Minggu, 05 Maret 2017

Menebar Cita di Pedalaman Cilamaya.. (Lanjutan Kisahku)

Salam dari Jakarta...

Tergumam, aku terdiam. Sesampai di sekolah yang tak pernah kubayangkan akan kudatangi. Rutinitas sehari-hari yang kutemui berbeda dengan yang aku datangi ini. Begitu jauh, begitu kusam, dan... yah begitulah. Setidaknya perasaan dag-dig yang saya alami sebelum memulai pengajaran perdanaku di Kelas Inspirasi Karawang II.

SDN Cikalong II, sekolah dimana dikelilingi oleh hamparan sawah. Ya... dimana-mana sawah. Di belakang sekolah ya sawah, di kanan sawah, di kirinya pun sawah. Hanya akses masuk gang kecil beralaskan jembatan mengisari sungai besar sebelum masuk sekolah. Disitu... I have to start my day. Mengajar anak-anak yang aku belum tau sifat dan karakternya, karena saat Reuni Akbar beberapa saat lalu kami para relawan sempat 'ditakut-takuti' oleh trainer bahwa ada anak yang nakal dan bandel alias gak bisa dibilangin yang bisa bikin down perasaan ini. Ah... lupakan saja itu.

Memulai Kelas Inspirasi... Opening Ceremony.
Alhamdulillah aku dipercaya rekan Fasil untuk mengawali hari dengan teriakan dan tepuk semangat.

"Mana Semangatmu? Ini semangatku!!"
"Suaranya harus kencang sampai Cikampek, Bali, Papua, kalau perlu Malaysia!!!"
seluruh anak-anak "Wooooww...", ada juga yang tertawa atas ucapanku itu.

Setelah Ice Breaking tersebut, diperkenalkanlah nama-nama kami ke depan murid. Aku, Desta, Tika, Bella, Ayu, Nita, Ivan, Arif, Engkay, Putri, Yudi dan Zee, tak luput dari perkenalan kami satu-persatu. Walaupun di tengah opening ceremony hujan kembali derassss.... tetap semangat??? MASIH DONG. Bahkan aku sempat terkena air hujan deras karena belum selesai dengan Ice-Breakingnya. Hahaha, untung gak sampai sakit saat pulangnya.

Opening Ceremony selesai. Sekarang... ACTIONNYA!!
Ku mulai dari kelas IV. Antusiasmenya bisa dibilang lumayan, namun kurang seheboh kelas-kelas yang saya datangi setelah ini. Presentasiku sebagai Tukang Film (eh salah...) maksudnya Pembuat Film, karena aku bekerja di bidang Multimedia, disamping pengajaran. Ada yang menunjuk satu dua orang, namun kebanyakan mereka shy-shy cat (malu" kucing), yah mungkin ini awal pemanasan aku masuk ke kelas.
The last I do in this case is... menggunakan 'intuisi' ke-guruanku dalam menghadapi anak-anak. 
First time... Aman!!

Kelas IV sudah, kemudian Kelas VI.
Nah... ini nih. Kelas yang diklaim oleh mayoritas Guru di penjuru dunia, sebagai kelas paling tegang. Kenapa disebut kelas paling tegang, karena sesungguhnya mereka tengah mengalami 'pendewasaan' pemikiran. Kasar kata, mulai tau arti dunia sesungguhnya. Jadi cara pengajarannya pun tidak bisa disamakan dengan kelas III atau II apalagi kelas I. Well, intuisi seorang Guru ku pakai kembali dalam kasus ini.
Tampak berbeda, kelas VI ini malah cukup asyik menurutku. Meski tak semeriah yang kuharapkan, setidaknya ada beberapa murid yang asyik mengikuti materiku. Menariknya lagi, dua dari seluruh murid kelas VI memiliki cita-cita yang unik, yakni ingin menjadi Artis. Apa? Ya... Artis. Langsng saja saya praktekkan cara menjalani profesi pembuat film, termasuk dua anak itu. Wah, mereka mengikuti dengan cukup serius.
Second time... Aman!!

Kelas VI sudah, sekarang kelas I dan II.
Preng jeng jreeennnggg!!! Ini dia kelas paling belia setingkat sekolah dasar. Yeaayyy...
Kelas yang mana muridnya masih huhu-haha-haha-hihi, tertawa-tawa gak jelas, grubak-grubuk kesana kemari, ngoceh sana-sini ada aja dan tanpa maksud yang jelas, yaa... itulah kelas I dan kelas II. And... intuisi ke-Guruanku kumunculkan lagi. Ah... sepertinya memang harus ya,
Berbeda dengan kelas sebelumnya, aku mengajarkan profesi sebagai Desainer. Menjadi desainer itu... harus bisa menentukan warna, dan pintar menggambar. Semuanya terlihat antusias, dan plesetan yang aku lontarkan bisa membuat seisi kelas tertawa. Di sela materi, aku juga mengajarkan lagu Dua Mata Saya, sebagai bagian dari pengajaran karena ada praktik menggambar anggota badan dengan busana.

Masih ingat sekali. Dahlia namanya. Siswi kelas I SDN Cikalong II tersebut memajangkan gambarnya di jendela kelas. Aku ambil hasil gambar itu, dan memuji hasil gambarnya. Pemilihan warna yang bagus menjadi 'sniper' andalanku dalam menerangkan materi Desainer ini. Terima kasih Dahlia...
Third time... Lebih dari Aman!!!

Kelas I dan II sudah, terakhir... KELAS V.
Ini kelas yang paling membuatku gak merasa ngantuk seutuhnya. Semuanya antusias, detail bener. Berbeda dengan kelas IV dan kelas VI, kelas yang satu ini luar biasa. Meskipun ketika disuruh maju harus dibujuk dulu, tapi setelah maju... suasana seakan meretakkan dinding bangunan. Pecah sekali...
Kembali aku menerangkan profesi sebagai Pembuat Film, dan ku suruh maju 4 orang. Satu orang kamerawan, satu sutradara, dan dua lagi talentnya. Kehebohan dimulai di sini.

Saat memulai take latihan, aku menggunakan media HP ku sebagai alat kameranya. Yang megang salah satu murid yang kutunjuk, dan dua talent ku arahkan begana, begini, begunu. Tertawa terbahak-bahak tanpa jeda mewarnai kelas ini, ada yang karena salah, sampai yang sengaja untuk salah.. hahahahaa. Tapi perlu diingat, keikutsertaan mereka jangan lantas dinilai yang benernya saja, adakalanya missed-doing yang mereka lakukan, sejatinya hanya untuk mencari perhatian kita sebagai Guru. Nah kita... bisa menimpalinya dengan ikut membercandai, bahkan ikut meledek. Itu dilakukan agar suasana cair dan anak-anak memahami apa yang menjadi salah di sana. Tapi setelah itu bisa langsung dibenahi. Harusnya nak kamu begana, begini, begunu... dan lihat deh. Pasti lebih enak ngajarinnya!
Last time... Aman Sekali!!!

Di akhir sesi kami membuat pesawat terbang yang ditulisi nama dan cita-cita mereka, kemudian diterbangkan. Satu... dua... tiga. Wiiii.... pesawat terbang berkeliarkan kemana-mana, bahkan ada yang mendarat di genangan lumpur, hahaha. Setelah itu, anak-anak menempelkan cita-citanya di Wish Board atau spanduk ala Rombel kita. Dan semuanya selesai... anak-anak riang dan semangat sekali menjalani Kelas Inspirasi Karawang II ini.




The important point is...
Apapun profesi yang kita dapat saat ini, semangatilah mereka yang belum menggapainya. Mereka sudah punya gantungan cita-cita, mau jadi apa sudah terpikirkan oleh mereka. Lalu, tugas kita apa?? Tugas kita... mengawal mereka agar menjadi Generasi Penerus Bangsa! Jangan lelah untuk menjadi penginspirasi, bak matahari yang tak pernah berhenti menyinari semesta. Kejar terus cita-citamu, dengan menimba ilmu sebanyak-banyaknya, karena di atas langit masih ada langit, jadi ilmu tak akan habis dan bahkan terus berkembang. Jangan berhenti belajar ya buat kita semua...

Terakhir, dan ini yang tak kalah penting..
Kebersamaan para relawan yang sejatinya hanya dipertemukan dua kali saja. Yaa... HANYA DUA KALI pertemuan. Namun suasana sudah seperti kawan-kawan DUA Tahun lamanya. Begitu kompak, begitu cair, begitu... menyenangkan. Saling meledek dan saling lempar keceng-kecengan menjadi penghangat suasana kami selama H-1 menuju hari H-nya. Luar biasa.
Tak akan pernah lupa suasana ini, karena entah kapan lagi kita bisa bertemu selengkap ini.
Mungkin, yaa hanya 1% kemungkinan itu, tapi aku tak pernah kosong harapan.











Last but not least...
Jadilah Penginspirasi!!! Itu saja.

*Foto-foto lainnya menyusul