Selasa, 28 Agustus 2012

SARA : Selaraskan Antarumat, Rampungkan Anarkhisme ....


Sobat blogger… Belum dua minggu lebaran usai, lagi-lagi cerita menyedihkan datang dari saudara kita yang kini tertimpa musibah di Sampang, Pulau Madura, beberapa hari lalu sampai sekarang. Kisah tragis yang menerpa penduduk disana bermula dari aksi kerusuhan yang diduga konflik perbedaan keyakinan aliran. Aliran Syi’ah dengan aliran Sunni. Kedua aliran inilah yang konon sudah berkonflik sejak bertahun-tahun lalu. Dan kini, konflik itu kembali mencapai puncaknya ketika salah satu kelompok massa (tidak jelas siapa yang memulai) memprovokasi orang-orang lainnya untuk membuat kerusuhan di permukiman masyarakat Syi’ah, kemarin. Hmm …

Wah wah wah, padahal kan sama-sama satu agama, agama Islam sahabat blogger. Tapi kok masih aja rusuh yaa? Aturannya, kita kan tidak boleh terus-menerus membeda-bedakan keyakinan, karena pastinya bisa berbuntut kerusuhan. Apalagi sesama umat Islam… Harusnya kan bisa hidup berharmoni. But… Now look at your news television. Ckckckck … Pasti bikin sahabat blogger semua geleng-geleng kepala dan tidak bisa memahami apa yang sudah terjadi disana.

sumber : www.tvonenews.tv
Nah, buntut dari kasus ini, lagi-lagi pemerintahlah yang disalahkan. Mainnya pemerintah kan menjaga keharmonisan antarumat beragama di negeri kita yang baru 11 hari merdeka di umur 67 ini (dihitung sampai tanggal postingan ini ada.. Hehe :D). Tetapi kalau kita lihat realitanya, kenapa masih saja ada sekelompok orang yang menyelesaikan masalahnya dengan berbuat rusuh, plus dengan dalih perjuangan agama dari aliran sesat. Padahal kita semua tahu. Kerusuhan tidak akan menyelesaikan segalanya. Yang ada malah kerugian besar baik dari segi materil maupun perikemanusiaan. Setuju gak semua?

Lalu kita semua pasti akan bertanya-tanya. Benarkah aliran Islam Syi’ah itu sesat? Mengapa masih ada saja kekerasan atas nama agama? Kita kan tahu, agama manapun pasti melarang keras sesuatu yang namanya kekerasan. Tak ada alasan,  apalagi dengan dalih memperjuangkan agama. Jika semuanya setuju, mari angkat tangannya anak-anak #eh :P

Okee. Mungkin aku tidak bisa berargumen panjang apakah aliran Islam Syi’ah itu sesat atau tidaknya. Yang bisa menentukan hanyalah Al-Qur’an dan Allah. Setujuuu gaakkk…. :D . Karena eh karena pula, mungkin kita tidak tahu asal-usul dari Syi’ah itu sendiri. Terlebih, masih ada dilema pemikiran alias kontroversi dikalangan petinggi organisasi tertinggi Islam. Hehe.. Ini bukan cerita blang-blong lhoo. Terbukti dalam hasil pencarian searching eyang Google dengan keyword “Syi’ah Sesat?” saat aku menuliskan posting ini. Lagi-lagi, aku tidak dapat dan tidak ingin berlebar panjang mengupas lebih intens apakah mereka termasuk golongan sesat atau bukan. Yang jelas, mereka punya landasan agama, agama Islam. Untuk yang ini, sahabat blogger semua setuju doong :D

Seperti dilansir dari komentar sahabat blogger kita yang bernama Affanibnu dengan blognya “a.i.r” dalam posting aku yang berjudul Perbedaan itu Menyenangkan.

berbicara soal iman memang tiada kata matinya..
semakin diperdebatkan, semakin runcing permasalahan..
tapi semakin ditoleransikan, semakin cerah titik temu..

fanatik? tentu itu boleh saja.. tetapi tidak untuk sebuah keradikalan..
menjadi fanatik bukan berarti serta merta mengesampingkan semua hal, Ustadz merupakan fanatik tetapi bukan sebuah radikal, begitu juga yang lain..

itulah yang dibutuhkan, fanatik dengan toleransi.. bukan fanatik dengan radikalisme..

Ada benarnya juga lho sobat blogger. Adakalanya kita semua terlalu fanatik oleh satu keadaan, sehingga kerap mengesampingkan hal yang disebut minoriti. Nah, pertarungan sengit antara mayoriti dan minoriti ini dituding jadi biang kerok masalah. Sedikit flashback mengenai posting aku yang satu itu, ketika aku bersama teman-teman aku yang lain yang semuanya beragama nonis (Non-Islam) menyantap buka puasa, merekapun ikutan berbuka seperti aku. Meskipun mereka (nonis) memang tidak berpuasa tetapi mereka pun juga mengawali berbuka puasa dengan do’a ala mereka sendiri (do’a dalam keyakinan mereka). Tapi tentu saja do’a aku berbuka puasa tetap seperti biasa. Allahhuma Lakasumtu, Wabika Aamantu. Hehe .. (silakan dibaca dan dikomentari yaa, tapi yang menghargai :D)
 
Hmm.. Sedikit melompat dari kasus yang terjadi di Sampang, Madura tadi. Kasus yang dikenal baik dengan istilah SARA ini masih menjadi ‘trending topic’ di kalangan masyarakat Indonesia lho. Mengaca kepada kasus-kasus kerusuhan yang lalu, yang mana di Cikeusik, Banten terjadi konflik antara penganut Ahmadiyah dengan warga Banten, beberapa momen lalu, seakan memberikan gambaran betapa Indonesia kini tengah dilanda dilema besar dalam urusan menegakkan semboyin Bhinekka Tunggal Ika. Lagi, belum lepas dari ingatan kita ketika dilema SARA kembali digemborkan oleh sekelompok orang yang ingin dan berusaha memecah belah harmonisme akbar Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pilkada) di kota tempat aku tinggal, DKI Jakarta. Banyak kasus yang bisa kita jadikan kaca mengapa isu SARA ini kian sensitif di beberapa kalangan yang juga sensitif akan keadaan ini.

Bicara mengenai pilkada, yang santer beredar luas isu SARA yang sudah menyeret sejumlah pihak oleh pihak Panwaslu beberapa hari lalu, termasuk Rhoma Irama, membuat aku jadi geleng-geleng kepala. Ckckckck … Memangnya salah yah kalau kota ini dipimpin oleh umat yang nonis? Ya memang betul. Tuhan mengharuskan kita untuk memilih pemimpin yang seiman. Tapi ketika kondisinya kita disini dalam negara yang Bhinekka Tunggal Ika, yang berarti berbeda agama satu jua, bagaimana? Masalah kan jadi makin panjang. Yang minoritas kan jadi merasa tersingkirkan. Padahal, mereka juga warga negara Indonesia. Jadi, saya sendiri kalau disuruh berargumen, siapa saja yang mau maju menjadi pemimpin dimanapun, selama dapat dipercaya itu tidak salah kok. Malah saya akan mendukung penuh beliau yang jelas-jelas jujur dan bersih dalam berpemimpin. Hmm… Tapi kalau sahabat blogger punya pandangan lain, ya silakan saja lah. Kan perbedaan, ya saling menghargai saja. Hehe … :)

Ooh ayolah saudaraku semua… Berhentilah membeda-bedakan keyakinan, apalagi samapi berbuat rusuh. Marilah kita berdamai dan berharmoni dalam satu kewarganegaraan. Kan kalau kita damai itu terasanya indah. Betul nggak sobat :)

Ingin deh rasanya kalau segala bentuk kerusuhan (apalagi sampai membawa agama) itu tidak terkabar lagi alias hilang selamanya dari muka bumi ini. Kita yang melihatnya kan jadi tentrem… adem… dan ngayem. Hehehehe #apasih . Yang disimpulkan disini, berbuat rusuh atas dasar perbedaan keyakinan itu sangatlah tidak baik. Haram hukumnyaaa….. #sambil-menggebrak-meja :D . Aku, selaku pemegang saham terbesar sekaligus penulis serta pemimpin umum dari blog ini menyatakan ketidak setujuan terhadap aksi membeda-bedakan keyakinan. Kita semua cinta damai, dan cinta keharmonisan. Hehehe … Satuju tak yee… Haha :D

Marilah kita bersatu demi kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) ini sahabat blogger. Cintailah sesama kita umat Tuhan, karena pada dasarnya kita adalah satu, yaitu Satu kesatuan.


Sekali lagi, perbedaan itu menyenangkan ... menyenangkan itu damai ... dan damai itu indah  ^ ^

Oh ya note untuk pengkomen postingan ini… Sekali lagi kutekankan, barangsiapa yang komentarnya dapat memecah belah antarumat manusia akan langsung dihapus tanpa ampun. Mari kita berkomentar dengan rasa saling menghargai satu sama lain ^_*


Indahnya perbedaan …

29 komentar:

  1. Setuju saya, harusnya perbedaan itu bukan menjadi alasan untuk saling bermusuhan melainnya menyadarkan bahwa kita saling membutuhkan..
    bukankah pelangipun tak indah jika hanya satu warna :D *Sok bijak

    Weh Pertamaxx!! XD

    BalasHapus
  2. wuah, jurnalis berbicara.... nggak mau komen tentang kata-katanya, hehehe

    ohya, GA mu nih, udah kelar...
    http://cerita-ocha.blogspot.com/2012/08/angel-in-your-eyes_28.html
    cek ya, makasih

    BalasHapus
  3. Hanan Muhardiansyah : betul betul betul itu :D
    Masak pelangi warnanya cuma merah aja.. Haha *ngaco :D

    BalasHapus
  4. Rhoshandhayani : Hehe ... sampai gak bisa berkata apa-apa yaa ..
    Hehe jadi malu :D

    Hosiip. Eksekusi. Langsung ke TKP ...

    BalasHapus
  5. propaganda pemersatu yang indah.
    negeri ini memang diguncang intoleransi yang parah. peran pemimpin banyak yang hanya sebagai provokator. semoga keadaan ini tidak berlarut-larut.

    BalasHapus
  6. Era Repormasi...kebablasan bro! semuanya pengen menang dan benar semua!. Pemerintah kita lemah bangetttt, bahkan kebangetaaaaaannn baaangggeettt

    BalasHapus
  7. No komen juga ah.
    Nek aku sih gak percaya yang pemimpin harus sama agama ama kita... hmmm sing penting apik wonge dan jujur hihi~

    BalasHapus
  8. Iya juga sih bung Penho, tapi Pemerintahpun juga kurang berdaya menghadapi ini, karena dari individunya sendiri kirang memiliki rasa kesadaran akan itu .. :(

    BalasHapus
  9. mau komen apa yaa, komen general aja deh :D intinya dimana pak beye dan jajarannya itu untuk kasus2 seperti ini? menurutku sih semua chaos itu ada yang bikin, ada yang sengaja untuk memecah belah umat, sayangnya pemerintah kurang sigap mengatasinya, wani pirooo :D

    BalasHapus
  10. Mbak Nufa : Haha. "Wani Piro" mewabah. Itulah birokrasi Indonesia :D

    BalasHapus
  11. Hidup... Bhineka Tunggal IKa.. Pokoknya perbedaan bukan menjadi alasan untuk tidak bersatu... :)

    BalasHapus
  12. Hidup... Bhineka Tunggal IKa.. Pokoknya perbedaan bukan menjadi alasan untuk tidak bersatu... :)

    BalasHapus
  13. Kita bangsa indonesia ini memang aneh tapi juga unik, satu umat, satu agama bahkan satu aliran saja kadang berbeda keyakinan, sebenarnya kuncinya adalah hormati 4 hak azaz yg ada dalam manusia. it saja
    terima kasih infomya kawan

    BalasHapus
  14. Ironis memang. Kebinekaan yang satu atau satu dalam dunia yang berbeda dan damai sering didengungkan pejabat kini semakin sirna dan jauh dari kenyataan.

    Perlu kerja keras lagi untuk benar benar mewujudkan berbeda tapi satu itu dalam artian yang sebenarnya

    BalasHapus
  15. Chumhienk : Triple SETUJU kawan !!!!! :)

    Penyuluh Perikanan : Yap. Empat asas yang ada di dalam manusia, harus dipahami :)

    BalasHapus
  16. Kang Asep : Kadang usaha keras dari kita belum cukup untuk memulihkan keadaan kalau dari individu mereka tetap berpikir berbeda kang ..

    Intinya sih, samakan dahulu pola pikir mereka akan arti toleransi yang sesungguhnya. Barulah harmoni tercipta..
    Cuma-Saran :)

    BalasHapus
  17. baru aja roma irama kena kasus beginian, eh sampang ikut2an...

    BalasHapus
  18. Devania Annesya : Iya... ckckckck


    Cinta : Asiikkk :D

    BalasHapus
  19. hehe...

    kangen sih sama blogmu... batal jadinya

    BalasHapus
  20. hahaha... gaya pacarannya lucu...

    BalasHapus
  21. Rossa : Aduh ada Ocha....

    #purapuraanteng

    BalasHapus
  22. Ocha : gaya pacarannya siapa nih? :P

    BalasHapus
  23. Akhir" ini emang banyak kerusuhan. Di kota saya juga begitu. Sampai sekarang ga jelas penyebab terjadinya konflik itu apaan. Padahal masih sama-sama orang Indonesia.. -_-'

    BalasHapus
  24. Iya mbak Amalia ...
    Kerusuhan harus segera dihentikan ...

    BalasHapus