Ketika kita merenung sejenak oleh seuntai kalimat cinta yang kian membelenggu dalam kehidupan ini, sekejap kita pun merasakan... betapa indahnya cinta yang kita miliki. Banyak sekali yang dapat kita presentasikan mengenai halnya cinta kepada beragam tujuan. Misalnya kepada Allah, kedua orang tua kita, kepada nenek/kakek kita, kepada saudara sepupu atau sekandung kita, kepada suami/istri kita (Heittts.... Gue Belom Punya Loh Yaaa :P), ataupun kepada pacar kita. Semuanya pasti diikatkan dengan satu kata ‘cinta’, betul kan sahabat blogger?
Harus diakui bahwa Cinta bener-bener bisa membawa kita
seakan terbang menuju surga ala dunia. Sangking bahagianya terkadang kita
sampai dibutakan oleh cinta (bagi yang memiliki perasaan berlebih). Semisal
contoh, pasangan yang terlalu cemburu dan akhirnya berbuat kriminal, pasangan
yang terlalu protektif, dan lain sebagainya. Yah, mudah-mudahan kita tidak
termasuk yang dikategori seperti itu yah, sahabat blogger. Amminn ^ ^
Disini, aku mau share sejenak mengenai peranan cinta
dalam kehidupan kita. Katakanlah sepasang kekasih yang sesaat lagi akan menuju
ke pelaminan, tentunya mereka sudah melewati proses yang namanya proses
mencintai dan dicintai. Cinta itu ibarat sebuah bangunan. Susah payah dibangun
demi menjadikan rumah, bila dirawat bersama tentu akan awet. Sebaliknya bila
sedikit saja kita mainin api, maka bisa hanguslah bangunan yang sudah susah
payah dibuat itu. Bener oraa :D
Sri Hastuti Handayani, atau selanjutnya kita sapa saja “Achie”,
sahabat aku sejak satu setengah tahun lalu menjabarkan secara simpel namun
gamblang di akun twitternya, sesaat sebelum aku menuliskan artikel ini.
Terinspirasi dari apa yang di-tweetkan Achie, maka aku pun memberanikan diri
untuk memposting artikel ini.

- “Cinta”
adalah sebuah karunia yang paling berharga yang diberikan oleh Yang Maha Kuasa .
Tanpa cinta, kita takkan hadir di dunia ini.
- “Cinta”
itu laksana embun pagi, memancarkan kedamaian yang menyejukkan hati
- “Cinta”,
adalah salah satu alasan untuk kita tersenyum
- “Cinta”
adalah satu kata yang dapat menjadi alasan mengapa kita mudah memaafkan
seseorang, terutama kepada orang yang kita cintai
Dan bila aku harus ikut berargumen, bilamana kekuatan
cinta tak dilandasi dengan rasa saling percaya, maka sedikit demi sedikit pasti
akan rapuh juga cinta itu. Pengalaman pribadi aku ketika aku pernah
berhubungan jarak jauh dengan salah satu si doi, akibat dari saling ketidakpercayaan
diantara kami akhirnya patahlah hubungan cinta kami. Demikian pulanya cinta tak
pernah mengenal adanya perbedaan kasta, tingkat, ataupun derajat. Seluruh insan
yang memiliki akal dan hati untuk menjalani kehidupan, dapat merasakan apa itu
cinta dan menerapkannya pada kehidupan kita.
Lalu, apakah cinta sejati itu benar adanya? Bagi yang
meyakininya bisa jadi hal itu beneran ada dan nyata. Lihatlah pada sepasang
orang-orang yang begitu menikmat masa indah pacaran, menikah, dan berharmoni
dalam satu naung pasangan. Mereka begitu terbuai dalam jurang cinta yang
membawanya jatuh. Lalu bagaimana dengan mereka yang selalu dilanda kegalauan
karena sering diputus oleh cinta? Jawabnya, bersabarlah!!! Semua akan indah
pada waktunya. Kita hanya perlu berusaha, berusaha, dan berusaha mencari siapa
yang akan menjadi cinta sejati kita. Betul? Namun tentunya cinta yang
bener-bener sejati adalah cinta kita terhadap sang pencipta kita, yaitu Allah SWT.
Yang bilang setuju, angkat tangan *eh*
Loh maksudnya?? Lalu cinta sejati terhadap sesama manusia
itu gak ada dong? Siapa bilang... (aku yang bilang :P) Hehehehe. Cinta
sejati terhadap sesama makhluk Allah itu tetap ada kok, tinggal gimana kita
menjalaninya aja. Hanya definisinya saja disini yang bergeser. Artinya, cinta
kita kepada sesama umat makhluk tidak boleh melebihi cinta kita terhadap Allah
SWT. Oleh karena itu janganlah kita ‘terlalu cinta’ terhadap seseorang yang
sedang kita sayangi. Terlalu cinta dapat membuat kita merasa sakit ketika orang
yang kita sayangi mengkhianati kita.
Seperti Sabda Rasulullah SAW ketika ditanya oleh salah satu
sahabatnya. “Wahai sahabatku, siapakah orang yang harus kami baktikan terlebih
dahulu?” Lalu Nabi menjawab dengan lantang sebanyak TIGA KALI, “IBUMU!!!!”
kemudian AYAHMU. Penegasan statement Rasulullah barusan mengingatkan kita
betapa pentingnya prioritas cinta dan bakti kita kepada kedua orang tua kita,
terutama IBU kita. Jelas sekali bahwa tujuan cinta kita selain yang utama yaitu
kepada Allah SWT, yaitu kepada ibu kita, ibu kita, dan ibu kita lagi, ayah
kita, teman atau saudara kita, dan kemudian... yang lainnya di urutan ini.
Hehehe... Meski berada di urutan terakhir namun kenyataannya cinta tidak pernah
memandang dimana ia berposisi.
Yah, In ... Meski dirimu sekarang masih menjomblo,dan 100
persen tak memiliki siapapun (curahan-galau :P), tetapi bila sudah bicara
tentang cinta... marilah kita berdiskusi bersama mengenai peranan cinta dengan
kehidupan kita. Apakah cinta yang membawa kebahagiaan dalam kehidupan kita?
Ataukah membawa kegalauan dalam kehidupan kita (bagi yang sedang berpasangan)??
Tentunya, kehadiran cinta dalam kehidupan kita merupakan anugerah terindah yang
pernah Tuhan kasih ke dunia. Nah, bagi sahabat blogger yang belum menemukan
cinta untuk kemudian diseriuskan, terus cari dan jangan menyerah !!! Gapailah
cintamu, dan kejarlah kebahagiaanmu .... Insya Allah, Tuhan pasti meridhai ^ ^