Assalammu’alaikum Sahabat Blogger… Bagaimana
hari dan ibadah puasa kalian semua sampai sekarang? Alhamdulillah lancar yah.
Begitupun dengan aku, pastinya sih lancer…. Hehehe. Sejenak kita lupakan dulu
tentang Giveaway,
aku ingin berbagi sesuatu nih sama sahabat blogger semua. Semoga apa yang
akan aku tuliskan ini akan menjadi kenyataan dikemudian hari. Aminn…
Yang pertama, Puja dan Puji aku panjatkan
kehadirat Allah SWT beserta Nabi dan Rasul-Rasulnya. Dan semua elemen yang
telah menghadirkan aku yang berada di depan komputer ini, yang sudah hampir 14
jam lebih menunggu ‘downloadan’ sebuah system operasi baru untuk pengguna
komputer ‘addicted’ seperti aku, yaitu Microsoft Windows 8 Release Candidate
Preview. Wow… 14 jam broo…. Hahaha :D
Haha. Lupakanlah…. Intermezzo yang gak
penting. Sekarang aku ingin berbagi tulisan kepada sahabat blogger semua.
Alhamdulillah inspirasi kembali muncul setelah lama vakkum 5 hari lamanya.
Selanjutnya, semoga tulisan ini kiranya bermanfaat bagi kita semua selain bagi aku
pribadi ya. Aminn…
Belakangan ini aku sering sekali mimpi
posisi aku sedang mengajar dihadapan 40 anak-anak siswa. Tepatnya satu jam
sebelum aku bangun untuk makan sahur tadi, pukul 02.30 WIB. Aku ingat ketika aku
tiba-tiba diajak oleh dua orang yang nggak dikenal, dan mereka membawa aku
menuju suatu kelas yang sudah penuh ramai dengan siswa. Wah, saat itu aku
baru menyadari kalau aku ternyata sudah berprofesi sebagai guru dimimpi itu.
Hah??? Guruu…….????? Ya Allah…. Bahkan
background pendidikanku aja bukan di dunia ajar-mengajar. Ya sudah seketika aku
masuk saja kedalam kelas itu dan serentak para siswa itu memberikan salam
kepada aku.
“Mas Indra… Mas Indra tolong gantiin kelas
yang lagi kosong dulu ya disini” ujar anonim itu kepadaku.
“Lho, mas… emang disini gurunya kemana,
tho?” tanyaku bingung
“Gurunya sakit. Udah masuk aja. Absennya
ada didalam” ujar anonim tersebut berkeras.
“Aaaa….iiiiyyaaa…..iyaa…..iyaaaa………” paksa
mereka mendorong dadaku kedalam kelas.
Serentak saja murid di kelas meneriakiku
seperti layaknya guru sungguhan, “Selamat Siang, Paakkk…..”
Aku amati diri aku sendiri di dalam mimpi
itu, ternyata pakaian aku sudah memakai jubah PNS!!!! Dan akupun tanpa sadar
telah menggengam tas hitam kecoklatan menggantung di tangan kanan aku sedari
tadi berdiri didepan kelas. “Ini mimpi apa guee….. Gue mimpi jadi guru!!!”
Langsung deh aku dengan spontan mengajari
mereka di mata pelajaran Sosiologi. Hebatnya lagi, aku yang berasal dari dunia
nyata sama sekali gak ada pengalaman mengajar anak IPS, di mimpi aku lancer
banget!!! Setelah pelajaran usai, kembali satu orang anonim yang memprovokasi aku
untuk menggantikan guru yang sedang absen katanya itu, mengajak aku makan-makan
di sebuah kantin. Waduh, apa di dunia mimpi gak mengenal hari berpuasa yah?
Hahaha :D
“Hebat banget kawan… Bagus. Salute Seratus
Persene…. Elu emang ada bakat jadi guru. Elu bisa ngajar, dan anak-anak jadi
paham pelajarannya sama elu. Double Wow ….” Sanjung anonim itu pada aku. Wah,
pastinya aku senang sekali disanjung seperti itu. Namun apa daya ketika aku dan
orang itu sedang berjalan kebawah anak tangga menuju kantin yang tengah ramai
itu, seseorang di dunia nyata membuka pintu kamarku dan membangunkanku, “Mas….
Sahur mass….”. Ternyata itu pembantu rumah aku. Seketika aku bangun dan
lingkungan didepan mata kembali berbeda dan berubah drastis karena sebelumnya aku
berada di sebuah sekolah yang aku gak tahu, mendadak berubah jadi di kamar aku
sendiri. “Ternyata Cuma mimpiiiiii…………….”
Anyway, bicara mengenai guru Alhamdulillah
itu juga menjadi ‘my wishes’ di umur 22 aku. Dan pengalamannya pun aku sudah
cukup tahu. Walaupun bukan di lembaga formal dan hanya pernah mengajar
anak-anak mahasiswa sewaktu aku bekerja di sebuah kampus di wilayah Salemba,
Jakarta Pusat, namun aku sudah mengantongi cukup banyak cara agar bisa memahami
siswanya dalam belajar di pelajaran itu.
Aku pribadi bisa merasakan bagaimana
perasaan ‘dag dig dug’ ketika berada pertama kali dan bahkan sampai sekarang…
mengajari anak-anak siswa yang sejatinya butuh seorang guru untuk diajarkan.
Hmm… jadi teringat saat dulu aku pernah mengajar matapelajaran Bahasa Inggris
didepan murid kelas 1 sampai kelas 6 di Sebumi Global School, Rawabelong,
Jakarta Barat, beberapa bulan lalu. Pada awalnya memang sempat gerogi, tapi lambat
laun sudah mulai terbiasa. Karena hampir sama halnya dengan acara
belajar-mengajar di sekolah terbuka Taman Ceria Negeriku yang biasa aku jumpai.
Mengajar anak-anak butuh kesabaran dan pastinya kesiapan mental yang cukup
tinggi.
Okee. Kalau bicara pengalaman sudah,
sekarang masalahnya berada di background. Aku tidak ada background di dunia
ajar-mengajar sama sekali. Huhuhuhu *terima nasib . Sedangkan untuk menjadi
pengajar saja, dibutuhkan gelar Sarjana Strata 1 Pendidikan atau SPd. Sayangnya
aku berada di posisi gelar Ahli Madya (Amd) yang insya Allah akan menyandang
nama sebagai ‘Abraham Yusuf Indrayana, S. Kom ‘ atau Sarjana Komunikasi.
Sejenak aku berpikir, apakah lebih baik jadi dosen saja yaa…???
Riska Irmayanti, sahabat aku di Lembaga
Pers Mahasiswa (LPM) melalui Blackberry Messengernya (BBM) kepada aku beberapa
hari lalu sempat menuturkan hal yang sama kepada aku. In… Kenapa lu gak jadi
guru aja? Ya gak lah Ris… wong pendidikanku gak disini. Sambung perempuan
pengajar Theater Amoeba di Universitas Mercu Buana itu kepada aku, “sayang ya…
padahal kamu ada bakat lho sebenernya…”
Menanggapi hal yang serupa, akupun tidak
bisa lagi mengelak bahwa aku tidak memiliki latar belakang seorang sarjana
pendidikan sama sekali. Aku hanya bisa mengajarkan apa yang aku tahu. Dan
mungkin nanti, aku akan berkiprah kembali sebagai seorang pengajar di bidang
Multimedia ataupun Broadcasting, sesuai dengan background aku sekarang ini.
Yaa… semoga saja. Takdir Tuhan siapa yang tahu…
Someday, ‘my wishes’ ini akan terwujud. Aku
pun jadi yakin ingin menapakkan kaki menuju dunia ajar-mengajar kelak nanti.
Yah walaupun keinginan menjadi seorang jurnalis masih sangat kuat, tapi ikhtiar
aja lah. Hehehe…. Dan bagi sahabat blogger yang juga pernah punya mimpi yang
akan jadi keinginan, semoga terwujud mimpinya. Plus, semoga selalu diberi
kemudahan bagi kita semua akan segala sesuatunya. Aminn….
Terlepas apakah aku jadi guru atau tidak
nanti, tapi setidaknya aku sudah berusaha … Meskipun baru berusaha mimpi.
Hehehe ^ ^
Kadang untuk menekuni profesi tertentu tidak selalu harus memiliki pendidikan bidang tersebut. Banyak wartawan kami bukan berlatar belakang pendidikan kewartawanan, bahkan ada yang dulu kuliahnya di bidang eksakta.
BalasHapusGuru bukanlah pekerjaan, tetapi profesi yang luhur dan mulia. Salam dari Pontianak
Salam dari Jakarta, kang .. :)
HapusYap betul. Guru adalah cita-cita yang paling mulia....
Ooh. Akang kerja di perusahaan berita toh? Wah aku mauu :)
semoga tercapai ya gan ^^
BalasHapusMakasii yaa.. Semoga kamu juga ^ ^
Hapustetap seemangat gan..
BalasHapustanpa guru kita semua gak akan bisa seperti sekarang ini menembus dunia tanpa batas hanya dengan duduk manis di depan komputer! hehehe..
BalasHapuspasti tercapai!
BalasHapusGopar : Pasti ^ ^
BalasHapusBung Penho : Ahahaaha...... bener itu :D
BalasHapusmas Zach : Pasti ^ ^
BalasHapussemoga bisa jadi kenyataan mimpinya.. :)
BalasHapusjadilah guru yang baik :P
Sedikit cerita.. dulu aku pernah jadi kakak pendamping buat adik2 kelas yg masih kecil2, eh karena seringnya ngajarin dan nemenin mereka, malah tumbuh kasih sayang dan aku nganggep mereka seperti anak muridku, sejak itu terbesit keinginan utk jadi guru, meskipun guru bukan mrupakan impian utama hehe
wah dhek Naima punya bakat juga jadi guru yaa... Bangganya aku udah mengajarimu *plak :P
HapusHehe
Tapi terlepas apakah itu impian utama atau tidak, tetap menjadi guru adalah mimpiku yang sempat terkubur beberapa saat ini.
hehe... kalo terkubur, bangkitin lagi dari kuburannya.. :P
BalasHapusah jangan... nanti aku diserang sama hantu pendidikan lagi .. :D
Hapusenak dong kalo diserang hantu pendidikan... siapa tau bisa tambah pinter ^_^
Hapuscita-cita mulia...semoga kelak benera terjadi dan tentunya akan mendapatkan gelar "Pahlawan Tanpa Tanda Jasa", jadi guru tidak perlu juga bergelar pendidikan, dan ngga harus selau berdiri didepan kelas, dengan membagi ilmu yang bermanfaat bagi sesamapun, menurutku udah jadi guru, tapi guru tanpa honor dan tanpa kepala sekolah...hehee
BalasHapussemoga cita2 mulianya tercapai...entah bagaimana caranya, hanya ALLAH yang tau'
Double SETUJU kawan ...
HapusSekarangpun aku banyak menghadiri kegiatan ajar-mengajar secara sukarela... Semoga amal baik ini bisa berlanjut hingga nanti ya kang.. Hehe ^ ^