Selamat siang para sobat. Pada
hari ini akan ada sedikit yang berbeda dari keadaan blog pribadi aku ini. Tapi
sebelumnya ijinkan aku untuk membersihkan debu-debu dan sarang laba-laba yang
memenuhi seluruh ruangan blog ini ya. Maklum jarang ditempatin. Hehehehe...
Fiuuhhh.... Fiuuuuhhhhh . . . .
Hahaha. Yap. Sedikit aku mau
bercerita tentang kabarku sekarang yang kian hari makin kurasakan apakah arti
hidup yang sesungguhnya. Dimulai dari dinamika berganti-ganti pekerjaan, jatuh
bangun nilai perkuliahan, hingga kesenangan semu yang kualami setiap minggu. Benar
sekali. Roda kehidupan terus berputar tanpa mengenal lelah. Kadang kita diatas,
kadang kita dibawah. Tapi kalau kita lagi miring di kanan kebawah, rasanya
bimbang juga yaa pasalnya penentuan apakah keputusanmu dapat menyelamatkan kamu
dari cobaan atau justru malah terjerambab ke posisi paling bawah, yaitu “Kegagalan”.
Juga, saat posisi kita lagi miring di kiri keatas, kita pasti akan merasakan
yang namanya lelah. Lelah menggapai dari keterpurukan menuju kesuksesan
kembali. Dan kemudian hidup akan kembali ke bawah lagi. Yap... hidup memang
tidak bisa ditebak.
Inilah yang dinamakan dinamika
hidup. Hidup tak selamanya menyenangkan. Seringkali kita lupa, kita udah
terlanjur senang, namun ketika sesuatu datang kita nggak ingin jatuh terpuruk
lagi. Segala cara dihalalkan, dan yang halal bisa jadi diharamkan. Contoh,
kriminal. Saat orang depresi akan himpitan ekonomi mereka, mereka memilih untuk
melakukan hal yang tidak semestinya. Apa hal halal yang diharamkan? Ya. Mereka tidak
mau bekerja. Rasa ingin cepat kaya dan mau yang enak saja itulah yang masih
menjadi kebiasaan buruk bagi sebagian manusia di dunia ini.
Tapi kita nggak akan bahas itu.
Aku ingin berbagi sedikit sebuah pengalaman yang tak pernah kulupa dalam
rentang jalan hidup ini.
Sebuah pilihan.
Pilihan seringkali membuat kita
kesal, gondok, dan bingung. Ketika kita harus memilih sesuatu, kita bingung.
Apakah yang kupilih ini benar atau salah??? Pernah merasakan kan?? Itulah yang
sering terjadi padaku akhir-akhir ini. Dalam satu tahun ini saja, aku pernah
disudutkan pada 3x pilihan dalam mengambil sebuah pekerjaan. Dan apa yang
terjadi selanjutnya? Dua dari tiga kali pilihan yang kuputuskan adalah SALAH.
Yaa... SALAH. Kenapa salah? Aku menilai selama aku bekerja di perusahaan yang
aku pilih tidak memberikanku kenyamanan dalam bekerja. Dan masih banyak lagi
yang lain.
Oleh karena itu apa?Mari kita
yang tengah terpuruk pada sebuah pilihan ayo kita sama-sama ‘merantau
kebahagiaan’. Carilah kebahagiaan kita yang menurut kita apa hal yang bisa
membuat kita bahagia. Yang namanya hidup, sangat tidak bisa dipisahkan dalam
sebuah pilihan. Oleh karena itu, memilihlah yang benar, sesuai kata nurani, dan
yakin... mereka adalah orang yang tepat untuk dipilih.
Dalam rangka Pemilu ya posting
ini??? Hahahaha.... bisa jadi. Yuk kita memilih wakil rakyat dan Presiden nanti
9 April dan 9 Juli mendatang dengan pikiran yang cerdas dan kritis. Jangan
sampai salah pilih, karena mungkin kita akan menyesal 5 tahun kemudian.
Hehehe...
Sekian dulu posting dari saya,
dan selamat siang lagi. Hehehehe...
NP : Mulai
1 April dan seterusnya hingga akhir bulannya, beberapa posting aku akan
bercerita sedikit banyak mengenai Sekolah Islam yang ada di Kebon Jeruk ini,
SDIT Darul Athfal. Pastinya menarik untuk diikuti. Yayayaya.... ^ ^
Ayo memilih!!!
haduuuuh, salah enggaknya milih wakil rakyat yaa nggak tahu..
BalasHapusditunggu postingan tentang SDIT nya mas... sepertinya akan menginspirasi...
Memang bukanlah hal yang menyenangkan setiap orang terutama dalam urusan Pekerjaan. Tidak ada pekerjaan di dunia ini yang nyaman melenggang begitu saja. Pekerjaan apa pun itu tetap memerlukan ketabahan , ketekunan dan kesabaran yang agak tidak biasa. Banyak hal dari pekerjaan yang semestinya bisa kita pahami. Apalagi jika berkaitan dengan orang lain. Hubungan pekerjaan tidak selalu vertikal sebagai bawahan kepada pimpinan namun juga interpersonal relationship- hubungan sesama pegawai dan karyawannya
BalasHapuskadang apa yang ditetapkan kepada kita bukan pilihan yang tepat bagi kita. tapi dengan sikap kita yang mulai bisa menyesuaikan, tentu ini menjadi cara yang bijak.
BalasHapus