Senin, 31 Maret 2014

Merantau Kebahagiaan ...

Selamat siang para sobat. Pada hari ini akan ada sedikit yang berbeda dari keadaan blog pribadi aku ini. Tapi sebelumnya ijinkan aku untuk membersihkan debu-debu dan sarang laba-laba yang memenuhi seluruh ruangan blog ini ya. Maklum jarang ditempatin. Hehehehe...

Fiuuhhh.... Fiuuuuhhhhh . . . .


Hahaha. Yap. Sedikit aku mau bercerita tentang kabarku sekarang yang kian hari makin kurasakan apakah arti hidup yang sesungguhnya. Dimulai dari dinamika berganti-ganti pekerjaan, jatuh bangun nilai perkuliahan, hingga kesenangan semu yang kualami setiap minggu. Benar sekali. Roda kehidupan terus berputar tanpa mengenal lelah. Kadang kita diatas, kadang kita dibawah. Tapi kalau kita lagi miring di kanan kebawah, rasanya bimbang juga yaa pasalnya penentuan apakah keputusanmu dapat menyelamatkan kamu dari cobaan atau justru malah terjerambab ke posisi paling bawah, yaitu “Kegagalan”. Juga, saat posisi kita lagi miring di kiri keatas, kita pasti akan merasakan yang namanya lelah. Lelah menggapai dari keterpurukan menuju kesuksesan kembali. Dan kemudian hidup akan kembali ke bawah lagi. Yap... hidup memang tidak bisa ditebak.

Inilah yang dinamakan dinamika hidup. Hidup tak selamanya menyenangkan. Seringkali kita lupa, kita udah terlanjur senang, namun ketika sesuatu datang kita nggak ingin jatuh terpuruk lagi. Segala cara dihalalkan, dan yang halal bisa jadi diharamkan. Contoh, kriminal. Saat orang depresi akan himpitan ekonomi mereka, mereka memilih untuk melakukan hal yang tidak semestinya. Apa hal halal yang diharamkan? Ya. Mereka tidak mau bekerja. Rasa ingin cepat kaya dan mau yang enak saja itulah yang masih menjadi kebiasaan buruk bagi sebagian manusia di dunia ini.

Tapi kita nggak akan bahas itu. Aku ingin berbagi sedikit sebuah pengalaman yang tak pernah kulupa dalam rentang jalan hidup ini.

Sebuah pilihan.
Pilihan seringkali membuat kita kesal, gondok, dan bingung. Ketika kita harus memilih sesuatu, kita bingung.
Apakah yang kupilih ini benar atau salah??? Pernah merasakan kan?? Itulah yang sering terjadi padaku akhir-akhir ini. Dalam satu tahun ini saja, aku pernah disudutkan pada 3x pilihan dalam mengambil sebuah pekerjaan. Dan apa yang terjadi selanjutnya? Dua dari tiga kali pilihan yang kuputuskan adalah SALAH. Yaa... SALAH. Kenapa salah? Aku menilai selama aku bekerja di perusahaan yang aku pilih tidak memberikanku kenyamanan dalam bekerja. Dan masih banyak lagi yang lain.

Oleh karena itu apa?Mari kita yang tengah terpuruk pada sebuah pilihan ayo kita sama-sama ‘merantau kebahagiaan’. Carilah kebahagiaan kita yang menurut kita apa hal yang bisa membuat kita bahagia. Yang namanya hidup, sangat tidak bisa dipisahkan dalam sebuah pilihan. Oleh karena itu, memilihlah yang benar, sesuai kata nurani, dan yakin... mereka adalah orang yang tepat untuk dipilih.

Dalam rangka Pemilu ya posting ini??? Hahahaha.... bisa jadi. Yuk kita memilih wakil rakyat dan Presiden nanti 9 April dan 9 Juli mendatang dengan pikiran yang cerdas dan kritis. Jangan sampai salah pilih, karena mungkin kita akan menyesal 5 tahun kemudian. Hehehe...

Sekian dulu posting dari saya, dan selamat siang lagi. Hehehehe...
NP  :  Mulai 1 April dan seterusnya hingga akhir bulannya, beberapa posting aku akan bercerita sedikit banyak mengenai Sekolah Islam yang ada di Kebon Jeruk ini, SDIT Darul Athfal. Pastinya menarik untuk diikuti. Yayayaya.... ^ ^




Ayo memilih!!!

3 komentar:

  1. haduuuuh, salah enggaknya milih wakil rakyat yaa nggak tahu..
    ditunggu postingan tentang SDIT nya mas... sepertinya akan menginspirasi...

    BalasHapus
  2. Memang bukanlah hal yang menyenangkan setiap orang terutama dalam urusan Pekerjaan. Tidak ada pekerjaan di dunia ini yang nyaman melenggang begitu saja. Pekerjaan apa pun itu tetap memerlukan ketabahan , ketekunan dan kesabaran yang agak tidak biasa. Banyak hal dari pekerjaan yang semestinya bisa kita pahami. Apalagi jika berkaitan dengan orang lain. Hubungan pekerjaan tidak selalu vertikal sebagai bawahan kepada pimpinan namun juga interpersonal relationship- hubungan sesama pegawai dan karyawannya

    BalasHapus
  3. kadang apa yang ditetapkan kepada kita bukan pilihan yang tepat bagi kita. tapi dengan sikap kita yang mulai bisa menyesuaikan, tentu ini menjadi cara yang bijak.

    BalasHapus