Rabu, 09 April 2014

Memilih Pemimpin ... (Part 1) : Pilihan Legislatif Rakyat . . .

Bismillahhirahmanirrahim,,,

Sebelum kita ke posting special Catatan Indrayana mengenai SDIT Darul Athfal dan apa yang menarik, berkaitan dengan Pemilu Legislatif yang baru saja usai beberapa jam yang lalu, menarik untuk saya sedikit membahas mengenai jalannya PILEG (bukan PILEG = FLU yaa.. hehe) ini dan bagaimana perjalanan menuju PILEG ini berlangsung.
Banyak sekali hal-hal yang berkecamuk menjelang Pemilihan hari ini, baik di Sosial Media maupun di media Elektronik. Gejolak politik dan serangan demi serangan terus bermunculan membuat kita semakin bingung untuk menentukan pilihan.

Intermezzo kita kali ini : Hasil Quick Count sejumlah lembaga survey yang saya coba ambil kesimpulannya sebagai berikut,,

PDI Perjuangan 19%  ;  Golkar 14% ; Gerindra 12%. Disusul oleh Partai Demokrat 9% kemudian PKB 8%.

Done. Kita bisa simpulkan secara luas bagaimana gejolak politik di beberapa media kabar dapat mempengaruhi pemikiran masyarakat akan pilihan prerogatif kita. Tapi yang kita akan bahas disini, bagaimana serangan demi serangan yang dilakukan baik dari partai itu sendiri maupun dari para simpatisannya begitu kian gencar melempar “bom dinamit” kepada partai dan pendukung yang lain. Mulai dari mengungkit” masa lalu partai yang bersangkutan, kontribusinya buat Negara, kasus korupsi, blow-up media, sampai kesumat salah satu partai politik tertentu pada saingan lawannya. Mari kita ulas bersama.

Media elektronik tampaknya masih menjadi tameng utama parpol tertentu untuk berkampanye “gratis” dan
ajang-menyerang satu sama lain. Lihat saja ketika Anda sedang melihat stastiun televisi yang  pemiliknya terlibat langsung dalam partai politik, kian gencarnya mereka melakukan serangan dan kampanye terdiam-diam seolah2 menyampaikan pesan tertentu bahwa “kita harus mencoblos dia”. Pesan tersirat lainnya ketika stasiun TV itu kerap memberitakan yang jelek-jelek kepada lawan politiknya... bener-bener yang membuat kita itu rasanya,, aarrghhh...

Kedua, simpatisan. Serangan-serangan yang dilakukan para simpatisan parpol tertentu kerap menggunakan tameng “dosa masa lalu” terhadap parpol lawannya. Kalau kita lihat memang satu-satu alasan mereka melontarkan pernyataan itu memang ada yang masuk akal, tapi benarkah bisa sampai segitu kejamnya?? Bahkan dengan kata-kata yang tidak pantas. Inikah cermin politik kita?? Dimana politik santun yang selalu digadang” pemimpin partai itu?

Serangkaian serangan politik menjelang Pemilu Legislatif sebelumnya semakin menguatkan argument kita-kita bahwa, mereka datang bukan untuk mensejahterakan Negara, tapi mengambil kekuasaan. Saya tidak mendukung partai apapun dan siapapun capresnya, hanya saya geram saja dengan mereka yang saling klaim “partai Ana paling bener”. Kita seharusnya saling bekerja sama dan bergotong royong membangun Indonesia yang lebih baik, bukan karena klaim keberhasilan sebuah partai politik tertentu. Ingatlah mereka bukan dewa. Mereka pun masih minim dari kesempurnaan yang harus kita tutupi dengan apa yang bisa kita lakukan.

Demikianlah diskusi singkat kita hari ini. Semoga apa yang kita pilih tadi pagi benar dan pemimpin ybs bisa menjalankan amanatnya sebagai Wakil Rakyat, bukan “wakil koruptor” atau “wakil pemalas”. Dan semoga partai apa yang kita pilih tadi dapat membuat program-program pro-rakyat yang apabila diterapkan bisa digunakan untuk kemaslahatan masyarakat bersama. Pokoknya, lakukan semaksimal mungkin!!!!


By the way, sahabat blogger semua pada mencoblos apa tadi??? Kalau saya partai . . . . .
Ahh sudahlah. Rahasia... hehehehe :D

10 komentar:

  1. Balasan
    1. Kalau saya ketua panswaslu daerah Bang Zachflazz saya akan terapkan Politik KLEPON. (Klepon Politics) semua orang pasti suka karena KLEPON memang enyak enyak

      Hapus
  2. kemaren saya pun mendapati beberapa serangan fajar. dan cukup efektif buat sementara orang. karena orang itu ngasih fasilitas tenda dan kursi yang lewat pak RW. kurang ajar banget emang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau serangan Malam piye bang Zachflazz. Serangan yang disukai orang rumah kah?
      Hihihihihiii.

      Hapus
  3. wakil pemalas? berarti kitanya juga pemalas dong?
    wakil koruptor? berarti kita juga koruptor dong?

    mereka itu wakil rakyat, wakil kita. Mereka juga butuh kita untuk mengadakan perbaikan guna kemajuan negara Indonesia yang lebih baik.
    Ya setuju juga, bahwa antar parpol janganlah merendahkan parpol lain, malah seharusnya saling bekerjasama. Tapi ya namanya saja manusia, maunya banyak, semuanya dimaui.

    BalasHapus
  4. PEMALAS atau sifat MALAS memang menjadi salah satu kendala bagi bangsa Indonesia ini untuk bergerak maju ke arah yang lebih baik. Saya harap siapa pun yang memimpin bangsa Indonesia ini kedepannya semoga jauh lebih baik. Saya pribadi sih berharap agar jangan lagi ada budaya MALAS yang melanda bangsa Indonesia. Kalau MALAS terus kapan Bangsa Indonesia ini maju selangkah dari bangsa lainnya. Bangsa Indonesia harus segera Bangkit dari keterpurukan masa lalu dan menatap masa depan yang lebih baik,. Salah satunya adalah perang terhadap Budaya Malas dan Budaya Korupsi

    BalasHapus
    Balasan
    1. sepakat aja lah dengan kata sesepuh...

      Hapus
  5. Aduh kecil-kecil analisisnya tajam ini anak :D ., yuk mari kita kaderkan (Masih edisi Pemilu) ^0^

    BalasHapus
    Balasan
    1. apanya yang kecil..?
      udah gede gitu kok...

      Hapus
  6. aku ga bisa ikut pemilu, masih 13 tahun,,, kesel... #ditimpuksapu

    BalasHapus