dari saudara gue, gue pun berinisiatif buat nraktir Adang makan-makan disana. Yah, ngitung-ngitung amal gue lah, sebelum akhirnya gue dapet hadiah Get Lucky Pop Mie berupa voucher pulsa Rp. 5000 XL. Waw… seneng banget gue.

Dalam obrolan itu kami berdiskusi tentang cara mem-blogging yang benar agar pageview kita bertambah dan dapat comment yang banyak. Disitu saya dapet ilmu banyak sekali, mulai dari cara agar blog kita dilihat orang banyak, dicomment, bahkan untuk urusan komersil sekalipun. “Iye dang, gue pengen banget bisa jadiin blog gue terkenal!!!”. Ternyata eh ternyata, kata kunci yang gue dapet dalam diskusi itu adalah, “Sering-seringlah berbagi, karena ketika lu berbagi, maka lu akan dibagi oleh blogger yang lainnya”. Tahap awal yang cukup memberi pengetahuan juga buat gue.

Yap. Ketika kawan bertanya akan hal yang ingin didiskusikan, maka sering-seringlah sharing. Dengan berbagi, ilmu pengetahuan akan bertambah menghampiri kita. Marilah berbagi pengalaman, dan berbagilah ilmu kepada sesama. Karena ketika kita membutuhkan ilmu tersebut, kita tidak perlu membayar lebih untuk mendapatkannya bukan?