Sebelum kita ke posting special Catatan
Indrayana mengenai SDIT Darul Athfal dan apa yang menarik, berkaitan dengan
Pemilu Legislatif yang baru saja usai beberapa jam yang lalu, menarik untuk
saya sedikit membahas mengenai jalannya PILEG (bukan PILEG = FLU yaa.. hehe)
ini dan bagaimana perjalanan menuju PILEG ini berlangsung.
Banyak sekali hal-hal yang berkecamuk menjelang Pemilihan hari ini, baik di Sosial Media maupun di media Elektronik. Gejolak politik dan serangan demi serangan terus bermunculan membuat kita semakin bingung untuk menentukan pilihan.
Banyak sekali hal-hal yang berkecamuk menjelang Pemilihan hari ini, baik di Sosial Media maupun di media Elektronik. Gejolak politik dan serangan demi serangan terus bermunculan membuat kita semakin bingung untuk menentukan pilihan.
Intermezzo kita kali ini : Hasil
Quick Count sejumlah lembaga survey yang saya coba ambil kesimpulannya sebagai
berikut,,
PDI
Perjuangan 19% ; Golkar 14% ; Gerindra 12%. Disusul oleh
Partai Demokrat 9% kemudian PKB 8%.
Done. Kita bisa simpulkan secara
luas bagaimana gejolak politik di beberapa media kabar dapat mempengaruhi pemikiran
masyarakat akan pilihan prerogatif kita. Tapi yang kita akan bahas disini, bagaimana
serangan demi serangan yang dilakukan baik dari partai itu sendiri maupun dari
para simpatisannya begitu kian gencar melempar “bom dinamit” kepada partai dan
pendukung yang lain. Mulai dari mengungkit” masa lalu partai yang bersangkutan,
kontribusinya buat Negara, kasus korupsi, blow-up media, sampai kesumat salah
satu partai politik tertentu pada saingan lawannya. Mari kita ulas bersama.
Media elektronik tampaknya masih
menjadi tameng utama parpol tertentu untuk berkampanye “gratis” dan
ajang-menyerang satu sama lain. Lihat saja ketika Anda sedang melihat stastiun televisi yang pemiliknya terlibat langsung dalam partai politik, kian gencarnya mereka melakukan serangan dan kampanye terdiam-diam seolah2 menyampaikan pesan tertentu bahwa “kita harus mencoblos dia”. Pesan tersirat lainnya ketika stasiun TV itu kerap memberitakan yang jelek-jelek kepada lawan politiknya... bener-bener yang membuat kita itu rasanya,, aarrghhh...
ajang-menyerang satu sama lain. Lihat saja ketika Anda sedang melihat stastiun televisi yang pemiliknya terlibat langsung dalam partai politik, kian gencarnya mereka melakukan serangan dan kampanye terdiam-diam seolah2 menyampaikan pesan tertentu bahwa “kita harus mencoblos dia”. Pesan tersirat lainnya ketika stasiun TV itu kerap memberitakan yang jelek-jelek kepada lawan politiknya... bener-bener yang membuat kita itu rasanya,, aarrghhh...
Kedua, simpatisan.
Serangan-serangan yang dilakukan para simpatisan parpol tertentu kerap
menggunakan tameng “dosa masa lalu” terhadap parpol lawannya. Kalau kita lihat
memang satu-satu alasan mereka melontarkan pernyataan itu memang ada yang masuk
akal, tapi benarkah bisa sampai segitu kejamnya?? Bahkan dengan kata-kata yang
tidak pantas. Inikah cermin politik kita?? Dimana politik santun yang selalu
digadang” pemimpin partai itu?
Serangkaian serangan politik
menjelang Pemilu Legislatif sebelumnya semakin menguatkan argument kita-kita
bahwa, mereka datang bukan untuk mensejahterakan Negara, tapi mengambil
kekuasaan. Saya tidak mendukung partai apapun dan siapapun capresnya, hanya
saya geram saja dengan mereka yang saling klaim “partai Ana paling bener”. Kita
seharusnya saling bekerja sama dan bergotong royong membangun Indonesia yang
lebih baik, bukan karena klaim keberhasilan sebuah partai politik tertentu.
Ingatlah mereka bukan dewa. Mereka pun masih minim dari kesempurnaan yang
harus kita tutupi dengan apa yang bisa kita lakukan.
Demikianlah diskusi singkat kita
hari ini. Semoga apa yang kita pilih tadi pagi benar dan pemimpin ybs bisa
menjalankan amanatnya sebagai Wakil Rakyat, bukan “wakil koruptor” atau “wakil
pemalas”. Dan semoga partai apa yang kita pilih tadi dapat membuat program-program
pro-rakyat yang apabila diterapkan bisa digunakan untuk kemaslahatan masyarakat
bersama. Pokoknya, lakukan semaksimal mungkin!!!!
By the way, sahabat blogger semua
pada mencoblos apa tadi??? Kalau saya partai . . . . .
Ahh sudahlah. Rahasia... hehehehe
:D
pertama nyoblos disini!
BalasHapusKalau saya ketua panswaslu daerah Bang Zachflazz saya akan terapkan Politik KLEPON. (Klepon Politics) semua orang pasti suka karena KLEPON memang enyak enyak
Hapuskemaren saya pun mendapati beberapa serangan fajar. dan cukup efektif buat sementara orang. karena orang itu ngasih fasilitas tenda dan kursi yang lewat pak RW. kurang ajar banget emang.
BalasHapusKalau serangan Malam piye bang Zachflazz. Serangan yang disukai orang rumah kah?
HapusHihihihihiii.
wakil pemalas? berarti kitanya juga pemalas dong?
BalasHapuswakil koruptor? berarti kita juga koruptor dong?
mereka itu wakil rakyat, wakil kita. Mereka juga butuh kita untuk mengadakan perbaikan guna kemajuan negara Indonesia yang lebih baik.
Ya setuju juga, bahwa antar parpol janganlah merendahkan parpol lain, malah seharusnya saling bekerjasama. Tapi ya namanya saja manusia, maunya banyak, semuanya dimaui.
PEMALAS atau sifat MALAS memang menjadi salah satu kendala bagi bangsa Indonesia ini untuk bergerak maju ke arah yang lebih baik. Saya harap siapa pun yang memimpin bangsa Indonesia ini kedepannya semoga jauh lebih baik. Saya pribadi sih berharap agar jangan lagi ada budaya MALAS yang melanda bangsa Indonesia. Kalau MALAS terus kapan Bangsa Indonesia ini maju selangkah dari bangsa lainnya. Bangsa Indonesia harus segera Bangkit dari keterpurukan masa lalu dan menatap masa depan yang lebih baik,. Salah satunya adalah perang terhadap Budaya Malas dan Budaya Korupsi
BalasHapussepakat aja lah dengan kata sesepuh...
HapusAduh kecil-kecil analisisnya tajam ini anak :D ., yuk mari kita kaderkan (Masih edisi Pemilu) ^0^
BalasHapusapanya yang kecil..?
Hapusudah gede gitu kok...
aku ga bisa ikut pemilu, masih 13 tahun,,, kesel... #ditimpuksapu
BalasHapus