Sobat blogger… Belum dua minggu lebaran usai, lagi-lagi
cerita menyedihkan datang dari saudara kita yang kini tertimpa musibah di
Sampang, Pulau Madura, beberapa hari lalu sampai sekarang. Kisah tragis yang
menerpa penduduk disana bermula dari aksi kerusuhan yang diduga konflik
perbedaan keyakinan aliran. Aliran Syi’ah dengan aliran Sunni. Kedua aliran
inilah yang konon sudah berkonflik sejak bertahun-tahun lalu. Dan kini, konflik
itu kembali mencapai puncaknya ketika salah satu kelompok massa (tidak jelas
siapa yang memulai) memprovokasi orang-orang lainnya untuk membuat kerusuhan di
permukiman masyarakat Syi’ah, kemarin. Hmm …
Wah wah wah, padahal kan sama-sama satu agama, agama Islam sahabat
blogger. Tapi kok masih aja rusuh yaa? Aturannya, kita kan tidak boleh
terus-menerus membeda-bedakan keyakinan, karena pastinya bisa berbuntut
kerusuhan. Apalagi sesama umat Islam… Harusnya kan bisa hidup berharmoni. But…
Now look at your news television. Ckckckck … Pasti bikin sahabat blogger semua
geleng-geleng kepala dan tidak bisa memahami apa yang sudah terjadi disana.
![]() |
sumber : www.tvonenews.tv |
Nah, buntut dari kasus ini, lagi-lagi pemerintahlah yang
disalahkan. Mainnya pemerintah kan menjaga keharmonisan antarumat beragama di
negeri kita yang baru 11 hari merdeka di umur 67 ini (dihitung sampai tanggal
postingan ini ada.. Hehe :D). Tetapi kalau kita lihat realitanya, kenapa masih
saja ada sekelompok orang yang menyelesaikan masalahnya dengan berbuat rusuh,
plus dengan dalih perjuangan agama dari aliran sesat. Padahal kita semua tahu.
Kerusuhan tidak akan menyelesaikan segalanya. Yang ada malah kerugian besar
baik dari segi materil maupun perikemanusiaan. Setuju gak semua?
Lalu kita semua pasti akan bertanya-tanya. Benarkah aliran
Islam Syi’ah itu sesat? Mengapa masih ada saja kekerasan atas nama agama? Kita
kan tahu, agama manapun pasti melarang keras sesuatu yang namanya kekerasan.
Tak ada alasan, apalagi dengan dalih
memperjuangkan agama. Jika semuanya setuju, mari angkat tangannya anak-anak #eh
:P
Okee. Mungkin aku tidak bisa berargumen panjang apakah
aliran Islam Syi’ah itu sesat atau tidaknya. Yang bisa menentukan hanyalah
Al-Qur’an dan Allah. Setujuuu gaakkk…. :D . Karena eh karena pula, mungkin kita
tidak tahu asal-usul dari Syi’ah itu sendiri. Terlebih, masih ada dilema
pemikiran alias kontroversi dikalangan petinggi organisasi tertinggi Islam.
Hehe.. Ini bukan cerita blang-blong lhoo. Terbukti dalam hasil pencarian
searching eyang Google dengan keyword “Syi’ah Sesat?” saat aku menuliskan
posting ini. Lagi-lagi, aku tidak dapat dan tidak ingin berlebar panjang
mengupas lebih intens apakah mereka termasuk golongan sesat atau bukan. Yang
jelas, mereka punya landasan agama, agama Islam. Untuk yang ini, sahabat
blogger semua setuju doong :D
Seperti dilansir dari komentar sahabat blogger kita yang
bernama Affanibnu dengan blognya “a.i.r” dalam posting aku yang berjudul
Perbedaan itu Menyenangkan.
berbicara soal iman
memang tiada kata matinya..
semakin diperdebatkan,
semakin runcing permasalahan..
tapi semakin
ditoleransikan, semakin cerah titik temu..
fanatik? tentu itu
boleh saja.. tetapi tidak untuk sebuah keradikalan..
menjadi fanatik bukan
berarti serta merta mengesampingkan semua hal, Ustadz merupakan fanatik tetapi
bukan sebuah radikal, begitu juga yang lain..
itulah yang
dibutuhkan, fanatik dengan toleransi.. bukan fanatik dengan radikalisme..
Ada benarnya juga lho sobat blogger. Adakalanya kita semua
terlalu fanatik oleh satu keadaan, sehingga kerap mengesampingkan hal yang
disebut minoriti. Nah, pertarungan sengit antara mayoriti dan minoriti ini
dituding jadi biang kerok masalah. Sedikit flashback mengenai posting aku yang satu itu, ketika aku bersama teman-teman aku yang lain yang
semuanya beragama nonis (Non-Islam) menyantap buka puasa, merekapun ikutan
berbuka seperti aku. Meskipun mereka (nonis) memang tidak berpuasa tetapi
mereka pun juga mengawali berbuka puasa dengan do’a ala mereka sendiri (do’a dalam
keyakinan mereka). Tapi tentu saja do’a aku berbuka puasa tetap seperti
biasa. Allahhuma Lakasumtu, Wabika Aamantu. Hehe .. (silakan dibaca dan
dikomentari yaa, tapi yang menghargai :D)
Hmm.. Sedikit melompat dari kasus yang terjadi di Sampang,
Madura tadi. Kasus yang dikenal baik dengan istilah SARA ini masih menjadi ‘trending
topic’ di kalangan masyarakat Indonesia lho. Mengaca kepada kasus-kasus
kerusuhan yang lalu, yang mana di Cikeusik, Banten terjadi konflik antara
penganut Ahmadiyah dengan warga Banten, beberapa momen lalu, seakan memberikan
gambaran betapa Indonesia kini tengah dilanda dilema besar dalam urusan
menegakkan semboyin Bhinekka Tunggal Ika. Lagi, belum lepas dari ingatan kita
ketika dilema SARA kembali digemborkan oleh sekelompok orang yang ingin dan
berusaha memecah belah harmonisme akbar Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pilkada)
di kota tempat aku tinggal, DKI Jakarta. Banyak kasus yang bisa kita jadikan
kaca mengapa isu SARA ini kian sensitif di beberapa kalangan yang juga sensitif
akan keadaan ini.
Bicara mengenai pilkada, yang santer beredar luas isu SARA
yang sudah menyeret sejumlah pihak oleh pihak Panwaslu beberapa hari lalu,
termasuk Rhoma Irama, membuat aku jadi geleng-geleng kepala. Ckckckck …
Memangnya salah yah kalau kota ini dipimpin oleh umat yang nonis? Ya memang
betul. Tuhan mengharuskan kita untuk memilih pemimpin yang seiman. Tapi ketika kondisinya
kita disini dalam negara yang Bhinekka Tunggal Ika, yang berarti berbeda agama
satu jua, bagaimana? Masalah kan jadi makin panjang. Yang minoritas kan jadi
merasa tersingkirkan. Padahal, mereka juga warga negara Indonesia. Jadi, saya
sendiri kalau disuruh berargumen, siapa saja yang mau maju menjadi pemimpin
dimanapun, selama dapat dipercaya itu tidak salah kok. Malah saya akan
mendukung penuh beliau yang jelas-jelas jujur dan bersih dalam berpemimpin. Hmm…
Tapi kalau sahabat blogger punya pandangan lain, ya silakan saja lah. Kan
perbedaan, ya saling menghargai saja. Hehe … :)
Ooh ayolah
saudaraku semua… Berhentilah membeda-bedakan keyakinan, apalagi samapi berbuat
rusuh. Marilah kita berdamai dan berharmoni dalam satu kewarganegaraan. Kan
kalau kita damai itu terasanya indah. Betul nggak sobat :)
Ingin deh rasanya kalau segala
bentuk kerusuhan (apalagi sampai membawa agama) itu tidak terkabar lagi alias
hilang selamanya dari muka bumi ini. Kita yang melihatnya kan jadi tentrem…
adem… dan ngayem. Hehehehe #apasih . Yang disimpulkan disini, berbuat rusuh
atas dasar perbedaan keyakinan itu sangatlah tidak baik. Haram hukumnyaaa…..
#sambil-menggebrak-meja :D . Aku, selaku pemegang saham terbesar sekaligus
penulis serta pemimpin umum dari blog ini menyatakan ketidak setujuan terhadap
aksi membeda-bedakan keyakinan. Kita semua cinta damai, dan cinta keharmonisan.
Hehehe … Satuju tak yee… Haha :D
Marilah kita bersatu demi
kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) ini sahabat blogger.
Cintailah sesama kita umat Tuhan, karena pada dasarnya kita adalah satu, yaitu
Satu kesatuan.
Sekali lagi, perbedaan itu
menyenangkan ... menyenangkan itu damai ... dan damai itu indah ^ ^
Oh ya note untuk pengkomen
postingan ini… Sekali lagi kutekankan, barangsiapa yang komentarnya dapat
memecah belah antarumat manusia akan langsung dihapus tanpa ampun. Mari kita berkomentar
dengan rasa saling menghargai satu sama lain ^_*
Indahnya perbedaan …