Rabu, 10 Oktober 2012

KPK Vs. Polri - Pahlawan atau Rivalan?

Assalammualaikum… Sampurasun Rampes…. (salam rutin kang CilembuThea.. hehe). Balik lagi nih di blog catatan indrayana, blog yang tak hanya memuat curahan tulisan pribadi tetapi juga headline-headline yang cukup menarik untuk diperbincangkan di publik. Hehehehe …. Apa kabarnya semua? Tentu baik-baik saja. Tetapi mungkin kabar baik ini tidak sedang berhembus kepada kedua institusi negara yang mungkin dua-duanya kita bisa sebut sebagai ‘pahlawan’ kali yaa. Hehehe. Ya, mereka berdua adalah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Polisi Republik Indonesia (POLRI). Pasti sobat blogger udah cukup tahu dong bagaimana mereka dan apa sepak terjangnya …

Hmm… Seperti biasa lagi nih. Mau intermezzo dulu. Haha … Emang nih si Indra, lagi-lagi begitu. Hahaha :D . Tapi gak akan panjang kok. Aku hanya mau promosi dikit mengenai blog kedua aku nih. Namanya Desain Indrayana – Wadah Bebas Desainanku. Dalam kontennya, aku memprioritaskan hasil portofolio desainku baik berupa gambar diam maupun gambar video. Ada video liputan dan ada video dokumentarian. Yang ingin buka dan memfollow barangkali, mumunggu … diklik aja linknya. Desain Indrayana (ada juga di tab sidebar atas – disamping Tentang Indrayana)  ^ ^

Okesip. Kembali ke tema…

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Komisi yang berkonsentrasi penuh terhadap penanganan kasus korupsi ini didirikan di tahun 2003 yang memang secara tugas sudah pasti pada pusat permasalahan pemalingan uang negara. Sepanjang masa tugasnya, KPK telah mampu menyingkap beragam masalah korupsi (dan tentunya hingga sekarang) bahkan dengan cara yang beragam pula. Pantaslah jika KPK bisa disebut sebagai ‘pahlawan’ negara.

Nah, Polri, atau kepanjangannya Polisi Republik Indonesia juga berkonsentrasi dalam penanganan sejumlah masalah global yang umumnya sangat meresahkan masyarakat, yakni penegakan hukum, pemberantasan teroris, pelayan masyarakat dan lain sebagainya. Kita ambil contoh saja, gembong teroris yang paling dinanti penangkapannya, Noordin M Top, akhirnya bisa ditangkap juga oleh tangan-tangan tangguh Tim Densus 88 yang saat itu kepemimpinan polri dibawah naungan Jendral Bambang Hendarso Danuri. Waaw …. Apresiasi penuhlah terhadap kau semua, Polri!! Wehehe …  :D


Artinya apa? Kedua institusi independen negara ini pada dasarnya memiliki satu tugas kan sobat blogger? Yap. PENEGAKAN HUKUM. Lalu, apa yang salah sehingga masalah di kedua institusi ini seakan saling menjauh?

Terkesan ‘justru itu’. KPK dan Polri kini saling bersitegang dalam menegakkan proses hukum yang sesungguhnya dalam hematku itu kurang perlu untuk diperributkan saat ini. Tengahlah dalam kasus Hambalang Sport Center di Bogor, Jawa Barat, Korupsi PLTS, kasus Century, dan yang sekarang sedang menjadi ‘trending topic’ banget adalah kasus Simulator SIM. Selalu ada saja halangan dari KPK untuk mencoba menyidik di internal tubuh Polri. Contoh pada saat awal-awal kasus, mobil KPK pernah dihadang keluar saat selesai membawa berkas hasil sidikan korupsi beberapa waktu lalu.

Sekarang lagi… Kasusnya Novel Baswedan. Mantan Kompol kota Bengkulu yang saat ini menjabat sebagai ‘big boss’ nya kasus Simulator SIM di Korlantas Polri dituduh menganiaya seseorang saat masih menjabat di Polda Bengkulu tahun 2004 hingga tewas. Uuuuhhh …. Bagi pihak Polri, dalam prioritas utamanya yang disebut penegakkan hukum mempunyai perspektif pribadi mengapa tetap ingin menangkap pria yang terduga itu. Namun, di hemat banyak pihak, kasus ini tak ubahnya seperti konspirasi upaya Polri untuk melemahkan kerja KPK dalam menyidik kasus Simulator SIM. Wah… wah .. waahhh …

Jika memang benar Novel Baswedan bersalah dalam hal ini, mengapa tidak dari dulu disidik? Mengapa Polri baru menguak ini TEPAT pada sedang blowing-blowingnya kasus Simulator SIM? Apakah ini semacam upaya penghindaran dari Polri untuk menutupi internalitasnya???

Jelas publik tidak akan percaya pada Polri. Ketiga pertanyaan tersebut sudah menjadi dasar penilaian rakyat terhadap dua institusi yang saling merival ini. Bahkan sampai Presiden SBY membuka suara kepada Pers bahwa penanganan kasus Novel saat ini tidak tepat, dan beliau meminta agar kasus Simulator SIM hanya dipegang oleh KPK, dan bukan Polri. Then … what’s up? Interpretasi apa lagi yang akan dikatakan oleh Polri dalam menanggapi pernyataan tersebut?

Upaya kriminalisasi ini memang bukan kali pertama terjadi, dan bukan hanya dari satu institusi saja. Sekarang ini, masih hangat di berita media mengenai dugaan upaya mengkriminalisasi KPK oleh badan perwakilan yang kita sebut sebagai DPR (Dewan Perwakilan Rakyat). Yap, DPR kini masih dalam perencanaan merevisi Undang-Undang KPK. Sebenarnya kalau revisi ke arah yang lebih baik sih, kita mah santai aja. Tapi kalau revisi yang mengkhawatirkan? Contoh satu saja, DPR tengah merencanakan pengubahan hak pribadi KPK untuk menyadap sebuah suara telepon. Masak untuk menyadap telepon KPK harus izin terlebih dahulu ke pengadilan tinggi? Walah walah walah …

source : www.seruu.com

Sekarang ini, KPK memang tengah dihadapkan pada cobaan yang cukup dahsyat bila ditimbang dari segi tugas. Pemberantasan korupsi harus tetap ditegakkan di negeri ini, dan tidak boleh ada yang menghalang-halangi. Bagaimanapun, korupsi harus ditindak. Saat ini banyak mengalir dukungan bagi KPK dari banyak kalangan, juga ikut serta para pengamat, artis dan seniman. Bahkan di Profile Picture FB dan avatar Twitter banyak memakai gambar “Save KPK”. Ini artinya rakyat memang sangat mengharapkan penuh KPK bisa kembali memberantas korupsi, dan tidak terhalang-halangi oleh apapun juga, bahkan dari institusi tertinggi sekalipun. Hukum harus ditegakkan. Betul gak sobat blogger?


KPK menegakkan hukum dengan tugasnya memberantas korupsi, Polri menegakkan hukum dengan tugasnya mengayomi masyarakat.



Jadi menurut kalian, KPK dan Polri … Pahlawan atau Rivalan?? 

50 komentar:

  1. Asyik Pertamax ne. Hahaha baru kali ini bisa kasih komentar pagi pagi sebelum memulai aktifitas rutin di kantor. Ya benar sekali seperti kata A.Y.Indrayana.

    Secara pribadi saya senang dengan keberanian KPK yang ruarrr biasa menggilas dan menyeret pelaku koruptor yang sudah terbukti secara sah dan meyakinkan melalukan tindakan korupsi yang sangat merugikan negara dan bangsa Indonesia.

    Saya senang kali ini Presiden yang mulia, SBY, membela KPK dari semua sisi dan lini. Saya harap bukan pencitraan saja pak SBY membela KPK apalagi ada motif lainnya. Namun langkah yang diambil presiden SBY yang "melerai" pertikaian KPK-POLRI patut kita appresiasikan.

    Buat KPK yang sudah "dibela" Presiden SBY juga jangan lantas besar kepala apalagi sombong. Tetaplah bekerja sama dan bersinergi bersama POLRI dalam memberantas Korupsi di negeri ini. Mari kita bersama sama menghancurkan dan mengikis habis korupsi dan koruptor sampai ke akar akarnya. Semoga

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yup kang. KPK memang RUAARRR BIASAAA bisa menggilas pelaku-pelaku koruptor trilyunan rupiah itu.
      Nah sudah seharusnya Presiden SBY membela KPK karena KPK itu kan tugasnya memang memberantas korupsi. Ya mudah-mudahan KPK bisa terus memberantas korupsi hingga nanti...

      Hapus
  2. kasat mata sekali kan bahwa kebenaran di bumi indonesia ini akan disembunyikan, bahkan dibenamkan. saya bersyukur kemaren SBY menengahi. kalo nggak, bakalan sama dengan fenomena tawuran sekolah itu.

    gombal memang saat ngeliat tragedi itu kemaren, kampungan banget. pengin rasanya ngejitak oknum-oknum sok tau itu.

    jelas ini "rivalan", sebuah institusi yang nggak terima sebagian fungsinya diambil oleh institusi lain.

    ya sudahlah, semoga ini benar2 udah lewat dan kita doakan mereka sukses dalam bersinergi.

    btw, daripada rivalan, mending kebahaGIAan kan buat situ? haha..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya kang. Sama ...
      Apalagi pimpinan-pimpinan tertingginya tuh. Rasanya .... Ummmppphhh ......

      Ya, kita doakan saja. Keduanya memang sudah harus bersinergi dalam menegakkan hukum di Indonesia ini.

      Apaaaa??? Kebaha-GIA an?? Hehehe ... kalau itu mah, agak melenceng dari tema nih.
      Ini tentang KPK dan Polri akang ... bukan tentang mahasiswa yang kini kuliah di jurusan Fisika ituu. Hehehehe ....

      Hapus
    2. iyalahh, seneng kan digodain begini? haha, saya juga pernah muda koq. walau sekarang juga masih muda, meski tidak begitu muda. hihi

      Hapus
    3. hehe iya kang zachroni masih muda ...

      tapi kok kata mbak Popi tadi akang dibilang sesepuh yah?? Hihi ....

      Seneng sih kang .. Tapi aku pribadi enggan berharap lebih ...

      Hapus
    4. Hahahhahaahhaah jeli juga nih Hahahahhahahaa

      "kebaha GIA an"

      huhahahahaha hihihihihiii

      Hapus
    5. ada satu lagi kang ...

      "nostal GIA"

      hehehehehe hieheihehiehieihe :D

      Hapus
    6. sapa tuh tadi yg bilang "pernah muda"? perasaan dulu orang itu ikut proses akselerasi deh! Bukan hanya Akselerasi dlm pendidikan, tp juga dlm masalah umur! hihiiii...

      Hapus
    7. hahahahaha mbak popi bisa aja .. :D

      Hapus
  3. **mau nulis komen panjang kayak 2 sesepuh di atas ga mampu**

    akhirnya komen saya pendek saja:

    Mungkin Polri lagi bernostalgia dengan mengorek kasus masa lalu! 'kan katanya yang lama2 itu suka terasa indah!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah?? Sesepuh???
      Ternyata kang Asep Haryono dan kang Zachronisampurno udah tua yaa ...
      Wuahahaha *ups maaf kang* :D

      Hahay ... Polri mau bernostalgia sama kasusnya Cicak Buaya I ??
      Asik asik ...
      Orang-orang bernostalgia sama cinta, mereka bernostalgia sama pemberanteman. Haha

      Hapus
    2. edyann, kita dibilang sesepuh, Kang Asep. Padahal Kang Asep saja kan yang sudah sepuh ya? wkwkwkwk

      Hapus
    3. Berarti kang Asep Haryono yang paling tua sendiri yaah ...
      Wuahahaha
      *damai ya kang ... ampun :D

      Hapus
    4. HUhahahahahahahah xixixixixie. Tapi benar sekali. Ini hanyalah cuma realitas saja. Dulu waktu saya ikut Youth Engagement summit (YES) 2009 di Kuala Lumpur ternyata buanyak yang Mahasiswa. Ya Para mahasiswa SE ASIA TENGGARA. Jarang jarang yang sudah "working people" atau kelas pegawai, atau pekerja seperti saya.

      Ada peserta Indonesia dari jakarta malah nyebut saya "grandpa" hahaha. Saya sih asyik asyik saja lawong fact nya sudah dari sono nya begitu. Kita memang beda Generasi. Seperti kata Pak Dahlan Iskan bilang "Beda generasi tidak bisa dipaksa paksa didekat dekatkan"

      Hapus
    5. tapi coba lihat, betapa enerjiknya beliau.
      lihat saja, susah menandingi kualitas blognya.
      ini jelas menunjukkan Kang Asep masih muda.

      mmm...mungkin.

      (xixixi)

      Hapus
    6. ada yang unik saat saya ngepost komen di atas ini.
      komen terakhir di kolom komen Mbak poppy ini adalah komen mas Indra ("berarti kang Asep....").
      saya nulis komen saya, sambil ngebayangin wajah Kang Asep. begitu saya enter "publish", tau2 di atas saya secara ajaib udah ada komen Kang Asep. kayak sulapan. sihir tepatnya.

      Hapus
    7. kang asep sama kang zachroni kayak udah kompakan yah .. haha ...

      kang Asep : oh yah ... hehehe
      iya sih kalau kata 'big boss' nya kang asep, Pak Dahlan Iskan bilang "Beda generasi tidak bisa dipaksa paksa didekat dekatkan...

      kang Zachroni : iya, kang Asep enerjik banget... haha
      mengenai yang muncul secara tiba-tiba itu, kayak magic yah.. hahaha

      Hapus
    8. "sesepuh' bukan berarti 'sepuh' loh! Maksudnya..sesepuh di dunia perblog-an...yah semacam senioritas lah atau yg jadi 'panutan'.
      Tapi kalo yg dibilang ternyata merasa sepuh beneran, yah..monggo!! hehe..

      Hapus
    9. haha iya juga sih .. maksudnya sepuh dalam dunia perblogan. kan kang zachroni dan kang asep udah lama blogging .. hehe

      Hapus
    10. Hahahahah semuanya hihhihii. Wah sulap sulapan apa lagi? huaaaaaaa. Tapi yang jelas cuma seru seuran aja asyik juga sahut sahutan gini menambah sueger suasana. Seolah dari komen bLOG ini seperti menjadi milis online atau bahkan semacam "channel" atau "room" buat Ngobrol (chatting). Tapi boleh ya ginian rame ramean nda karukaruan. Hihihi Nanti bukan rame membahas atau diskusi postingan eh malah NgeRumPi hihihihihihi

      Hapus
    11. @Mas Abraham: coba tanya Mbak Poppy, yang selama ini dipanggil Mbak oleh siapapun disini. Posisi beliau dimana? sebenarnya beliau sama Kang Asep tuaan siapa? nah, saya kabuur sekarang... wkwkwkwk

      Hapus
    12. Yasallam ....
      Sudah-sudah semuanya tenang tenang semuanya, untuk trio blogger diatas masih pada muda-muda kok.. Benerannn ....

      Masih pada muda 10 tahun yang lalu maksudnya ...
      Wkwkwkwkwk *aaaa kaboooorrrrrr :D

      Hapus
  4. nah, orang kampung juga pengen ikutan nimbrung deh. saya bukan ahli hukum jadi berfikirnya pake logika aza atw tanpa dasar hukum/aturan UU dan lain sebagainya.
    keributan terjadi ini yang saya bingung adalah tentang proses hendak ditangkapnya Novel di kantor KPK oleh Polda Bengkulu. setahu saya KPK dan POLRI inikan sama2 Institusi hukum. jadi seharusnya kalo pengen menangkap salah satu anggota institusi hukum dg dasar bukti kuat sebaiknya informasikan terlebih dahulu satu ato dua hari dg Pimpinan KPK sebelum dilakukannya proses itu. Kan institusi penegak hukum macam KPK gak akan berkilah kalau ada sesuatu yg melawan hukum dilakukan anggota penyidiknya . Kalau seperti malam itu metode penangkapannya (kayak nangkap orang maling ayam), kemungkinan besar pasti dibikin biar terlihat heboh dengan tujuan mungkin aza sebuah metode konspirasi yang kita belom tau tujuannya untuk apa. mungkin juga utk upaya pengalihan Kasus Simulator Sim tersebut.
    wah, udah banyakan ulasan orang kampung ini. gue stop aza ya sampe disini dulu! mudah2an bisa difahami maksud gue

    BalasHapus
    Balasan
    1. yah itu dia yang aku katakan tadi bung ..
      keduanya sama-sama institusi penegak hukum, cuma kenapa kok sekarang seperti merival?

      haha. opini yang cukup dahsyat dari bung Penho ... Hehe

      Hapus
  5. Kalau memang kasus penganiayaannya mau diusut, kenapa baru sekarang?? Udah lewat 8 tahun kalee -_-'

    Keluarga si korban yang katanya jadi korban penganiayaan saja kaget waktu dengar kasusnya baru diusut sekarang ... Ckckck

    Yahh,, Semoga aja endingnya menyenangkan antara ke 2 institusi ini..

    BalasHapus
    Balasan
    1. yap ... semoga ada ending yang menyenangkan di antara kedua institusi ini ...


      seperti sinetron aja yaa nin .. haha :D

      Hapus
    2. Hahaha.. bener tuh Ndra, seperti sinetron indonesia yg ga ada habis-habisnya.. Nyampe seribu episod :D

      Hapus
  6. cuba untuk fahami tapi entri kali ni berat bago momoy.
    tapi momoy dapat rasain yang postingan ini sangat tinggi bahasa yang kamu gunain =)
    kamu memang dilahirkan talented ^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ahaha .. terimakasih Momoy ... kamu nak bisa ajaa .. Hehe

      Hapus
  7. biarpun kpk dan polri bermasalah, yang penting harga sembaku nggak naik mas ^^

    salam kenal mas ^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. jiaahhh .... ini malah ngebahas sembako. hahahaha

      Hapus
  8. yang jelas kasus yang satu menutupi kasus yang lain...

    BalasHapus
  9. . . no comment aq kalo masalah gituan. he..86x . .

    BalasHapus
  10. dua institusi ini sibuk sikut2an melulu, ga lang sinergikan tujuan. udah bubarin aja semua, ga usah ada dua2nya sekalian.

    BalasHapus
    Balasan
    1. wah jangan dibubarin juga ... tar kasus kriminal siapa yang nyelesaiin? haha

      Hapus
  11. yap, intinya oknum dari polri harus dihajar .. tapi save institusinya, baek KPK maupun polri ye

    BalasHapus
  12. huum... berat juga nih analisis...
    (-_-")> berhubung masing-masing punya ego kayaknya tuh.. ehm.. no comment ah, hahaha ^^ peace!

    BalasHapus
  13. ...dan ketika kita disibukkan dengan pragara KPK Polri ini, nyaris tak ada 1 pun media yang memberitakan tentang pemindahan Ustadz Abu Bakar Ba'asyir ke Nusa Kambangan..

    tanyakenapa waktu pemindahannya bisa bareng2 begitu dengan heboh2nya KPK Polri? Mari bertanya pada rumput yang mulai menguning..

    BalasHapus
    Balasan
    1. ada Mbak. Metro TV saya ingat memutar rekaman iring2an mobil yang membawa Pak Abubakar Ba'asyir. kalo gak salah beliau kebagian di LP Batu.

      biasaa.. lagu lama tu selalu ngebarengin waktu begitu. sampe bosen denger selalu dan selalu begitu

      Hapus
    2. Dini : Iya lho. Hampir tak terlihat berita itu. Aku yang sejatinya rutin banget nonton Metro TV aja gak tahu lho kalau pernah ada tayangan berita itu ...

      Kang Zachroni : Iya yaa. Ingat waktu kasus apa gituu yang menyangkut Pak Presiden SBY dibentrokkan sama kasus wabah Tomcat??
      Pengalihan perhatian juga gak tuh?? Hehe

      Hapus
  14. turut menyimak seprti biasanya om.
    menurutku sih..rivalan sambil pengen disebut pahlawan kale y....:o)

    BalasHapus