Sebelum aku memulai
posting di awal tahun 2013 ini, aku selaku komandan tertinggi blog Catatan
Indrayana mengucapkan,
“SELAMAT TAHUN BARU
2013”
Semoga resolusi dan
harapan yang kita inginkan bias tercapai di tahun ini.
Amiinnn ….
Salam Blogger …
Assalammu’alaikum .. 2013 year
has comin. Yeeaahhh. Tahun baru, semangat baru, resolusi baru, dan cinta baru
#eh.. maksudnya harapan baru. Hehehe … pada kesempatan kali ini aku ingin
berbagi keceriaan sekaligus ke-dugdugan hati selama 4 hari aku meninggalkan
kota Jakarta. Weh, kemanakah aku selama itu? Yap. BENAR SEKALI. Aku dan
teman-teman Komunitas Taman Ceria Negeriku ber-backpacking ria ke Gunung Bromo
dan jalan-jalan ke kota Batu Malang, Jawa Timur!!! Wehehehe …. Aku ingin
berbagi pengalaman selama aku disana dan bagaimana aku bisa kembali lagi ke
sini untuk memposting blog sebagai kegiatan rutinku.
Kenapa men-dagdigdug?? Mungkin
cerita ku kali ini tidaklah seseram posting Kang Zachronisampurno dengan 13setengah centimeternya, tetapi ada satu hingga beberapa hal yang harus
kulakukan karena keadaan darurat dan sangat tidak direkomendasikan bagi sahabat
blogger yang ingin terjun untuk backpacking ke suatu gunung dengan persiapan
yang super minim. Tetapi aku upayakan untuk bertahan dan akhirnya aku sampai
kembali ke Jakarta.
Foke. Cerita bermula dari awal
naik di Stasiun Jakarta Kota.
Sekitar sebulan yang lalu, aku
membeli tiket untuk perjalanan kereta pada tanggal 28 Desember 2012 dan
perjalanan baliknya pada tanggal 1 Januari 2013. Yap benar sekali. Aku dan
kawan-kawan bersama-sama memeriahkan tahun baru di kota Malang, Jawa Timur,
setelah dua hari ber-backpacking ria di Gunung Bromo, Pasuruan, Jawa Timur,
Sabtu-Minggu lalu. Oleh sebab itu aku agak sulit untuk BW ke blog teman-teman
semua dikarenakan sinyal yang ngos-ngosan. Hehe .. Maaf yaa…
Foto : Catatan Indrayana |
Perjalanan dimulai pada jam 17.45
WIB. Dengan menggunakan Kereta Api Gumarang jurusan Jakarta – Surabaya Turi aku
duduk manis di kursi bernomor 7C yang terletak di gerbong Bisnis 2. Harga
tiketnya lumanyan. Sekitar Rp. 250.000 saja, lalu dikalikan dua karena aku
membeli tiketnya juga pas saat perjalanan pulang. Dan … Toplah. Selama
perjalanan aku hanya melihat sisi lintas kota yang gelap gulita dengan hanya
pancaran lampu yang kecil-kecil menandakan rumah warga sekitar dan penerangan
jalan di jalur Pantai Utara atau yang biasa kita sebut Pantura.
Selama 725 Kilometer perjalanan
dimampukan PT. Kereta Api untuk tiba di stasiun Turi pada pukul 06.00 WIB.
Selama perjalanan itu pula, tidak ada yang bisa kulakukan selain makan cemilan
bawaan dari rumah pada malam harinya. Tidur pun seakan pencilakan, karena orang disamping aku saat itu berbadan cukup
besar sehingga menyempitkan ruang gerak tidurku selama perjalanan. Huuf… dalam
hatiku hanya bisa berkata, “Ya Allah … Berikanlah aku kenyamanan dalam duduk
dan tidur di keberangkatan kereta ini”, sangking aku tidak nyamannya.
Dan sepertinya Tuhan mengabulkan
do’aku. Aku lupa telah menyimpan headset dan handphone full-charge di saku tasku. Seketika kuambil saja kedua alat penting
itu untuk menemani perjalananku dengan mendengarkan music. And then, ketenangan
kedua datang lagi karena pacarku tercinta, menelepon aku dkira-kira sebelum jam
12 malam, saat kereta ku berhanti di Stasiun Brebes, Jawa Tengah. Pokoknya
Ok-lah … buat nenangin perjalanan aku selama ada orang laki gede banget duduk
disamping aku. Haha.
Beruntung pada pukul 02.00
dininhari orang berbadan gede disamping aku itu turun di Stasiun Semarang Kota.
ALHAMDULILLAH … akhirnya aku bisa selonjoran jugaaaa… :D
Foto : Catatan Indrayana |
Foto : Catatan Indrayana |
12 jam perjalanan, aku dan tim
beristirahat sebentar di pelataran stop Stasiun Turi selama beberapa menit.
Namun ketenangan waktu istirahat kami itu tidak berlangsung lama. Seketika saat
diskusi mengenai mobil apa lagi yang akan kami naiki, terjadilah debat yang
cukup alot. Pasalnya untuk menuju ke Gunung Bromo hanya bisa dilakukan dengan
mobil carteran. Walhasil bergeraklah kami untuk menanyakan beberapa dari sopir
mobil travel, dan akhirnya disepakati untuk mencapai ke Homestay Gunung Bromo kami
membayar ongkos carter sekitar Rp. 325.500,-
Melewati Jalan Tol Surabaya –
Gempol, melintasi sepanjang jalan pinggir kali Porong, Sidoarjo yang sempat
heboh berita Aburizal Bakrie oleh karena lumpur lapindonya itu, aku dan tim
se-mobil berjalan terus menuju daerah Pasuruan, Jawa Timur. Tetapi karena semua
dari kami belum sarapan pagi, maka sesampainya kami di Kabupaten Pasuruan,
Jatim diputuskanlah kami berhenti di salah satu rumah makan kecil yang terletak
di wilayah Bangil. Wilayah yang kecil, namun memiliki salah satu makanan khas
yang belum pernah aku coba sebelumnya, yakni Nasi Punel Bangil.
Foto : Catatan Indrayana |
Nasinya terlihat biasa, tetapi rasanya
yang tidak biasa. Sangat pulen dan berasa seperti ketan, dilumuri dengan
kuah kikil santan dengan lauk dendeng sapi, empal daging, sedikit taburan
serundeng dan tumis kacang panjang menambah nikmat rasa Nasil Punel khas
Bangil, Jawa Timur ini karena rasa nasinya yang manis dan benar-benar sangat
ketan. Hmm .. Nikmat banget!!!! Bagi sahabat blogger yang ingin atau sedang melintasi
wilayah Pasuruan, aku rekomendasikan sahabat blogger semua untuk mencoba Nasi
Punel Bangil, yang hanya terletak di sini, di Bangil, Pasuruan, Jawa Timur.
Ya.. Hanya ada di sini.
Foto : Catatan Indrayana |
Foto : Catatan Indrayana |
Setelah sarapan pagi di Warung
Nasil Punel Bu Hj. Lin kami berangkat kembali ke homestay Gunung Bromo. Dan,
sampailah kita di homestay yang terletak di Desa Wonokitri, Tosari, Pasuruan, Jawa
Timur. Untuk biaya di homestay ini, per harinya cukup membayar Rp. 385.000
saja. Sudah termasuk air panas dan dua kamar tidur. Recommended banget lah buat
sahabat blogger yang ingin mencari homestay di Gunung Bromo karena lokasinya
yang cukup dekat menuju Penanjakan Gunung Bromo.
Foto : Catatan Indrayana |
Di samping kanan dan kiri
terlihat Pura yang besar-besar. Ternyata telusur demi telusur, di wilayah
Tengger ini banyak penghuni yang mendominasi keramaian warga yakni Bergama Hindu.
Bahkan dalam penemuanku, hanya satu orang yang tinggal di Desa Wonokitri yang
beragama Kristen. Islam??? Hmm … mungkin ada tetapi sepanjang kemarin aku belum
melihat saja. Tetapi yang perlu dicatat disini adalah 99 persen warga disana mayoritas
beragama Hindu.
Foto : Catatan Indrayana |
Foto : Catatan Indrayana |
Foto : Catatan Indrayana |
Jadi Hindu sehari.. hahaha Foto : Catatan Indrayana |
Pada Keesokan Harinya …
Aku terbangun sendiri pada pukul
02.00 dinihari di homestay karena memang kedua mataku yang ingin melek pada jam
itu. Dingin banget udaranya, perlu jaket tebal dan baju berlapis kalau kita
masih ingin merasakan panas di daerah itu.
Aku melihat keluar rumah, disana
terlihat ramai sekali pengunjung yang ingin naik ke Penanjakan Gunung Bromo.
Ramai sekali. Ya.. di Jam dua dinihari ini suasana sudah sangat ramai sekali.
Termasuk aku dan tim, kami berniat untuk naik ke Penanjakan Gunung Bromo yang
kami rencanakan berangkat pada pukul 03.00 dinihari.
Foto : Catatan Indrayana |
Foto : Catatan Indrayana |
Aku dan tim di dalam Jeep Foto : Catatan Indrayana |
Di Penanjakan Gunung Bromo,
banyak orang yang ingin melihat dan mengabadikan momen terpenting sepanjang
sejarah pengunjung di sana, yakni menyaksikan terbitnya Matahari pada pukul
05.30 WIB. Dan, untuk menuju kesana kita harus menggunakan Jeep yang
dikemudikan oleh warga sana. Uang Rp. 600.000 kami gelontorkan untuk
berkeliling ke wilayah Bromo dan sekitarnya, termasuk ke Penanjakan itu.
Namun hal yang dipraduga oleh
kami semua ternyata terjadi. Kabut tebal menyelimuti langit, dan udara yang
sangat dingin kian menusuk kulit. Sempat terjadi ketersendatan dalam perjalanan
berjalan kaki antara aku, tim, dan pengunjung sekitar karena yang berkunjung
kesana sangat ramai sekali. Ditambah, sesampainya di Penanjakan Puncak,
buanyaakkk orang yang memenuhi sekitar pagar pembatas untuk mendapatkan terbit
matahari secara jelas. Halangan-halangan itu membuatku sedikit resah, apakah
perjalananku kesini menjadi sia-sia karena kabut tebal yang menghalangi langit sempat
membuat kecewa pengunjung yang datang kesana. Dan, berjibun orang didepanku
yang ingin menduduki posisi depan menyulitkanku untuk menyaksikan matahari
terbit secara jelas???? Dalam pikirku, aku harus melakukan sesuatu agar aku
bisa merekam matahari terbit itu dengan jelas pukul setengah 6 nanti. Itupun,
kalau kabutnya gak tebal-tebal amat.
Buanyak orang menghalangiku mengambil gambar matahari terbit Foto : Catatan Indrayana |
Pertanyaannya adalah,
Bisakah aku dengan kamera poket
kecilku ini mengabadikan matahari terbit dengan kedua halangan itu???
Tingkat optimisme : 24% (Dua
puluh empat persen)
#Bersambung …
Tunggu kelanjutan ceritaku di Inspiraturis … (Part 2) :
Journey to the Bromo Mountain 2
Pertamaxx pulteng ya Mas...nanti mampir lagi yaa...
BalasHapusMumunggu, mas Rudy :D
HapusTernyata ee ternyata, selama ini dikau menghilang karena sedang melakukan backpacker tho Mas. Kereeen!.
HapusTiga tahun lalu aku juga mempunyai rencana Backpacker dari bandung ke Jogja, tapi sayang tidak terealisasi karena kesibukan waktu itu. Jadi terinspirasi untuk mencoba backpacker ke gunung Bromo nih :)
ternyata, udah ancang2 bikin postingan keren begini. keren juga.
HapusAyo kita backpackeran mas Rudy sm kang Zachflazz..
Hapusstaminaa...huhhf.. huff
Hapusabis main catur ya kang?
Hapuskarambol
Hapusgatheng....bal cenil mas zac :D
Hapussalam hormat buat komandan tertingi blog catatan indrayana....kirain komandan tertinggi kpk.....hahay
itu kan suhu kita yah....:)
haha... iya, kelingan gatheng. karo watu kan ya?
HapusArtinya?
Hapusooo.... ra dalaaaa :p
HapusHiehiiee bang Zachflazz menyebut "karambol" ya. Wih saya jadi ingat dengan permainan karambol waktu masih di SMP dan SMA di Bekasi. Seru juga cetak cetok gitu ya iheiheiheihe. Kalawu main catur mah kalah terus, jarang menang. Jadi jika ada pertandingan catur saya pasti kalah. Hiheiheiheie
Hapuswaduh...asik ni.... jakarta kan? senang banget la mahu cari rumah tumpangan nanti..
BalasHapusdi Pasuruan, Mpok ... :D
Hapuswah, seru nih..
Hapusseru nih.. wah,
Hapusnih seru wahh
Hapusseru wahh nih
Hapusnih pasuruan seru, wahh
Hapusyang lebih seru....banner kpk nya ampe dua dipasang....hahahahaha
Hapusaku kalah og :D
Hihi...iya, Mas Indra mamng asik :D
HapusAh mas Rudy juga asik :D
HapusBanner nya atau LOGO KPK nya asyiik, WIh diborong sampei 2 hiehiheihee. Mangcapssssssssssss
Hapusaduh kenapa nggak Semeru sekalian. sekali jalan mestinya Mas. kan bisa nyaingin 5cm nanti. tapi it's OK lahh. Bromo juga udah indah banget koq. lama banget saya nggak kesana. kangeeen.
BalasHapusout of agenda, kang ..
Hapusrencana aslinya memang ke Gn. Bromo aja, tapi gak menutup kemungkinan tahun depan ke Semeru kok....
Hehehe .....
nah, bikin 5 cm versi sendiri. 13,5 cm juga keren.. halahh.
Hapushaha. trending topic baru setelah secengan ketty perry, 13 setengah cm :D
Hapuskety perry memang demikian
Hapusaku ga punya pengalaman naik gunung......jadi malu
HapusHatiku sudah berpindah dari Keti peri ke Wulan Juliani
HapusKalau kang Zachroni ga kemana-mana kan hatinya, Mas Rudy?
Hapusteteup ke KLEPON
Hapusnekat juga yaa ke bromo, terus kalau nasi punel sering niar makan, tempatnya kecil tapi rame banget polll, enak banget nasinya, trancam nya juga seger serger enak :D
BalasHapusiya Mbak Niar .. aku jadi pengen makan lagi Nasi Punel Bangil :D
Hapusmayan murah juga ya 2 kamar harganya segitu.. waaa saya mau saya mau ke bromooo ~
BalasHapusayoo lagi mbak dini :D
Hapussilakan kalian lanjutkan
HapusAku mau sama Mbak Wulan Juliani ajah!
HapusAku mau sama Mbak Najwa Shihab ajah!
HapusHueee pada berangkat ke Bromo ya. Bawa Panci
Hapuskapan bs k bromo.....*mupeng
BalasHapuskapan yaa??? kasihtahu ga yaa.... hahaha :D
Hapusyo kasih tau juga tuh total akomodasi brp,....buat referensi...hehehe
Hapusyohoo ... pasti tak kasih tahu,,
Hapuspokoke pantengi kisah-kisahku sampe akhir cerita daah. hehehe....
nah kan.. panteng buntutnya
Hapusbuntutnya di panteng
HapusMendingan disop!
HapusAbis itu dibikin bubur..
Hapus#halah
@Reo Adam : Yang namanya Buntut kan dibelakang kan ya
Hapusweh.... :D
BalasHapusSeru kayaknya...
jadi penasaran sama kelanjutan ceritanya.. hehe
Hehehe :D
Hapusehemm
Hapuskikuk
Hapusnamaku reo.....:D
Gatel tenggorokan nih.
HapusMinum OBH sanah mas ..
HapusDari dulu saya sangat senang bepergian khususnya untuk climbing pegunungan adalah "sesuatu" yang belum pernah beha eh benar benar saya rasakan. Dulu waktu saya di SMA (era taon 1989) sempat kemping dengan 5 orang kawan kelas saya waktu itu kemping di daerah Purwakarta, daerah Bandung Utara. Benarkah? Maaf kalau salah sebut. Maklum Geografis saya jelek nilainya.
BalasHapusKata orang Purwakarta bukan Gunung, tapi pegunungan. Wah tak taulah saya itu. Yang jelas suasana nya persis Gunung, dan kami kemping di sana. Nah dengan BROMO saya belum pernah sekali sama eh sama sekali. Selama ini saya liat BROMO lewat tayangan TV Swasta, dan laporan Ekspedisi CINCIN API.
Eniwei Baswei, foto mas A.Y.Indrayana keren. Cool abis hiheiheiheiee. Nah foto yang dibagian bawah yang mengapitkan kedua tangan mirip memberi hormat ala kesatria Inggris itu seperti merapal Ajian ya. Jangan jangan jurus Kodok mati menahan nafsu
ajian yang diajarkan Kang Asep pasti. ajaran apa ya Kang?
HapusWah lupa ya nanti saya tanyakan sama gurunya dulu
HapusBukan ajaran kodok menahan nafsu kan kang?
Hapusya itu aja wis.. saya sampai puyeng mempelajarinya
Hapuskaya pendekar mau ngluarin tenaga dalam og....:)
Hapusasal jangan seperti pendekar mau ngeluarin masalah aja yaa.
Hapuspendekar wajan apa pendekar panci????
HapusWajan sama Panci kan masih keluarga ya. Beda emaknya aja
Hapusah ga asik ah.. ga cool.. coz ga ngajak2.. huhuuuu.. pengeeen,,
BalasHapushahahaha :D
Hapusayo kita pergi mbak Cova ... bawa suami dan anak,,
kita gelar tenda #halah
ikuttttttttt
Hapuske surabaya kok gak mampir rumahku?!
BalasHapus#marah
asik nih
Hapusya padahal udah disiapin jus lele :D
Hapussama sari tongkol dan bubur mendemi
HapusPeyek Laron ada gak?
Hapusada wingko babat
Hapusntar aku traktir oseng-oseng tugu bambu runcing...
HapusHmmm kalau aku nyiapin panci aja dah.
Hapushaha ... sipetualang... enyak enyak dah ke bromo. pengen deh kesana.
BalasHapushehehe :D
Hapusliputannya mirip reporter kawakan...oke ditunggu kelanjutannya sobat :)
BalasHapusMakasiihhh ... Haha reporter kawakan :D
HapusWalaikumsalam....
BalasHapushihihihi jadi malu telat nih,untung aja gak telat 3bulan :D
maklum anggota kpk juga manusia biasa hahahahahaha
selamat tahun baru sob
asyik nih tahun baru naik gunung,aku tunggu cerita selanjutnya
Rencananya Malam tahun baru lalu aku mau naik gunung di Bandung, tapi gak dibolehin sama pacarku, katanya belum muhrim!
Hapus#jangan ngeres
*yang, aku mau .. ehem .... pipi kamuuh*
Hapus*apaa yaannggg????*
#nyodorin pipi
Tuh kan Mas Rudy, makanya jangan ngajak pacar ke gunung. Hahahaha :D
Kalau sudah ngomongin Gunung, musti berguru sama "penunggu" nya mas Rawins. Eh mas Rawins manjat tower ya. Lupa sayah
Hapusea sy juga minta mav mas In..telat 3 hari..hehe
BalasHapustentunya asyik ya mas...aksi acara jalan2 nya...:)
di yunggu serial berikutnya...hehe :)
Kita tunggu bersama-sama. :)
HapusBioskop Segera Dimulai..
HapusPara penonton yang sudah memiliki karcis dipersilahkan masuk. Bagi penonton yang yang tidak memiliki karcis. kacian deh lu. Terima kasih
Hapusditunggu kelanjutannya
BalasHapuswaah, seru jg ya tahun barunya
BalasHapus:D
met tahun baru jg ya sob, moga tahun ini lbh baik lg..
oya, aku lg bikin acara GA, ikutan ya sob...biar seru
nasi puntelnya nyummy banget ya?
BalasHapuspertanyaan yg trakhir itu ada koq jawabannya di postingan selanjutnya hehe