Kamis, 01 Juni 2017

Catatan Dedikasi 1 - Kucinta Keluargaku (Jambore Sahabat Anak 19th)

Salam Pancasila!

Selamat Hari Pancasila semua! Semoga kita bisa terus mengamalkan pentingnya falsafah Pancasila dalam kehidupan bernegara sehari-hari.
Saya Indonesia, saya Pancasila!!

Setiap tahunnya, selalu ada yang ditunggu di momentum Jambore Sahabat Anak. Ya... kebersamaannya. Kesamaan di antara kami begitu kental, kebahagiaan yang terpancar di mana-mana, membuat Jambore Sahabat Anak (JSA) selalu meninggalkan kesan yang tak terlupakan.

Pada kesempatan kali ini, saya coba berbagi pengalaman tentang JSA dalam tajuk 'Kucinta Keluargaku'. So, stay tune yah...


Seperti biasa, kami semua dikumpulkan terlebih dahulu di Rumah Belajar Jai Asih (Rumbel Jati Asih). Tahukah kenapa? karena selain di Rumbel inilah namaku terdaftar, di Rumbel ini juga 'rumahku' berada. Aku, kakak-kakak dan adik-adik di sini sudah seperti keluarga, dan... kalau sedang belajar mengajar, suasana seperti di dalam kelas. Well then, semua yang berhubungan dengan Rumbel Jati Asih dan kegiatannya akan saya ulas sendiri di posting berikutnya, karena banyak sekali kegiatan yang ingin di-share. So please on patient ya.. hehehe

Kembali ke JSA. Briefing sebentar, pengingatan yel-yel, lalu cuss... berangkat. You know where? Lokasi JSA diadakan di Bumi Perkemahan Ragunan, Jakarta Selatan. Pukul 07.00 WIB, semua area berkumpul di Buper Ragunan. Ada area Missil3, SA Kota Tua, SA Grogol, SA Cijantung, Koran, Terminal Hujam, dan masih buanyaakkk lagi. And is.... tenda yang kami tempati akan berbarengan dengan Kampus Diakonia Modern (KDM). Let's get started!!

After opening, kita semua mengikuti banyak games. Games terdiri atas ber grup-grup. Sukacita dan sorak sorai kental di sini. Tak jarang, meski adik-adiknya yang main gamesnya, kakak-kakaknya yang memprovokasi suasana. "Pokoknya kami yang menang. Kami kami kami!!!!" Hahahaa...

Makan bersama juga tak kalah asyiknya. Bersama dua adik dampinganku, Ufik dan Ela, kita selalu makan bersama. Apa yang kurang, saya sebagai kakak pendamping mesti rela kasih ke mereka. Demi apa? Demi mereka bahagia tentunya! Dan makan bersama ini terus berlanjut mulai dari makan siang pertama, makan snack, makan malam, sampai makan siang terakhir pas besoknya. Here we are... Tenda AJI, tenda yang paling tersenyum yang pernah ada. Kenapa paling tersenyum? Entahlah... nanti akan diberitau yah :D

Pada sesi Hias Tenda, kami terus kompak satu sama lain. Adapun sesi Malam Panggung, meski ngantuk-ngantuk karena makin malam makin nggak selesai acara panggungnya, hehehe... sampai besokannya mendengar pengumuman tenda mana paling horee. Dan kita mendapat.... tenda tersenyum!!! Hahahaha... jadi ini toh maksudnya tenda paling tersenyum yang pernah ada??? Walah walah...

Last, yang paling penting dalam acara Jambore terkhusus JSA tahun ini adalah, betapa kebersamaan dan kebahagiaan bisa kita pancarkan terus. Kakak pendamping dan adik-adik di sini, bergembira bersama untuk satu tujuan. Dan itu adalah... kebahagiaan..


Berikut dokumentasi JSA 19th 'Kucinta Keluargaku'

































Minggu, 05 Maret 2017

Menebar Cita di Pedalaman Cilamaya.. (Lanjutan Kisahku)

Salam dari Jakarta...

Tergumam, aku terdiam. Sesampai di sekolah yang tak pernah kubayangkan akan kudatangi. Rutinitas sehari-hari yang kutemui berbeda dengan yang aku datangi ini. Begitu jauh, begitu kusam, dan... yah begitulah. Setidaknya perasaan dag-dig yang saya alami sebelum memulai pengajaran perdanaku di Kelas Inspirasi Karawang II.

SDN Cikalong II, sekolah dimana dikelilingi oleh hamparan sawah. Ya... dimana-mana sawah. Di belakang sekolah ya sawah, di kanan sawah, di kirinya pun sawah. Hanya akses masuk gang kecil beralaskan jembatan mengisari sungai besar sebelum masuk sekolah. Disitu... I have to start my day. Mengajar anak-anak yang aku belum tau sifat dan karakternya, karena saat Reuni Akbar beberapa saat lalu kami para relawan sempat 'ditakut-takuti' oleh trainer bahwa ada anak yang nakal dan bandel alias gak bisa dibilangin yang bisa bikin down perasaan ini. Ah... lupakan saja itu.

Memulai Kelas Inspirasi... Opening Ceremony.
Alhamdulillah aku dipercaya rekan Fasil untuk mengawali hari dengan teriakan dan tepuk semangat.

"Mana Semangatmu? Ini semangatku!!"
"Suaranya harus kencang sampai Cikampek, Bali, Papua, kalau perlu Malaysia!!!"
seluruh anak-anak "Wooooww...", ada juga yang tertawa atas ucapanku itu.

Setelah Ice Breaking tersebut, diperkenalkanlah nama-nama kami ke depan murid. Aku, Desta, Tika, Bella, Ayu, Nita, Ivan, Arif, Engkay, Putri, Yudi dan Zee, tak luput dari perkenalan kami satu-persatu. Walaupun di tengah opening ceremony hujan kembali derassss.... tetap semangat??? MASIH DONG. Bahkan aku sempat terkena air hujan deras karena belum selesai dengan Ice-Breakingnya. Hahaha, untung gak sampai sakit saat pulangnya.

Opening Ceremony selesai. Sekarang... ACTIONNYA!!
Ku mulai dari kelas IV. Antusiasmenya bisa dibilang lumayan, namun kurang seheboh kelas-kelas yang saya datangi setelah ini. Presentasiku sebagai Tukang Film (eh salah...) maksudnya Pembuat Film, karena aku bekerja di bidang Multimedia, disamping pengajaran. Ada yang menunjuk satu dua orang, namun kebanyakan mereka shy-shy cat (malu" kucing), yah mungkin ini awal pemanasan aku masuk ke kelas.
The last I do in this case is... menggunakan 'intuisi' ke-guruanku dalam menghadapi anak-anak. 
First time... Aman!!

Kelas IV sudah, kemudian Kelas VI.
Nah... ini nih. Kelas yang diklaim oleh mayoritas Guru di penjuru dunia, sebagai kelas paling tegang. Kenapa disebut kelas paling tegang, karena sesungguhnya mereka tengah mengalami 'pendewasaan' pemikiran. Kasar kata, mulai tau arti dunia sesungguhnya. Jadi cara pengajarannya pun tidak bisa disamakan dengan kelas III atau II apalagi kelas I. Well, intuisi seorang Guru ku pakai kembali dalam kasus ini.
Tampak berbeda, kelas VI ini malah cukup asyik menurutku. Meski tak semeriah yang kuharapkan, setidaknya ada beberapa murid yang asyik mengikuti materiku. Menariknya lagi, dua dari seluruh murid kelas VI memiliki cita-cita yang unik, yakni ingin menjadi Artis. Apa? Ya... Artis. Langsng saja saya praktekkan cara menjalani profesi pembuat film, termasuk dua anak itu. Wah, mereka mengikuti dengan cukup serius.
Second time... Aman!!

Kelas VI sudah, sekarang kelas I dan II.
Preng jeng jreeennnggg!!! Ini dia kelas paling belia setingkat sekolah dasar. Yeaayyy...
Kelas yang mana muridnya masih huhu-haha-haha-hihi, tertawa-tawa gak jelas, grubak-grubuk kesana kemari, ngoceh sana-sini ada aja dan tanpa maksud yang jelas, yaa... itulah kelas I dan kelas II. And... intuisi ke-Guruanku kumunculkan lagi. Ah... sepertinya memang harus ya,
Berbeda dengan kelas sebelumnya, aku mengajarkan profesi sebagai Desainer. Menjadi desainer itu... harus bisa menentukan warna, dan pintar menggambar. Semuanya terlihat antusias, dan plesetan yang aku lontarkan bisa membuat seisi kelas tertawa. Di sela materi, aku juga mengajarkan lagu Dua Mata Saya, sebagai bagian dari pengajaran karena ada praktik menggambar anggota badan dengan busana.

Masih ingat sekali. Dahlia namanya. Siswi kelas I SDN Cikalong II tersebut memajangkan gambarnya di jendela kelas. Aku ambil hasil gambar itu, dan memuji hasil gambarnya. Pemilihan warna yang bagus menjadi 'sniper' andalanku dalam menerangkan materi Desainer ini. Terima kasih Dahlia...
Third time... Lebih dari Aman!!!

Kelas I dan II sudah, terakhir... KELAS V.
Ini kelas yang paling membuatku gak merasa ngantuk seutuhnya. Semuanya antusias, detail bener. Berbeda dengan kelas IV dan kelas VI, kelas yang satu ini luar biasa. Meskipun ketika disuruh maju harus dibujuk dulu, tapi setelah maju... suasana seakan meretakkan dinding bangunan. Pecah sekali...
Kembali aku menerangkan profesi sebagai Pembuat Film, dan ku suruh maju 4 orang. Satu orang kamerawan, satu sutradara, dan dua lagi talentnya. Kehebohan dimulai di sini.

Saat memulai take latihan, aku menggunakan media HP ku sebagai alat kameranya. Yang megang salah satu murid yang kutunjuk, dan dua talent ku arahkan begana, begini, begunu. Tertawa terbahak-bahak tanpa jeda mewarnai kelas ini, ada yang karena salah, sampai yang sengaja untuk salah.. hahahahaa. Tapi perlu diingat, keikutsertaan mereka jangan lantas dinilai yang benernya saja, adakalanya missed-doing yang mereka lakukan, sejatinya hanya untuk mencari perhatian kita sebagai Guru. Nah kita... bisa menimpalinya dengan ikut membercandai, bahkan ikut meledek. Itu dilakukan agar suasana cair dan anak-anak memahami apa yang menjadi salah di sana. Tapi setelah itu bisa langsung dibenahi. Harusnya nak kamu begana, begini, begunu... dan lihat deh. Pasti lebih enak ngajarinnya!
Last time... Aman Sekali!!!

Di akhir sesi kami membuat pesawat terbang yang ditulisi nama dan cita-cita mereka, kemudian diterbangkan. Satu... dua... tiga. Wiiii.... pesawat terbang berkeliarkan kemana-mana, bahkan ada yang mendarat di genangan lumpur, hahaha. Setelah itu, anak-anak menempelkan cita-citanya di Wish Board atau spanduk ala Rombel kita. Dan semuanya selesai... anak-anak riang dan semangat sekali menjalani Kelas Inspirasi Karawang II ini.




The important point is...
Apapun profesi yang kita dapat saat ini, semangatilah mereka yang belum menggapainya. Mereka sudah punya gantungan cita-cita, mau jadi apa sudah terpikirkan oleh mereka. Lalu, tugas kita apa?? Tugas kita... mengawal mereka agar menjadi Generasi Penerus Bangsa! Jangan lelah untuk menjadi penginspirasi, bak matahari yang tak pernah berhenti menyinari semesta. Kejar terus cita-citamu, dengan menimba ilmu sebanyak-banyaknya, karena di atas langit masih ada langit, jadi ilmu tak akan habis dan bahkan terus berkembang. Jangan berhenti belajar ya buat kita semua...

Terakhir, dan ini yang tak kalah penting..
Kebersamaan para relawan yang sejatinya hanya dipertemukan dua kali saja. Yaa... HANYA DUA KALI pertemuan. Namun suasana sudah seperti kawan-kawan DUA Tahun lamanya. Begitu kompak, begitu cair, begitu... menyenangkan. Saling meledek dan saling lempar keceng-kecengan menjadi penghangat suasana kami selama H-1 menuju hari H-nya. Luar biasa.
Tak akan pernah lupa suasana ini, karena entah kapan lagi kita bisa bertemu selengkap ini.
Mungkin, yaa hanya 1% kemungkinan itu, tapi aku tak pernah kosong harapan.











Last but not least...
Jadilah Penginspirasi!!! Itu saja.

*Foto-foto lainnya menyusul

Sabtu, 25 Februari 2017

Kelas Inspirasi Karawang II - Menebar Cita di Pedalaman Cilamaya

Assalammu'alaikum.
Salam dari Jakarta...

Sejak Desember lalu, diri ini berhasil dibuat tidak tenang oleh pengumuman siapakah yang terpilih menjadi Relawan Kelas Inspirasi Karawang II. Bagaikan menunggu ikan Hiu di lautan lepas, rasanya begitu lama sekali. Sampai lewat akhirnya Tahun Baru 2017 lalu tibalah tanggal yang seharusnya menjadi penentuan akhir, 15 Januari 2017, dan.. wallaaa... masih belum ada pengumumannya. Hahaha. Lalu tak lama dua hari berselang, muncul pengumuman saya lolos seleksi menjadi Relawan di Kelas Inspirasi Karawang. Dan, saya pun harus hadir pada acara Briefing di sebuah sekolah bertempat di Tanjungpura, Karawang. Sekolah itu adalah SMK Bina Karya II.







Berbekal tas yang isinya ringan alias tidak banyak bawaan dan modal nekat, saya memberanikan diri datang kesana sendirian, karena satu-satu relawan yang ada di Jakarta hanya saya seorang.. hehehe. Terlambat datang bukan alasan untuk menyurutkan semangat, karena setibanya di sana saya bertemu dengan orang-orang yang sama sekali belum ada kenalnya bahkan satupun. Di mata ini, semua orang tampak asing dan rasanya saya seperti datang sendirian.

Dipandu oleh dua trainer Kelas Inspirasi, mereka menjelaskan tentang 7 sikap dasar KI, pengalaman mereka saat menjadi inspirator, dan curah-pendapat yang dilontarkan oleh beberapa relawan KI. Kuingat lagi... 7 sikap dasar KI salah satunya yaitu "Sukarela", yang artinya kita bergerak sendiri untuk menginspirasi banyak orang.

Dan... saya pun dipertemukan oleh orang-orang hebat disana. Mereka adalah ..
1. Andesta Arianto sebagai Staff Produksi di Century Batteries
2. Kartika Yulia Dewi sebagai Cluster Admin di Mitra Usaha Bank Mandiri
3. Santri Bella Pertiwi sebagai IT Programmer
4. Ayu Nurasih sebagai Bidan di sebuah klinik
5. Rianita Puspa Sari sebagai Dosen di UNSIKA
6. Ivan Riandi sebagai QC Supervisor di Dexa Group
7. dan tiga orang yang mengatur jalannya dokumentasi :  Aziza, Putri dan Ubet




Mereka memiliki panggilan yang beragam. Desta, Tika, Bella, Ayu, Nita dan Ivan. Merekalah teman-teman baru saya selama Kelas Inspirasi Karawang. Kami memiliki satu tujuan yang sama, yaitu menebar cita-cita untuk anak di Cilamaya. Eh, maaf... saat itu kami belum mengetahui sekolah mana yang kami datangi. Rapat pertama di antara kami yaitu bagaimana persiapan menjelang Kelas Inspirasi. Rapat kedua digelar melalui percakapan Whatsapp. Karena jaraknya yang jauh, jadi meeting harus dibuat virtual. Ah... semoga aku bisa menginspirasi banyak anak-anak nanti...


And... this is it.
Rupa sekolah yang kami datangi berlokasi di Dusun Tenggulun, Desa Cilamaya Wetan, Karawang Jawa Barat. Sekolahnya bernama SD Negeri Cikalong II. Aksesnya sangaattt jauh, panjang dan membuat ngantuk karena rutenya yang lurus dan tidak belok-belok. Keluar dari Pintu Tol Klari, masih harus menjalani perjalanan sampai Pasar Johar, kemudian belok ke Jalan Syech Quro. Start dari situ, perjalanan lurus dan lurus saja.






Kami tak datang ke sana di hari H begitu saja, karena tidak akan mungkin. Alhasil kesepakatan bersama kami menginap di sebuah Majelis Taklim bermukim tak jauh dari lokasi sekolah. Hujan lebat pun mendera, menyandera kami yang ingin keluar untuk datang ke Sekolah.

Dan, benar saja...
Pagi itu hujan sangat lebat. Semakin siang hujan pun makin parah. Tak ada jalan lain selain menunggu hujan itu reda. Beruntung, hujan berhenti jam 06.30, dan saat itu kami langsung grabak-grubuk ke kamar mandi dan ganti baju. Berangkatlah kami pada pukul 07.30. Sesampai disana suasana sudah ramai, namun ada juga yang terlambat datang karena hujan itu tadi, termasuk bapak Kepala Sekolah nya.

"Mana semangatmu? Ini semangatku!!"
"Tepuk Semangat!! (tepuk 3x) Huuh, (tepuk 3x) Haah, (tepuk 3x) Seee.... mangat!!!

Begitulah derai opening yang kami keluarkan saat apel pertama Kelas Inspirasi Karawang II di hadapan anak-anak pagi itu. Semangat dan gemuruh anak-anak terdengar jelas makin menambah motivasi kami menginspirasi mereka.

Aku sendiri masuk ke kelas I, kelas II, kelas IV, kelas V dan kelas VI. Saat itu gak kebagian kelas III karena sudah terisi inspirator lain. Di kelas I dan II, aku menerangkan sebuah pekerjaan sebagai Desainer, sedangkan kelas IV, V dan VI aku menjelaskan sebuah profesi sebagai pembuat film. Tepat sekali, karena pekerjaan saya berkutat di bidang multimedia, meski saat ini saya menjadi Guru di sebuah sekolah swasta.

Untuk menjadi seorang Desainer, aku menyerukan betapa pentingnya menentukan warna dan kebisaan dalam menggambar. Sedangkan pembuatan film aku menerangkan tiga jenis peran pembuat film yang terdiri atas sutradara dan kamerawan. Sebenernya ada banyak lagi tapi yang paling vital adalah kedua itu. Lebih mudahnya, dibuatlah satu-dua kelompok, yang berani maju kedepan. Saat latihan syuting, ada yang serius menjalani ada juga yang tertawa-tawa entah apa yang ditertawakan.. hahaha. Tapi yang jelas mereka antusias mengikuti dengan baik.


"Kenapa harus menjadi penginspirasi?"
Ada sekitar 50 juta siswa di Indonesia. Sebagian di antara mereka terancam putus sekolah bahkan tak pernah menyelesaikan jenjang pendidikan menengah apalagi pendidikan tinggi. Pernahkah terlintas bahwa mimpi dan cita-cita mereka adalah salah satu faktor yang membedakan antara berhenti atau tetap bersekolah?
Ini kesempatan teman-teman untuk bisa menjadi perwujudan cita-cita mereka. Berikan inspirasi kepada anak-anak Indonesia lewat profesi teman-teman dan jadikan cita-cita itu satu alasan kuat kenapa mereka harus tetap sekolah.
Jika teman-teman sekarang berpikir bahwa mempertanggungjawabkan hasil kerja di depan dewan direktur adalah pengalaman presentasi paling menantang, cobalah untuk menjelaskan apa yang teman-teman kerjakan sehari-hari di depan 40-an murid-murid SD.