Sabtu, 25 Februari 2017

Kelas Inspirasi Karawang II - Menebar Cita di Pedalaman Cilamaya

Assalammu'alaikum.
Salam dari Jakarta...

Sejak Desember lalu, diri ini berhasil dibuat tidak tenang oleh pengumuman siapakah yang terpilih menjadi Relawan Kelas Inspirasi Karawang II. Bagaikan menunggu ikan Hiu di lautan lepas, rasanya begitu lama sekali. Sampai lewat akhirnya Tahun Baru 2017 lalu tibalah tanggal yang seharusnya menjadi penentuan akhir, 15 Januari 2017, dan.. wallaaa... masih belum ada pengumumannya. Hahaha. Lalu tak lama dua hari berselang, muncul pengumuman saya lolos seleksi menjadi Relawan di Kelas Inspirasi Karawang. Dan, saya pun harus hadir pada acara Briefing di sebuah sekolah bertempat di Tanjungpura, Karawang. Sekolah itu adalah SMK Bina Karya II.







Berbekal tas yang isinya ringan alias tidak banyak bawaan dan modal nekat, saya memberanikan diri datang kesana sendirian, karena satu-satu relawan yang ada di Jakarta hanya saya seorang.. hehehe. Terlambat datang bukan alasan untuk menyurutkan semangat, karena setibanya di sana saya bertemu dengan orang-orang yang sama sekali belum ada kenalnya bahkan satupun. Di mata ini, semua orang tampak asing dan rasanya saya seperti datang sendirian.

Dipandu oleh dua trainer Kelas Inspirasi, mereka menjelaskan tentang 7 sikap dasar KI, pengalaman mereka saat menjadi inspirator, dan curah-pendapat yang dilontarkan oleh beberapa relawan KI. Kuingat lagi... 7 sikap dasar KI salah satunya yaitu "Sukarela", yang artinya kita bergerak sendiri untuk menginspirasi banyak orang.

Dan... saya pun dipertemukan oleh orang-orang hebat disana. Mereka adalah ..
1. Andesta Arianto sebagai Staff Produksi di Century Batteries
2. Kartika Yulia Dewi sebagai Cluster Admin di Mitra Usaha Bank Mandiri
3. Santri Bella Pertiwi sebagai IT Programmer
4. Ayu Nurasih sebagai Bidan di sebuah klinik
5. Rianita Puspa Sari sebagai Dosen di UNSIKA
6. Ivan Riandi sebagai QC Supervisor di Dexa Group
7. dan tiga orang yang mengatur jalannya dokumentasi :  Aziza, Putri dan Ubet




Mereka memiliki panggilan yang beragam. Desta, Tika, Bella, Ayu, Nita dan Ivan. Merekalah teman-teman baru saya selama Kelas Inspirasi Karawang. Kami memiliki satu tujuan yang sama, yaitu menebar cita-cita untuk anak di Cilamaya. Eh, maaf... saat itu kami belum mengetahui sekolah mana yang kami datangi. Rapat pertama di antara kami yaitu bagaimana persiapan menjelang Kelas Inspirasi. Rapat kedua digelar melalui percakapan Whatsapp. Karena jaraknya yang jauh, jadi meeting harus dibuat virtual. Ah... semoga aku bisa menginspirasi banyak anak-anak nanti...


And... this is it.
Rupa sekolah yang kami datangi berlokasi di Dusun Tenggulun, Desa Cilamaya Wetan, Karawang Jawa Barat. Sekolahnya bernama SD Negeri Cikalong II. Aksesnya sangaattt jauh, panjang dan membuat ngantuk karena rutenya yang lurus dan tidak belok-belok. Keluar dari Pintu Tol Klari, masih harus menjalani perjalanan sampai Pasar Johar, kemudian belok ke Jalan Syech Quro. Start dari situ, perjalanan lurus dan lurus saja.






Kami tak datang ke sana di hari H begitu saja, karena tidak akan mungkin. Alhasil kesepakatan bersama kami menginap di sebuah Majelis Taklim bermukim tak jauh dari lokasi sekolah. Hujan lebat pun mendera, menyandera kami yang ingin keluar untuk datang ke Sekolah.

Dan, benar saja...
Pagi itu hujan sangat lebat. Semakin siang hujan pun makin parah. Tak ada jalan lain selain menunggu hujan itu reda. Beruntung, hujan berhenti jam 06.30, dan saat itu kami langsung grabak-grubuk ke kamar mandi dan ganti baju. Berangkatlah kami pada pukul 07.30. Sesampai disana suasana sudah ramai, namun ada juga yang terlambat datang karena hujan itu tadi, termasuk bapak Kepala Sekolah nya.

"Mana semangatmu? Ini semangatku!!"
"Tepuk Semangat!! (tepuk 3x) Huuh, (tepuk 3x) Haah, (tepuk 3x) Seee.... mangat!!!

Begitulah derai opening yang kami keluarkan saat apel pertama Kelas Inspirasi Karawang II di hadapan anak-anak pagi itu. Semangat dan gemuruh anak-anak terdengar jelas makin menambah motivasi kami menginspirasi mereka.

Aku sendiri masuk ke kelas I, kelas II, kelas IV, kelas V dan kelas VI. Saat itu gak kebagian kelas III karena sudah terisi inspirator lain. Di kelas I dan II, aku menerangkan sebuah pekerjaan sebagai Desainer, sedangkan kelas IV, V dan VI aku menjelaskan sebuah profesi sebagai pembuat film. Tepat sekali, karena pekerjaan saya berkutat di bidang multimedia, meski saat ini saya menjadi Guru di sebuah sekolah swasta.

Untuk menjadi seorang Desainer, aku menyerukan betapa pentingnya menentukan warna dan kebisaan dalam menggambar. Sedangkan pembuatan film aku menerangkan tiga jenis peran pembuat film yang terdiri atas sutradara dan kamerawan. Sebenernya ada banyak lagi tapi yang paling vital adalah kedua itu. Lebih mudahnya, dibuatlah satu-dua kelompok, yang berani maju kedepan. Saat latihan syuting, ada yang serius menjalani ada juga yang tertawa-tawa entah apa yang ditertawakan.. hahaha. Tapi yang jelas mereka antusias mengikuti dengan baik.


"Kenapa harus menjadi penginspirasi?"
Ada sekitar 50 juta siswa di Indonesia. Sebagian di antara mereka terancam putus sekolah bahkan tak pernah menyelesaikan jenjang pendidikan menengah apalagi pendidikan tinggi. Pernahkah terlintas bahwa mimpi dan cita-cita mereka adalah salah satu faktor yang membedakan antara berhenti atau tetap bersekolah?
Ini kesempatan teman-teman untuk bisa menjadi perwujudan cita-cita mereka. Berikan inspirasi kepada anak-anak Indonesia lewat profesi teman-teman dan jadikan cita-cita itu satu alasan kuat kenapa mereka harus tetap sekolah.
Jika teman-teman sekarang berpikir bahwa mempertanggungjawabkan hasil kerja di depan dewan direktur adalah pengalaman presentasi paling menantang, cobalah untuk menjelaskan apa yang teman-teman kerjakan sehari-hari di depan 40-an murid-murid SD.